putusssss

1K 42 0
                                    

Kini aku tiba di caffe tempat aku dan Reza janjian, disini pula tempat paling nyaman jika aku menunggu Ayah sejak kelas satu SMP hingga kini aku duduk dikelas dua SMA kebetulan caffe nya dekat dengan kampus Ayah bekerja jadi dosenn dan Kak Upi kuliah, disini pula awal dimana aku dan Reza bertemu serta disini pula awal dimana aku dan Reza 'jadian'.
"Aku ngga boleh buang-buang waktu! Kalo Reza udah dateng terus ngambek sama aku? Nggak!" batinku turun dari taxi dan berjalan cepat menuju.. "Nah itu dia!" batinku lagi melihat seseorang disisi ruangan tepatnya meja nomor 21, ya siapa lagi kalo bukan Reza. Udah aku bilang Reza itu ngga pernah telat alias tingkat kedisiplinannya super tinggi secara dia ketua osis di Sekolah ku. Langsung saja aku menghampiri dia.
"Maaf aku telat, kamu udah dari tadi?" tanya ku sambil duduk di hadapan Reza. Aku yakin dengan mimik mukanya yang saat ini dia pasti sudah ngambek..
"Ngga kok aku juga baru dateng" kata Reza
"Oh gitu" kataku sambil menganggukkan kepala
1menit...
2menit...
3menit...
Dan bermenit-menit sudah kita berdiam diri, saling menunduk dan saling bermain gadget satu sama lain. Ntahlah menurutku ini membosankan..
"Sudah ku bilang Reza ngga romantis-_-" batinku

Tiba-tiba Reza membenarkan posisi duduknya dan mulai membuka suara
"Da-ra?" kata Reza, aku yang tertunduk langsung menoleh ke arah Reza dan disabut dengan senyum hangat ditambah lesung dipipi yang bikin orang ngeliat langsung meleleh.
"Ak-u sayang banget sama kamu Ra" kata Reza sambil memegang tanganku. Jujur aku kaget!
"Hemm Za, ngga usah ngomong gitu juga aku tau kali kalo kamu sayang sama aku" kataku balas genggaman Reza
"Tapi Ra, kamu itu terlalu baik buat aku!aku orang yang beruntung banget rasanya bisa milikin kamu" kata Reza, aku merinding.
"aku rasa kita udah ngga ada kecocokan lagi Ra" kata Reza diam sejenak, aku kaget, shock dan rasabya seperti kejatuhan baliho jalanan

"iya, aku mau kita udahan ajah dar" sambung Reza. Duarrrrrr.... sakit.minum.udara.aku ngga sanggup..
"Tapi Za! Apa yg bikin kamu mikir kayak gitu? Apa maksud 'kita udh ngga ada kecocokan lagi?' Kalo barusan kamu bilang sayang ke aku Za!?" kataku dengan nafas terburu-buru "Za.. Fikirin lagi! Barusan kamu bilang kamu sayang banget sama aku! Ini hari jadi kita Za! Kamu tega buat aku galau?!" kataku lagi dengan nada yang lembut, tak terasa air mata menetes.
"Iya Ra, tapi ak-u.. Kamu telalu baik buat aku! Udah jangan nangis, ini keputusan paling benar" kata Reza menghapus air mataku kemudian pergi berlalu namun sebelum semakin jauh kutangkap tangan Reza "KATA KAMU INI KEPUTUSAN PALING BENAR? APA KEPUTUSAN SATU PIHAK DISEBUT BENAR ZA? NGGA USAH BERALASAN BANYAK KALO KAMU EMANG UDAH BOSEN SAMA AKU! NGGA USAH BILANG SAYANG KALO KAMU TEGA GINIIN AKU!" kata ku setengah teriak yang membuat sekelilingku melihat kearah kami. Reza langsung membanting tanganku kemudian pergi.

Kini aku duduk sendirian memasang wajah sedang broken heart dengan mata sembab akibat menangis serta eyeliner yang tadiku pasang berantakan dimana-mana. Tak jarang banyak yang melihat kearah ku dengan tatapan iba.
"Cowok bodoh! Aku benciii! Benciii!!" batinku sambil sesekali memainkan gadget ku menghindari tatapan aneh dari orang-orang yang berlalu lalang

secret admirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang