mencari

423 19 0
                                    

Pagi dihari minggu ini sangat cerah. Aku mengajak Laily, Naura, Priza dan juga Aisye untuk jogging.
Awalnya Laily, Priza dan Naura tidak setuju dengan ide ku untuk mengajak Aisye, namun setelah aku jelaskan akhirnya mereka mengerti.
"Jadi apa salahnya kita nyoba buat bikin Aisye nyaman? Kita udah bertahun-tahun bareng kok.. Ngga mungkin dengan kehadiran Aisye, kita jadi misah. Malah justru nambah temen nambah asyik." kataku waktu hari sabtu.

Kami janjian digerbang masuk GBK, kemudian jogging bersama.
Setelah selesai lari, kami bercerita panjang lebar.
"Jadi gimana? Udah ngabarin Reza?" tanyaku kepada Aisye. Laily, Naura dan Priza menatapku bingung.
"Belum Dar, ngga berani" kata Aisye.
"Tanya mereka deh, sebenernya Reza baik kan?" kataku kepada tiga sahabatku yang bingung.
"Tunggu deh. Aisye, kamu?? Suka sama Reza??" tanya Naura
"Hah serius?" sekarang suara Laily yang terdengar
"Haha masa sih Aisye suka sama Reza? Yaa aku tau Reza ganteng, tapi ngga ada yang lebih bener?" tanya Priza. "Atau jangan-jangan Aisye ngga tau kalo kamuu????" tanyanya lagi dan langsung aku potong ucapan Priza
"Tau kok, Aisye tau kalo aku mantannya Reza, lagian kenapa ngga dicoba aja kan Aisye deketin Reza?" tanyaku.
"Iya sih, oiya denger-denger dia udah ngga deket sama si Naysila lagi tuh.. Lampu ijo buat Aisye dah" kata Laily.
"Oiya, bener tuh.. Coba ajah deketin" kata Naura.
"Temen-temen, ini udah jam sembilan.. Kita pulang yu" kataku.

Sesampainya dirumah, aku langsung mandi dan masuk lagi kekamar berniat merapihkan kamarku yang debunya sudah menebal.
Saat sedang membersihkan meja belajar, tiba-tiba kertas berwarna hijau jatuh.
"Secret admirer?" batinku tersenyum miris. Aku beregas mengambil handphone ku dikasur dan membuka chat lama dari dia.
"Kenapa aku kehilangan banget ya rasanya" batinku "Aku harus nyari dia!" kataku sambil menyelesaikan bersih-bersih.

Dara : hai, apa kabar?

Lama menunggu akhirnya dia membalas

Secret admirer : baik. Kenapa kamu belum memblokir line ku?!

Dara : untuk apa! Aku tidak mau!

Secret admirer : aku kan sangat mengganggumu! Sebaiknya kamu blok saja aku!

Ada rasa bersalah saat aku membaca LINE dari dia.

Dara : aku tidak mau! Aku ingin bertemu kamu! Bisa?

Semenit, dua menit, tiga menit, bermenit-menit kemudian LINE ku sudah tak dibalas lagi.

Sudah lama sekali secret admirer tak membalas LINE dariku, aku semakin khawatir. Ya, walaupun aku belum tau jelas siapa dia, tapi menurutku dia adalah pahlawanku saat hatiku patah karna Reza.

Tepat dua hari yang lalu dia membalas LINE ku secara singkat, dan kemarin aku mencoba menghubunginya lagi namun tak dibalas.
"Sebenarnya apa yang membuat dia menghilang seperti ini?" batinku sambil mengacak-acak rambutku kasar.

"Kemana aku harus nyari dia? Ini sangat menggantung! Aku ngga tau nama asli dia, aku ngga inget siapa dia dimasalalu aku, aku ngga tau muka dia kayak gimana, dan.. dan aku juga belum yakin 100% kalo orang yg aku duga itu beneran dia! Ya Tuhan aku harus apa?? Tolong...." batinku, tak terasa cairan bening menetes mengalir indah dipipiku. Aku yakin aku benar-benar kehilangan secret admirer.
Tiba-tiba aku punya ide bagus.
"Atau besok aku ke caffe lagi lalu aku hampiri orang yang sudah ku duga si secret admirer?" batinku.

Akhirnya aku memutuskan untuk melakukan proses pencarian secret admirer esok hari dicaffe.

Keesokan harinya....

"Kalian mau ikut aku ke caffe?" tanyaku pada teman-temanku.
Mereka menggelengkan kepala, kemudian aku berpamitan untuk pulang duluan.

Dicaffe, tak seperti rabu biasanya. Disini sangat sepi, ntah karna faktot apa.
Aku memutuskan untuk menunggu orang yang selama ini menghilang.
Lima menit aku menunggu.. Caffe malah semakin sepi, aku putuskan untuk menunggu lagi.
Satu jam berakhir,namun suasana caffe masih sama saja. Tiba-tiba bell yang tergantung dipintu caffe berbunyi, menandakan bahwa ada orang yang masuk. Sontak aku langsung melirik kearah pintu, namun yang aku dapatkan hanyalah seorang perempuan yang aku rasa dia adalah mahasiswi kampus.
Kemudian bell berbunyi lagi, lagi-lagi mataku gatal untuk terus melihat siapa orang yang baru datang, kali ini sekali bunyi bell yang masuk banyak sampai aku rak dapat memperhatikan satu-satu.
Aku mulai kecewa dan tidak bersemangat, ternyata sebuah strategi tak selalu berjalan lancar seperti saat kita membuat sekaligus membayangkan strategi yang kita buat.
Aku hampir menyerah, namun saat bell berbunyi aku tidak jadi menyerah, begitu berulang hingga berdurasi satu jam. Iya, aku sudah menunggu kurang lebih satu jam.
Kali ini aku benar-benar menyerah, dan aku memutuskan untuk pulang kerumah. Namun saat hendak berdiri, orang yang sedari tadi aku tunggu pun tiba. Dan tiba-tiba saja perutku mual dan mulas, keringat dingin bercucuran dibagian pelipis dan telapak tangan, suhu diruangan tiba-tiba saja berubah menjadi lebih panas, badanku gemetar hebat saat orang yang sedari tadi aku tunggu melewatiku. Akupun memutar badan melihat kemana dia pergi, dan akhirnya diapun duduk di dua meja kebelakang dari mejaku. Dengan nyali pas-pasan aku memberanikan diri untuk menghampirinya. Kakiku bergetar hebat, badanku mendingin tapi berkeringat. Dan aku sampai didepan dia, berdiri tak jelas. Dia menoleh kearahku dengan tatapan bingung.

"Ada perlu apa?" tanyanya sambil menaruh earphone kelehernya.
"Hemm.. Anuu.. Ee.. Boleh aku duduk disini? Ada yang mau aku obrolin" kataku pelan dan hati-hati.
"Ya--udah, duduk aja" kata nya kemudian memainkan handphonenya.
"Apa kamu secret admirer itu?" tanyaku hati-hati.
"Siapa? Aku? Apa??!" tanyanya bingung.
"Hemm iya, apa kamu secret admirer itu?? Orang yang selama ini main tebak-tebakan sama aku?" tanyaku.

Tiba-tiba saja seseorang menabrakku dari belakang hingga aku kaget.
"Eh maaf.." kata seseorang yang menabrakku tadi. Aku tak menghiraukan nya dan hanya melihat sekilas wajahnya. "Tidak asing.." batinku lalu dia berlalu.
"Astagah.. Jadi tadi cuma hayalan?" batinku yang kembali fokus pada orang yang aku tunggu tadi. Iya, dari tadi aku hanya berkhayal menghampiri dia, namun nyatanya aku masih diposisi berdiriku sedari tadi. Aku duduk lagi, mengurungkan niatku menghampirinya.

Sekilas fikiranku beralih keorang yang menabrakku tadi.
"Oooo jadi dia orang yang wakti itu ngajak aku berantem di halte? Pagi hari sebelum papa meninggal? Lalu, kenapa dia disini? Tapi inikan tempat umum, wajar saja" umpatku mengingat kejadian waktu itu. Fikiran ku tak tenang lagi, ku lirik arlogi dilenganku yang menunjukan pukul setengah lima sore. Aku memutuskan untuk pulang. Aku sengaja pulang melewati si secret admirer dan melihat apa yang dia lakukan dengan handphonenya.
"Dia lagi main COC? Bukan buka LINE? aku fikir dia bukan secret admirer" batinku berlalu.

Aku keluar dari caffe dengan perasaan tak tenang.
"Missi ku mencari dia belum selesai. Aku harus mencari dia lagi!" fikirku.

Malam ini aku buang jauh-jauh fikiranku tentang secret admirer dab fokus pada pelajaran bahasa indonesia karna beson ada test.

Saat sedabg fokus belajar, tiba-tiba handphone ku berdering nada panggilan dari aplikasi LINE.

"secret admirer???????" kataku sedikit terlonjak. Dengan ragu aku menggeser gambar telphone genggam berwarna hijau kearah kanan kemudian ku tempel kan handphoneku ketelinga.

"Hallo Dara?"
"Iya?"
"Bisa kita ketemu??"
" kapan??"
"Besok"
"Oke"
"..."
"Oke deh" kataku lalu segera ditutup oleh nya.

"Ini serius??? Penantianku akhirnya berbuah hasil? Aku ngga mimpikan?" batinku sambil menampar-nampar pipiku pelan.
"Aaaaw.. Bener ini bukan mimpi? Besok aku bakal ketemu si secret admirer itu??" kataku senang.

"Besok?? Bukannya besok hari kamis? Tapi..?? Udah deh biarin" kataku

Secret admirer : besok pulang sekolah dicaffe biasa ya..

Aku mengerti, sabar itu buahnya indah..

secret admirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang