Suara alarm membangunkan aku dari tidur ku. Akupun merapikan kasur dan bergegas kekamar mandi lalu bersiap-siap untuk pergi sekolah. Hari ini aku memutuskan untuk berangkat menggunakan motor yang sudah sangat lama tidak terpakai dan terparkir digarasi.
Setelah selesai bersiap-siap akupun langsung turun ke meja makan, disana hanya ada mama sedang memasak.
"Eh kamu tumben udah rapih?" tanya mama yang masih sibuk menyusun piring ke meja makan.
"Iya ma, nanti aku mau naik motor aja. Bolehkan ma?" kataku sambil membantu mama.
"Boleh, itu tolong ambilkan gelas Ra" kata mama.
"Tere sama Kak Upi belum bangun?" tanyaku sambil menaruh gelas kemeja makan.
"Tere bukannya lagi nonton tivi? Kalo kak Upi sih emang ngga dirumah" kata mama sambil membagikan nasi goreng kepiring yang tadi sudah tersusun.
"Lho? Emang dia kemana?" tanyaku
"Kan dia ada pelatihan dikampusnya" kata mama. "Panggil Tere gih.. Biar cepet dan ngga telat" kata mama lagi.
Aku berjalan kearah ruang tivi dengan malas. Kulihat tivi menyala dan si Tere tertidur disofa. "Kebiasaan ini anak!!" batinku.
"Dek! Bangun!! Ayo sarapan" kataku membangunkan Tere.
"Aku malas sekolah kak" kata Tere tertidur lagi.
"Heh! Jangan malas buruan! Bukannya hari ini kamu masih ulangan?" tanyaku dan Tere langsung bangun dengan sigap.
"Eh iya. Ayo kak" katanya berjalan menuju meja makan.
Dimeja makan semua tenang dan fokus dengan makanannya sendiri.
"Nanti aku naik angkot?" tanya Tere yang telah selesai menghabiskan makanannya.
"Sama aku. Naik motor" kataku lalu menghabiskan nasi goreng yang tinggal satu suap.
"Emang kamu bisa naik motor? Ah aku takut" kata Tere meremehkanku.
"Sial!!" batinku.
"Udah yu dek nanti telat" kataku meraih tas kemudian berpamitan dengan mama.Sudah sedari tadi aku sampai disekolah dan seperti biasanya, kelas sepi. Tapi beberapa menit kemudian seseorang datang dan itu adalah Aisye.
"Hei Dar" sapa Aisye.
"Eh hay.. Tumben dateng pagi?" kataku
"Iya lagi pengen aja hehehe" kata Aisye.
"Mau ikut Dar?" tanya Aisye
"Kemana?" tanyaku
"Jalan-jalan aja. BTW si Reza udah dateng belum ya?" tanya Aisye yang membuat jantungku bekerja tidak normal.
"Emmm aku kurang tau deh. Coba gih kamu liat, aku mau disini aja" kataku sambil mengeluarkan laptop dari tasku.
"Oke dah..." kata Aisye.Aku memulai pagi dihari rabu ini dengan penuh semangat tapi semangatku hilang 0_01% saat Aisye menyebut nama dia. Ya aku tau ini sudah lama berlalu namun, aku masih sensitive jika mendengar nama dia.
Aku memutuskan untuk online dan mulai masuk ke akun facebook.
Disisi sebelah kanan nampak orang-orang yang sedang online, tertangkap sebuah nama dari pengelihatanku .
"Kak Vidi online?" batinku.
Tiba-tiba inbox masuk dari seseorang yang barusan aku sebut.Vidi Dwi Kurniawan : heiii ini masih pagi, kamu sudah online saja. Kamu ngga sekolah?
Dara : hehe belum masuk kak, kaka sendiri ngga kuliah apa?!
Vidi Dwi Kurniawan : nanti siang.
Dara : kaka kuliah di dekat caffe itu?
Vidi Dwi Kurniawan : iya, ada apa? Kamu bisa ke caffe itu nanti?
Dara : gpp. Bisa kak. Kenapa?
Vidi Dwi Kurniawan : oke kaka tunggu jam tiga
Setelah menerima balasan dari Kak Vidi, aku langsung menutup laptopku karna kelas juga sudah dimulai.
"Lho? Sejak kapan kamu sudah ada di sini?" tanyaku.
"Dari tadi aku juga ada disini, ngajak kamu ngobrol. eh kamu malah nyuekin aku dan asyik sama laptop kamu" kata Priza kesal.
"Ih yang bener? Masa aku sejahat itu sih?" kata ku tak percaya.
"Tanya aja deh sama Aisye" kata Priza cemberut
"Iya deh Dar, Priza tuh dari tadi ngomong tapi ngga digubris sama kamu" kata Aisye sambil tertawa
"Maaf ya Priza...... Mau ya maafin aku" kata ku.
"Iya sayang" kata Priza memelukku.
"Ssstttt! Ada bu Resna tuh" kata Aisye.Hari ini ekspektasiku berjalan mulus. Seharusnya jangan cuma rabu doang yang ceria tapi setiap hari.
"Dara hari ini mau langsung pulang atau??" tanya laily.
"Aku mau mampir ke caffe dulu. Mau pada ikut?" tanya ku.
"Ikut.. Dari pada dirumah sendirian, boleh ya Dar??" tanya Laily.
"Boleh ngga yaaa haha" kataku
"Aku deh yang nyetir motor kamu" kata Laily.
"Yailah laily lebay banget sih. Iya ayoo" katakuSesuai perjanjian yang membawa motor menuju caffe adalah Laily. Di gerbang aku dan Laily bertemu Naura yang sedang menunggu jemputan.
"Heii.." kata ku menyapa Naura, Laily pun menghentikan motor.
"Kalian pulang bareng? Mau kemana?" tanya Naura.
"Ke caffe Ra, mau ikut?" tanya Laily sambil membuka helm.
"Haha ngga deh lain kali" kata Naura.
"Hemm sudah kuduga. Haha" kata Laily tertawa.
"Sial. Yaudah gih nanti kalo si Laily nemu jodoh kasih tau aku ya Dar" kata Naura meledek Laily. Aku hanya tertawa mendengar mereka adu mulut.
"Udah deh sono.. Tuh jemputan aku udah dateng" kata Naura.
"Oke deh. Daaah Naura" kataku
"Dah Dar. Hati-hati jangan ngebut Lai" kata Naura berlari kearah mobil jemputannya, dan Laily menyalakan kembali mesin motor.-dicaffe
Caffe sangat ramai dipenuhi mahasiswa kampus.
"Dar apa sih yang bikin kamu seneng banget berlama2 disini?" tanya Laily.
"Suka aja. Disini tempatnya unik" kataku sambil melirik kesana kemari mencari seseorang.
"Nyariin siapa sih?" tanya Laily yang mengikuti arah pandanganku.
"Eh, Hehe ngga ko Lai.." kataku sambil meminum pesananku.
"Boong? Pasti kamu kesini ada tujuan lain?" selidik Laily.
"Hemm iya deh ngaku. Tadinya aku kesini mau ketemuan sama kaka kelas waktu SD. Dia baik banget deh Lai, dia satu-satunya orang yang mau main sama aku padahal waktu itu keadaannya dia kelas 5 dan aku kelas 3" kataku sangat semangat.
"Iya? Cowo apa cewe? Namanya?" tanya Laily yang mulai kepo.
"Cowo. Makanya itu aku salut banget sama dia. Dia satu-satunya cowo yang paling gentle setelah Papa. Kak Vidi, waktu kenaikan kelas dia pergi ninggalin aku karna kerjaan ayahnya pindah. Dulu aku mikirnya dia tuh sama jahatnya sama orang-orang yang nakalin aku waktu itu. Dia ninggalin aku dan ngga ada kabar apapun!! Sampe beberapa minggu yang lalu kita dipertemukan lagi disini.. Dan waktu ith aku masih belum tau kalo itu dia, dan beberapa hari yang lalu dia nge'aad akun facebook dan ngechat aku minta ketemuan disini hari ini" kataku
"Terus? Kok dia belum juga keliatan sih" kata Laily tidak sabar.
"Hemmm mungkin dia masi--" kataku terputus melihat seseorang yang mengenakan kemeja kotak tak dikancing, celana jeans ketat, ransel, dan beberapa buku yang ditumpuk yang diletakkan dilengannya. Seseorang itu sekarang ada dibelakang Laily. Dia kak Vidi, kak Vidi semakin mendekat dan senyumannya tak pernah hilang selalu menghiasi wajah tampannya."Hemm hai, Dara ya?" kata Kak Vidi sambil duduk dikursi yang masih kosong.
"Iya, kak Vidi kan?" tanyaku.
"Hehe emang muka ku berubah ya? Sampai-sampai kamu ngga ngenalin mukaku." kata Kak Vidi.
Aku hanya tersenyum kikuk.
"Hemm oiya kak, kenalin ini temen aku" kataku menunjuk Laily
"Hai.. Laily, temannya Dara" kata Laily sambil mengulurkan tangannya.
"Vidi.." kata kak Vidi membalas uluran tangan Laily sambil mengulum senyum yang sangat manis.Kami mengobrol dengan sangat asyik, sampai ada sebuah LINE masuk.
Secret admirer : kamu cantik hari ini
Aku sangat kaget membaca chat dari secret admirer dan reflek mencari-cari keberadaan nya.
Dara : kamu dimana!
Secret admirer : katanya kamu sudah mengetahuiku????????
Dara : aku lupa mukamu seperti apa!
Saat aku menoleh ke sebelah kiri, aku mendapatinya..
"Nah itu dia!" batinku
Cowo kece yang setiap saat menggantungkan earphonenya dileher dan dengan mimik mukanya yang tengil tapi kece.Secret admirer : sebaiknya kamu pulang. Ini sudah sore!
Dara : kalo mau kamu pulang duluan aja!
Tak ada lagi balasan dari secret admirer.
"Dar kayaknya kita musti pulang karna hari sudah semaki sore" kata Laily.
"Betul kata Laily, kalian pulang saja" kata Kak Vidi.
"Baiklah. Kita pulang ya Kak.. Sampai jumpa lagi" kataku.
"Hati-hati dijalan ya" kata Kak Vidi.Aku berjalan melewati si secret admirer dengan sengaja dan Laily mengikutiku dari belakang.
"Dar Kak Vidi ganteng ya" kata Laily genit.
"Ih Laily genit.... Aku bilangin orangnya ya" kataku sambil memakai helm dan menyalakan mesin motor. Saat hendak menjalankan motor, aku melihat secret admirer juga keluar dari caffe."Hemmmm sudah ku duga!!!" umpatku dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
secret admirer
Random"mati satu tumbuh seribu" itulah yang aku rasa... setelah putus dari nya, ntah mengapa pahlawan itu datang. malaikat tanpa sayap yang siap sedia menjadi obat saat aku sakit, menjadi garam dalam makanan, menjadi gula dalam minuman, menjadi jembatan d...