aku harus apa?

880 28 0
                                    

Pagi ini rasanya berbeda dengan pagi-pagi biasanya, biasanya aku riang sekali jika masuk sekolah dan rasanya ngga pengen ada hari libur. Karna alasannya biar bisa ngeliat Reza terus. Tapi kalo udah kayak gini? Aku harus apa? Nanti kalo aku ketemu dia disekolah gimana? Jujur wajah patah hati ku pasti masih terlihat jelas ditambah mata yang sembab. Kalo orang-orang tau aku putus? Aku harus apa?
"Hey, gadis itu ngga boleh banyak ngelamun pagi-pagi" kata mama membuyarkan lamunanku
"Siapa yang ngelamun mah? Orang Dara lagi ngumpulin nyawa Dara" kataku bohong
"Haha ngga biasanya kamu kayak gini.. Jangan-jangan kamu putus sama Reza ya kemaren?" ledek kak Upi
"Ih apaan sih kak Upi" kata ku kesal "plis deh jangan jadi moodbreaker aku! Pagi-pagi udah bikin aku unmood ajah" batinku
"Hayoo.. Ketahuan..." ledek kak Upi lagi
"Ihh Papa.. Kak Upinya ngeledek mulu tuh" rengekku
"Kak Dara putus sama Kak Reza nih jadinya?" sekarang suara Tere terdengar dari tangga
"Ada suara gaib pemirzahh! Yeh.. Anak kecil sok tau banget sih! Makanya tidur jangan malem-malem! Telat kan jadinya" kataku kesal kepada Tere
"Ih masa Kak Dara kezeeeel haha" kata Tere tertawa disambung Kak Upi juga tertawa
"Apaan sih hari ini bukan jadwalnya ngebully aku tau!!" kataku cemberut.
"Udah ah, udah jam enam, kalian mau terus ngobrol dimeja makan? Papa sih mau berangkat" kata papa bangkit dari duduk nya lalu berpamitan dengan mama.
"Mama Dara berangkat dulu" pamit ku sambil mencium tangan mama
"Tere juga mah"
"Upi juga"

Papa mendaratkan mobilnya tepat di depan gerbang sekolahku. Kulirik arlogi dipergelangan tanganku "baru jam 06:30?" batinku
"Dara sekolah ya pah. Papa hati-hati" kataku mencium tangan Papa
"Iya, belajar yang bener ya" kata Papa
Aku turun dari mobil, sekolah masih sepi, hanya ada daun-daun kering yang berserakkan ditaman sekolah. Mobil Papa dalam hitungan detik sudah melaju dengan cepat.
Aku berjalan menikmati udara sejuk pagi ini. Jarang-jarang aku bisa ngirup udara segar di Jakarta seperti ini. Pagi ini matahari bersembunyi dibalik awan hitam yang sudah menyimpan banyak beban air yang pasti akan ditumpahkan kebumi.
Puukkk "Dara.. Sendirian ajah. Hehe" kata seseorang mengagetkan ku.
"Ish ngagetin ajah nih" kataku kepada Laily temanku sejak SMP.
"Maaf ya, yaelah yang baru dinner masa pagi-pagi udah naik darah ajah" ledek Laily.
"L-A-I-L-Y!!!!!! kamu kan tauu aku udah selesai sama dia! Hiks" kata ku mencubit lengan Laily. Yaps, tadi malam setelah sampai rumah aku langsung menelfon Laily. Aku ngga kuat kalo nanggung masalah itu sendirian, yang ada malah insom jadinya
"Iya deh maaf, udah dong jangan cemberut.. Apa perlu nanti aku cincang dia dikelas?" kata Laily yang berusaha menghiburku.
"Ih apaan sih Lai.. Yaudah deh aku mau kekelas nanti ada persentasi. Aku mau liat dulu bahan persentasi ku udah beres belum" kataku berlalu
"Eh Dar..." teriak Laily sambil sedikit berlari menghampiriku
"Opo meneh toh?" kata ku
"Mau titip salam buat Reza?" tanya Laily ditelinga ku
"L-A-I-L-Y!!!!" teriak ku dan Laily malah kabur

06:45 kelas masih sangat dan amat sepi.
"Hei Dar, kok tumben pagi-pagi udah buka laptop? Biasanya sarapan sama Re---"
"Priza plis jangan bikin aku bete! Kamu ngga maukan aku diemin seharian selama dikelas? Atau saat nanti kelompok kita persentasi?" ancam ku pada Priza, aku lupa Priza, aku, Laily dan Naura adalah teman semasa SMP sampai sekarang kami selalu bersama bagaikan air dan bak mandi *hih
"Iya deh Dar maap.. Yaudah sini.. Puk pukk" kata Priza memelukku.
"Iya Priza aku maafin" kataku membalas pelukkan Priza.

Bel tanda istirahat pun berbunyi.
"Heii Dara, Priza mana?" kata Naura.
"Lagi ketoilet Ra" kataku lemas
"Kenapa sih Dar? Masih mikirin dia apa? Yaelah..." kata Laily
"Heh asal ajah Lai.. Emang kamu kalo putus sama Rio ngga galau apa!" kata Naura.
"Eh Rio? Jadi Laily sama Rio? Hemm ngga ngomong-ngomong deh bete!" kata Priza
"Si Naura ngomongnya ngelantur ajah.. Udah tau aku sama dia baru pdkt" kata Laily galau
"Haha yaudah yuk ke kantin. Kalian ngga pada laper apa?"ajak Priza lalu kami pun ke kantin

"Kalian tau kan film insidious chapter 3 udah showing? Jadi kapan kita mau nonton?" tanya Naura.
"Belum bisa sekarang deh Ra" kataku malas.
"Ih ayo nonton dong sekalian refreshing!!" kata Priza.
"Aku lagi males deh kayaknya, abis pulang sekolah ganti baju, makan, paling masuk lagi ke kamar" kata ku
"Haha lebay banget sih kamu Dar" kata Laily.
"Hehe aku lagi ma--" kataku terhenti melihat sosok tinggi, putih dan mempunyai lesung di pipi berjalan kearah kami. "Re--" kata ku terhenti mengingat perlakuan dia kepada ku kemarin.
"Aku harus apaa??" tanya ku pelan
"Biasa ajah Dar" kata Laily yang ada disebelahku. Rupanya dia mendengar.
Seperti di drama korea yang tayang di RCTI, saat kami berpapasan tak ada sapa, senyum atau sesuatu hal yang biasa kami lakukan 'dulu'.

Tepat 5 langkah setelah berpapasan dengan Reza, aku menoleh ke arah Reza berharap dia menoleh ke arah ku juga lalu memanggil ku "Daraaaa~" tapi nyatanya ngga.
Aku kembali berjalan mengejar teman-temanku yang sudah ada didepan.

"Baru beberapa jam pisah sama aku, perlakuan dia udah berubah kayak giti" kataku melow.
"Itu tandanya dia putusin kamu emang karna udah bosen Dar" kata Priza.
"Iya yaa Za" kataku tersenyum lesu.
"Udah dong... Kamu jangan sedih putus dari dia, itu pertanda dari Tuhan kalo---" kata Naura terpotong.
"Iya Dar, itu pertanda kalo anak SMA ngga boleh pacar-pacaran.. Haha" kata Priza
"Ngarang ajah kamu, terus apa kabar kamu sama Rizal? Hello! Haha" balas Laily
"Yailah Lai, jangan bahas dong.. Wkwk" kata Priza.
"Nih ya Dara sayang, kita-kita kasih tau ke kamu, kamu jangan pernah sedih kalau diputusin dia.. Ya siapa tau Reza emang bukan cowok baik buat nemenin cewek baik kayak kamu?" kata Naura.
"Iya Dar, Tuhan ngga mau Dara cantik jatuh ke pelukkan orang yang salah" kata Laily.
"Nah bener tuh, karna belum tentu yang baik itu jodoh kita. Siapa tau ada orang yang sebenernya dari berabad-abad yang lalu udah nungguin kamu, yang lagi nyari keberadaan kamu? Yang sayang paket komplit sama kamu? Lagian juga kita kan masih sekolah. Udah deh pikirin ajah kalo dia nyenengin. Kalo udah ngga nyenengin ngapain bikin repot?" kata Priza.
"Iya sebelumnya makasih banget lho ya kalian udh mau ngehibur aku, tapi gimana ya aku susah jelasinnya.. Aku bingung nanti aku harus apa didepan dia? Kalo tiba-tiba aku ketemu dia aku harus gimana???" tanya ku kesal.
"Haha yaudah kamu diemin ajah, sama kayak dia nyuekin kamu! Jaman sekarang kaliii jaim lah" kata Laily.
"Oke tapi bantuin aku move on ya" kata ku.
Tiba-tiba notifikasi handphone berbunyi. Tampak Priza mencari letak handphonenya.
"Hehe ada promosi dari indomart di Line aku" kata Priza.
"Ngomong-ngomong soal line, masa ada yang minta banget di add gitu.. udah promosinya lewat kertas yg dikepal-kepal terus dilemparin ke aku.. Abis itu IDnya sok banget secret.." kata ku
"Emang apa nama nya?" tanya Naura.
"Secret admirer" kataku
"Ya coba ajah di add, siapa tau kan cowo yang punya akunnya haha" kaya Priza.

Bell masuk berbunyi, murid-murid pun berhamburan meninggalkan kantin.

"Oke dah Za, Dar.." kata Laily..
"Dah" kata ku.
Saat hendak masuk kelas tiba-tiba ada suara gaib memanggil nama ku
"Daraa~"
Aku menoleh ke sumber suara begitu pun dengan Priza, Laily dan Naura yang mendengar suara gaib tersebut. Aku kaget! Terkejut! Shock... Suara gaib itu suara milik Reza.. Reza!!! Bayangin!!
Inget kata temen-temen dikantin tadi "jaim Daraa" batinku. Tak ada jawaban dari ku, aku hanya menoleh lalu pergi berlalu.

secret admirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang