Deretan huruf-huruf yang membentuk nama mu masih saja disini, tak mau pergi.. Padahal waktu sudah dari tadi berganti-ganti wajah.
"Mungkin dengan bermain handphone bisa menghilangkan bayangan Reza" fikirku.Drrrrtttt.....
Drrrrrtttt.....Secret admirer : "hai.. Sudah dua hari kamu tak datang ke caffe itu? Padahal aku sangat menantikan mu lho Dara"
"Dia siapa sih gombal banget..." kataku geli membaca chat dari si secret admirer.
Dara : "masa sih?"
Secret admirer : "iya deh sumpah kenapa kamu ngga mampir ke caffe?"
Dara : "aku demam. Bagaimana dengan klu selanjutnya? Aku penasaran siapa kamu?!"
Secret admirer : "oke, klu kedua.... Kamu hanya dapat menemuiku dicaffe kemarin"
Dara : "dimana??"
Secret admirer : "caffe tempat kamu menunggu Papa mu.. Tempat kamu berantem sama si pacarmu itu"
Dara : "dimana? Aku ngga ngerti deh"
Secret admirer : "tempat pertama kali kalian ketemu, awal dimana kalian jadian"
Dara : "dicaffe itu? Aku udh ngga mau kecaffe itu! Lagia aku gila kali kalo nanya kesemua orang 'apakah kamu si secret admirer itu?' aku bisa dibilang orang ngga waras"
Secret admirer : "apakah ukuran penasaran kamu sebesar itu? Maka lakukan lah!"
Dara : "hey.. Kamu gila! Aku ngga mau!!""Bisa disangka ngga waras aku kalo ke caffe cuma numpang cari orang" batinku.
Semenit menunggu....
Tak ada kabar....
Aku rasa dia tak lagi membalas LINE ku. Huuuuuffftttt!
"Seperti waktu dia memberitahu klu pertama! Gantung!!!" kataku kesal.~~~~~~~~~~~~~~~~~
Malam ini hujan turun dengan derasnya mengguyur bumi.
Dari tadi pagi aku hanya tergeletak dikasur tak berdaya.
Lagi-lagi aku mengingat kata-kata teman ku, "apa benar Reza menanyaiku? Uh" batinku.Tiba-tiba hanphone ku berdering merdu, aku hampir lompat kaget.
Ku angkat telpon tersebut dengan tergesah-gesah."Halo?"
Deg... Deg... Deg... Suara ini~
"Iya Za, ada perlu apa??" tanyaku berusaha menenangkan diri.
"Kamu kenapa Dar? Kamu sakit apa?" tanyanya dengan suara lembut.
"Aku ngga kenapa-kenapa ko Za, cuma--"
"Cuma apa? Apa ngga masuk sekolah dengan keterangan 'sakit' ngga apa-apa? Hey yang aku tau kemarin kamu masih menunggu Papamu di caffe biasa" katanya.Deg.. Deg.. Deg.. "Apa? Reza tau kalau kemarin aku dicaffe?" batinku
"Dar?" kata Reza.
"Eh hey kenapa Za? Iya pulang dari caffe aku demam" kataku.
"Kok bisa? Sudah makan Dar?" tanyanya.
"Za! Cukup ya, aku mau istirahat.. Aku sudah makan. Sudah ku bilang kamu tak usah datang lagi, atau kalo perlu anggap saja kita tak pernah bertemu" kataku mengakhiri sambungan."Za!!!! Pergi Za!! Aku ngga mau terus terikat sama kamu! Aku mau moveon!" isakku.
~~~~~~~~~~~~~
Pagi ini matahari bersinar cerah, burung-burung berkicau merdu, angin musim gugur bertiup damai.
"Kamu udah sehat apa Dar?" tanya Papa di meja makan.
"Udah sehat ko pah" kataku tersenyum.
"Ya sudah kalian sarapan dulu masih jam enam" kata Mama.
"Aku musti berangkat pagi ma, ada urusan hehe" kataku mencomot roti bakar.
"Mau ngapain sih? Masih pagi kali dek" kata Kak Upi.
"Ada urusan Kak!!!" kataku kesal.
"Ya udah deh Pah, Mah.. Aku berangkat duluan deh" kata ku pamit pada mama dan papa.
"Mau naik apa?" tanya Papa.
"Angkutan umum ajah Pah, udah lama aku ngga naik angkot. Haha.. Dahh semuah" kataku berlalu.Nyatanya realita tak pernah sama seperti ekspetasi.
Ku kira dengan menaiki angkutan umum aku bisa sampai sekolah dengan lebih cepat, tapi nyatanya jam 06:15 aku masih berada dihalte menunggu angkutan umum.
KAMU SEDANG MEMBACA
secret admirer
Casuale"mati satu tumbuh seribu" itulah yang aku rasa... setelah putus dari nya, ntah mengapa pahlawan itu datang. malaikat tanpa sayap yang siap sedia menjadi obat saat aku sakit, menjadi garam dalam makanan, menjadi gula dalam minuman, menjadi jembatan d...