teman baru, mimpi buruk baru

533 27 0
                                    

Sudah hampir seminggu rumah ku masih saja diselimuti duka setelah kepergian Papa. Mama begitu kehilangan sosok pendamping hidupnya begitu pula aku, kak Upi dan juga Tere yg begitu kehilangan seorang pahlawan dihidup kami.

Hari ini aku sudah mulai masuk sekolah kembali karna sudah satu minggu aku tak masuk sekolah.
Pagi ini sarapan sangat tenang sekali tak ada yg bercakap dimeja makan.
"Ehmm Ma, ko makanannya ngga dimakan-makan?" tanyak Tere
"Mama kenyang hehe" kata Mama sambil tertawa garing.
"Ih Ma!! Makan! Mama ngga mau kan kita-kita juga susah makan kaya Mama terus sakit?" kata ku.
"Iya nanti juga makan Dara" kata Mama tersenyum
"Ya udah dek Kak, udah siang nih.. Kita berangkat yu" kata Tere
"Oiya Ma, Kak udah jam enam lewat lima belas.. Nanti aku telat" kataku sambil melirik arlogi didinding.
"Ma kita pamit ya" kata Kak Upi diikuti dengan aku dan Tere.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Mobil yang dikendarai Kak Upi sudah mendarat tepat didepan gerbang sekolahku, terlihat Mang Wawan satpam sekolah sudah mulai menjaga gerbang.
"Yaudah ya Kak, aku sekolah dulu" kataku pamit pada Kak Upi lalu turun dari mobil.
Angin masih sejuk sekali pagi ini, suasana sekolah tampak berbeda sekali setelah seminggu aku tak masuk sekolah.

"Dara..." panggil seseorang dari balik sana. Perlahan aku menoleh ke arah sisumber suara dan alangkah kagetnya aku melihat seseorang yang baru saja memanggilku.
"Reza??? Mau apa?" tanyaku ketus pada Reza yang malah tampak tersenyum melihat aku begitu ketus padanya.
"Sudah baikkan?" tanya Reza
"Hmmm.. Iya, eh Za kayanya aku harus kekelas deh" kataku berjalan dengan cepat menjauhkan Reza.

"Walaupun sedikit demi sedikit aku udah terbiasa tanpa Reza, namun jika Reza terus datang seperti ini... Gelombang Listrik itu akan muncul kembali" batinku

Kelas masih tampak sepi sekali hanya ada aku dan syaroh seorang kutu buku dikelas ku.
Tiba-tiba handphone ku bergetar.
LINE???Secret admirer??

Secret admirer : hei Dara.. Turut berduka cita ya.. Aku yakin kamu cewe kuat kok. Hehe

Dara : iya makasih ya..

Secret admirer : btw aku mau kasih klu ketiga nih.. Hari ini aku ada dicaffe.

Dara : meja nomor berapa?

Secret admirer : tebak dong..

Dara : kamu bener-bener gila!!!

Tak ada lagi jawaban, sama seperti biasa. Setelah memberi klu pasti saja menghilang..

"Dara?? Udah masuk nih?heheih kangen dehhh" kata Laili.
"Duh aku juga kangen sama kamu" kataku tertawa.
"Ngomong-ngomong Priza kemana?" tanya Laili
"Ntahlah.. Eh sana gih balik udah mau bell" kataku mengusir Laili secara halus.
"Oke aku diusir.." kata Laili pura-pura ngambek.
"Haha bercanda kali.. Eh itu Naura" kataku menunjuk kearah luar jendela. Naura pun menghampiri kami
"Iiiiihhhh Dara udah masuk??? Kangeuuuun" kata Naura mencubit pipiku.
"Eh iya hehe" kataku tersenyum
"Dar, si Priza ngga masuk tuh gara-gara sakit" kata Naura .
"Yah aku jomblo dong duduk sendirian" kataku lalu semua tertawa.

Bell masuk berbunyi nyaring, semua murid berjalan malas memasuki kelasnya masing-masing.
"Dah Dar... Kita masuk dulu" kata Naura dan Laili pamit.
"Sampe ketemu di jam istirahat geng" kata ku melambai tangan.

Teman-teman dikelas antusias menyambut ku, beberapa mengucapkan ungkapan bela sungkawa.

Semua berjalan seperti sedia kala, justru banyak yang berubah menjadi lebih care padaku. Bu ipung selaku wali kelas ku masuk ke kelas, semua hening...
"Iya anak-anak, sekarang pelajaran ibu bukan?" kata bu Ipung semua diam, hening karna kebingungan. Siapa yang ngga bingung? Dijadwal pelajaran sekarang ini jam pelajaran matematika bukan pelajaran sejarah. Dan yang lebih parahnya lagi hari ini ngga ada pelajaran sejarah, otomatis kita semua ngga bawa pelajaran sejarah. Peraturan di jam pelajaran bu Ipung itu jika satu anak tidak membawa buku mata pelajarannya otomatis sekelas tidak mengikuti mata pelajarannya hari itu.
Ku coba menoleh ke samping melihat ekspresi teman-teman sekelas ku yang begitu tegang dan ketakutan, aku terkikik pelan.
Suasana hening pecah setelah ketukan pintu berbunyi.
Tok..
   Tok..
      Tok..
Semua mata tertuju ke arah pintu.
"Hehe bercanda kok.. Sekarang pelajaran matematika, betul? Iya berhubung bu Rina sedang tidak hadir makanya ibu mengisi kekosongan beliau dengan memperkenal kan seseorang yang ada dibalik pintu" kata bu Ipung sambil berjalan kearah pintu dan membuka pintu "silahkan masuk Aisye" kata bu Ipung lagi.
Seseorang dengan berambut sepundak terurai indah berwarna hitam pekat, kulit berwarna putih pucat, mata yang agak lebar juga alis yang tebal, dengan menggunakan rok sedengkul dan tas ransel berwarna dongker ditambah kaos kaki sependek mata kaki dan snikers berwarna hitam-dongker berjalan memasuki kelas. Semua mata terpanah ke arah anak baru itu.
"Silahkan aisye, anda bisa perkenalkan diri" kata Bu Ipung.
Sosok yang disebut Aisye tersenyum ramah.
"Hai guys, namaku Aisye putri cantika kalian panggil aku Aisye aja. Hehe" kata Aisye sambil menyunggikan senyum di bibirnya hingga membuat mata lebarnya berkerut. "Hemmm aku pindahan dari bekasi, dan semoga kita semua bisa jadi teman baik. Terimakasih" kata Aisye lagi.
"Oke Aisye. Hemm anak-anak kalau mau tanya-tanya, nanti ya selesai pelajaran.oke Aisye, kamu bisa duduk di...(?) disebelah Dara" kata Bu Ipung.
"Hemm tapi bu, disini ada Priza" kata ku.
"Oke deh bu aku duduk dibelakangnya dia ajah" kata Aisye.
"Oke sekiranya tak ada masalah dengan tempat duduk ya? Ibu bisa pergi karna ada jam di kelas 10. Oke anak-anak, jangan ada yang berisik dan kerjakan tugas yang guru piket kasih! Nanti pulang sekolah dikumpulkan!" kata Bu Ipung.

secret admirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang