menghilang

426 22 0
                                        

Satu bulan yang lalu aku bertemu kak Vidi, satu bulan itu juga aku banyak menghabiskan waktu bersama kak Vidi. Namun satu bulan ini aku tak mendapatkan kabar dari secret admirer. Dia menghilang, ntah kemana. Terakhir kali LINE yang ku dapat darinya waktu aku bersama Kak Vidi dan Laily di caffe.
"Jujur aku kehilangan banget sih sama gangguan-gangguan dari dia. Dia kemana ya?" batinku.
Tiba-tiba suara fals terdengar kencang memanggil namaku.
"Dara!!!" teriakan itu membuyarkan lamunanku.
Seseoeang menyenggol lenganku untuk menyadarkan ku.
"Kenapa?" tanyaku polos.
"Dara!!!" sekali lagi suara fals itu terdengar sangat nyaring dan itu menyadarkanku bahwa suara itu adalah suara milik Bu Tari.
"Dara!!! Apa yang ada difikiranmu? Sepanjang pelajaran saya kamu terlihat melamun terus. Kamu kenapa? Ada masalah?" kata Bu Tari.
"Ehh.. Emm.. E... Ngga kok Bu saya ngga kenapa-kenapa. Saya minta maaf" kataku

Lalu semua berjalan normal kembali.
Bell istirahat berbunyi, pelajara Bu Tari pun berakhir.

"Emmm kenapa Dar? Kok dari tadi bengong mulu?" tanya Priza mengagetkanku.
"Eh ngga ko Za, kita mau kekantin?" tanyaku.
Terlihat dari jendela ada Laily dan Naura yang sudah menunggu, aku dan Priza pun keluar kelas menghampiri Laily dan Naura.

"Gimana nih kabarnya Kak Vidi?" tanya Laily.
"Kak Vidi siapa?" tanya Naura dan Priza berbarengan.
"Emang mereka ngga tau Dar?" tanya Laily kemudian aku menggeleng.
"Jadi Kak Vidi itu gebetannya Dara waktu SD" kata Laily yang mengarang cerita
"Ngga, si Laily ngarang. Kita cuman adik kaka doang" kataku
"Berarti aku boleh ndeketin dia?" tanya Laily serius.
"Sok atu silahkan haha" kataku.
"Dar dari tadi pagi kamu melamun ajah ada apasih?" tanya Priza tiba-tiba.
"Hemmmm..."
"Jujur Dar!!!" kata Priza memoting pembicaraanku.
"Iya deh aku ngaku, aku lagi mikirin si secret admirer dia udah sebulan menghilang" kataku lesu.
"Mungkin sekolah dia masih ujian kenaikan kelas kali, jadi dia ngga mainan hape dan fokus sama ujian" kata Naura
Benar juga ya, siapa tau aja apa yang Naura bilang ada benernya.

"Emm apa mungkin?" tanyaku ragu.
"Ya siapa tau.. Orang sekolahan Rizal aja masih ujian kok" kata Priza.
"Heuuum Rizal lagii.." kata Laily meledek Priza.
"Tapi emang kenapa sih sama si SA itu? Kok kayaknya dia penting banget? Sampe Kak Vidi yang ganteng ngga kamu hirauin" kata Laily dengan mimik bingung.
"Iya Dar, dia kan orang yang udah neror kamu. Kenapa masih dipikirin?" tanya Naura.
"Adub aku lupa nih ngasih tau ke kalian, makanya kalian ngga nyambung... Jadi aku udah tau siapa secret admirer yang udah neror aku selama ini. Ya tapi masih prediksi doang" kataku
"Hah serius? Kamu bisa tau dari mana?" tanya Priza
"Ya aku nebak-nebak aja" kataku.
"Ganteng? Baik? Terus dia gimana?" tanya Laily.
"Ya namanya cowo pasti ganteng. Ya sementara ini sih dia masih belum ngaku. Tapi sebentar lagi aku bakal nangkep basah dia" kataku.

Hari berganti hari, secret admirer tak juga memberi kabar.
Hari ini hari rabu, aku ingat klu ketiga yang dia berikan. "Bahwa dia dapat ditemui pada hari rabu saja"
Aku memutuskan untuk mampir ke caffe pulang sekolah ini.

Dara : hei kamu yang membuat permainan ini, tapi kamu sendiri yang menyerah. Payah!

Satu menit aku menunggu, namun tak ada balasan dari dia.

Dara : kamu sudah satu bulan menghilang. Kamu tidak merindukan aku? Apa kah hari ini kamu ke caffe? Aku ada dicaffe.

Tak juga dia membalas LINEku.

"Aku sudab tidak sabar! Aku harus menemuinya!" batinku.
Mataku menyapu habis pemandangan yang ada didalam caffe ini, namun aku tak juga menemukan laki-laki itu.
"Dia kemana?" batinku khawatir.

LINE masuk, ntah mengapa aku bingung dengan responku. Hanya dengan mendapatkan balasan darinya aku sangat senang.

Secret admirer : aku sudab tidak dapat melanjutkan permainan ini.

Sontak ekspresiku berganti dari senyum tak karua menjadi takberekspresi.
Jantungku tiba-tiba serasa copot, dadakh tiba-tiba saja sesak, nafas ku tak terkendali.
"Ada apa ini? Mengapa dengan dia?" batinku.

Dara : kamu tidak bisa seenaknya menyudahi semua yang telah terjadi ini! Aku ngga mau mengakhiri permainan ini sebelum aku tau kamu siapa!

Secret admirer : anggap saja aku tak pernah mengganggu mu

Dara : tapi kenapa?

Semenit berlalu, tak ada balasan dari dia.

Dara : hey jawab aku! Kamu cowo pengecut! Cowo setan! Ketuk pintu sembunyi tangan!

Aku tak lagi medapatkan balasan darinya, aku sudah kehilangan dia....

Hari berganti begitu cepat. Entah mengapa setelah berhari-hari secret admirer menghilang, seperti ada sesuatu juga yang menghilang. Tidak ada yang menggombaliku lagi, tidak ada yang menggangguku lagi, rasanya ini menyedihkan sekali. Aku pernah menjadi orang yang paling jahat, mengabaikan dia begitu saja. Rasanya aku sadar bahwa aku sudah terbiasa digangguin dia bahkan saat dia menghilang aku adalah orang yang paling kehilangan.

Pagi ini aku berangkat bersama Kak Upi dan Tere menaiki mobil. Awalnya aku tidak mau, tapi hujan tiba-tiba saja mengguyur kota jakarta.

Kak Upi mengantarkan aku tepat dihalaman sekolah agar aku tidak tekena hujan, aku berpamitan dengan Kak Upi lalu berlalu.

Kelas sangat sepi sekali, ini sudah kesekian kalinya aku berangkat pagi sekali.
Tiba-tiba saja Aisye masuk kekelas dengan wajah yang aku sendiri susah mengartikannya.
Aisye berjalan melewati barisan duduknya dan memilih dudum dipojok sana. Tak ada sapa ataupun senyuman dari Aisye
"Tumben banget" kataku pelan. Kemudian Aisye pergi meninggalkan aku sendirian.

Selang beberapa menit kemudian Priza datang dan kelas masih sangat sepi.
"Hei Dara. Pagi banget kamu datengnya" kata Priza melepaskan sweater yang ia kenakan.
"Iya nih. Oiya Za, aku mau cerita sesuatu" kataku pelan.
"Ada apa?" tanya Priza duduk dan agak mendekat kan telingannya ke arahku.
"Liat deh, si Aisye duduk disana" kataku masih dengan suara pelan sambil menunjukkan Priza tasnya Aisye.
"Oiya, aku baru sadar. Emangnya kenapa ya?" tanya Priza
"Aku juga ngga tau, tapi kayaknya dia lagi bad mood gitu, soalnya biasanya si Aisye kalo dateng senyum, abis itu nyapa aku, ngajak aku cari sarapan dikantin. Tapi barusan???? Dia dingin banget. Aku takut deh Za" kataku
"Mungkin dia lagi ada masalah dirumahnya.." kata Priza mengentengkan masalah.
"Masalah rumah apa iya sampe harus ngejauhin temen depan bangkunya?" kataku heran.

Pagi itu berlalu, bunyi bell istirahat berpadu dengan suara percikan air hujan dan gemuruh dari langit.
Aku memutuskan untuk tidak beristirahat dikantin dan menghampuri Aisye, bermaksud menanyakan keanehan sikapnya kepada ku pagi ini.

Priza sudah keluar kelas, Kelas sepi..Aku menghampiri Aisye yang terlihat sedang memainka iphonenya, kemudian aku memutar bangku yang ada didepan meja Aisye. Terlihat Aisye sedikit menggerakkan badannya kemudian menoleh ke arah ku.
"Euumm hai Aisye.. Kamu kenapa?" kataku sangat berhati-hati.
Aisye diam dan malah membuang muka.

"Aisye???? Kamu kenapa? Ada masalah?" tanyaku tak sabar.
"Aisye?? Aku bener-bener ngga enak lho dicuekin kayak gini. Biasanya kamu ramah banget" kata ku. Aisye menoleh lagi kearahku, kemudian dia menangis, aku jadi makin bingung dan panik.
"Eh eh Aisye.. Kamu kenapa? Jawab..." kataku panik.
"Dara! Kenapa sih kamu ada disini?!" tiba-tiba Aisye menyentak aku dan membuat aku kaget.
"Apa?" kataku kaget
"Iya, aku bingung sama kamu, kenapa kamu masih mau nemuin aku.. Aku jahat banget sama kamu! Tapi kamu masih ajah disini nemuin aku! Aku maluu" kata Aisye.
"Hah? Kamu ngomong apasih aku ngga ngerti!" kataku.
"Iya Dar, kamu kan orang yang selama ini aku ajak curhat tentang Reza, dan kemarin aku baru tau kalo kamu ternyata mantannya Reza. Aku malu Dar, aku bener-bener ngga enak sama kamu.. Aku orang paling jahat, saat kamu disakitin Reza aku malah nambah nyakitin kamu" kata Aisye.
"Yaampun Aisye, jadi itu??? Haha udah kali, aku ngga begitu mikirin iti. Awalnya pas aku tau kamu suka sama Reza ya aku agak sakit sih. Tapi, aku sadar bahwa aku sama dia udah ngga ada apa-apa lagi. Aku udah ngga ada hak buat marah sama orang yang punya perasaan ke Reza. Semua orang berhak punya perasaan kali.. Jadi, kamu jangan pernah mikir kalo aku bakal marah sama kamu.." kataku. " jadi ini yang buat Aisye jauhin aku.. Ini saatnya aku relain Reza 100%" batinku.
"Tapi Dar..."
"Udah deh.. Hhhmmmm atau kamu butuh bantuan aku buat deket sama Reza??" tanyaku. Aisye mulai memasang mimik sepertu sediakala.
"Nih aku kasihi nomor hape dia, pin bb dia, sama LINE dia" kataku.
"Dara.. Hemm ini?? Ini ngga apa-apa?" tanya Aisye dengan nada berat hati.
"Yailah, aku sama dia itu massanya udah abis, udah selesai" kataku lagi.

Satu masalah selesai...

secret admirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang