18. TANPA HATI (END)

2.1K 158 37
                                    

NARUTO BELONG TO PAK MASASHI KISHIMOTO.

Warning:
Cerita ini hanya imajinasi penulis!

Alur cerita akan maju-mundur jadi mohon dibaca dengan seksama...

KOKORONASHI

~~~

Sehebat apapun Sasuke, Hinata tetap tidak ingin mengambil resiko gila itu. Sasuke mungkin saja menang tapi lelaki itu juga mungkin kehabisan banyak chakra atau terluka parah, dan Hinata tidak mau melihat Sasuke dengan keadaan seperti itu setelah lama mereka tidak bertemu.

~~~

Hiasi masih menatap Sasuke yang juga menatapnya tak gentar, Hiasi bisa saja mengabulkan apa yang pemuda itu minta, menyuruh semua anggota klan Hyuuga untuk melawannya, mengingat betapa tinggi harga diri pemuda di depannya ini, ia sepertinya tidak akan dengan mudah untuk menyerah dan bisa dipastikan ia akan melakukan apa saja untuk mendapatkan apa yang ia inginkan selain dengan memohon.

Setelah mempertimbangkan akan banyak hal, terutama melihat ekspresi wajah Hinata yang lebih tegang dibandingkan Sasuke akhirnya Hiasi tidak punya pilihan lain.

"Hinata, ajak Sasuke masuk," perintah Hiasi.

Mengabaikan semua keterkejutan yang terlihat dari setiap wajah yang ada di sana, Hiasi akhirnya lebih dahulu keluar dari lapangan yang mereka gunakan untuk berkelahi sedari tadi, beberapa anggota klan yang lain juga ikut mengundurkan diri dari sana.

"Jadi...," Hanabi mengalihkan tatapannya ke arah pasangan tersebut, ia berjalan mendekat sambil menatap keduanya dengan alis terangkat penasaran.

"Akan aku ceritakan nanti Hanabi-Chan, Otou-sama sekarang sedang menunggu kita," balas Hinata sambil tersenyum canggung terutama saat tatapan adiknya terarah padanya dengan penuh selidik.

"Berhentilah mengorbankan dirimu," ucap Sasuke tiba-tiba, menarik perhatian Hinata dengan begitu cepat.

"Apa?" Hinata menatap padanya bingung.

"Saat itu, saat kau melempar dirimu sebagai tameng,"

Hinata kembali mengingatnya, saat dimana rasa takut tiba-tiba saja menghampirinya, takut kehilangaan Sasuke dan tanpa sadar tubuhnya sudah berada di depan Sasuke.

"Apa aku bisa meminta hal yang sama?" Balas Hinata, ia menunggu jawaban Sasuke sambil menatapnya tanpa berkedip, melihat bagaimana ekspresi Sasuke yang hanya sedikit mengalami perubahan, bagaimana rahang lelaki itu menegang sedikit, atau saat ia berdesis pelan tanpa sadar.

"Jangan gila," ucap Sasuke kemudian, tatapannya menghujam Hinata begitu tajam.

"Tepat sekali, itu jawabanku," balas Hinata sambil terkekeh karena raut wajah Sasuke kala itu.

"Hinata, untuk itulah aku mempertaruhkan nyawaku tadi," Tatapan Sasuke melembut.

"Jangan mempertaruhkan nyawamu, Sasuke." Tatapan keduanya saling beradu, entah keberanian dari mana saat tangan Hinata terangkat dan mengusap wajah sebelah kiri Sasuke.

"Cukup tadi kamu melakukan hal seperti itu," lanjut Hinata, tangannya masih berada pada posisi yang sama.

"Karena setelah ini, aku ingin bertarung di sampingmu bukan di belakangmu," ucapnya bersamaan dengan ukiran senyuman manis yang muncul di wajahnya.

Sasuke terpaku, ia masih menatap Hinata dalam diam, senyuman dan perkataan gadis itu membuatnya tak berkutik, apalagi apa yang Hinata katakan membawa kehangatan sendiri untuk hatinya.

KokoronashiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang