TeNgiL 14 : Ujian

6.8K 749 68
                                    

Happy reading
.
.
.
.
.
.
.

Gulf mendengus kesal melihat siapa teman satu tempat duduknya. Mew dan Gulf satu ruangan ujian, katanya Ipa dan Ips di acak agar kejadian tahun lalu tidak terulang.

Walaupun ujian semester pertama mereka tetap harus waspada. Karena per kelas itu 40 siswa jadi setiap kelas di bagi menjadi 2. Satu kelas terdiri dari 20 anak IPA dan 20 anak IPS, kebetulan Mew dan Gulf satu ruangan. Karena Gulf berada di IPS 1 dan Mew berada di IPA 1, Kelas yang dulu heboh sekarang hanya sedikit karena si anak rusuh dan di anak kalem di satukan.

"Selamat pagi anak-anak."

"Pagi pak!" ujar mereka serentak,

"Pak saya mau tanya dong." Gulf mengangkat tangannya membuat Gulf menjadi pusat perhatian satu kelas.

"Sebelum kamu bertanya bapak mau meluruskan, Kepala sekolah yang memerintah kan kalian untuk di acak jadi bila ingin protes langsung saja ke kepala sekolah." Gulf mendengus kesal, walaupun dirinya satu kelas dengan teman-teman nya tapi tidak seru bila di bagi dua seperti ini lebih enak satu kelas.

"Pak Yang bening ada di kelas sebelah gimana sih si bapa, disini butek pak saya liat." Gulf protes membuat si bapak guru menggelengkan kepala.

"Biar kamu ketularan pinternya anak IPA Gulf, jangan di kira bapa tidak tau kamu selalu menyontek dengan teman-teman mu!" Gulf mendelik sebal, Gulf yakin bukan hanya dirinya yang sering menyontek tapi yang lain juga pasti sering.

"Saya udah pinter kok pak," ujar Gulf dengan percaya diri membuat gun yang berada di belakangnya langsung menggeplak kepala Gulf. Teman Gulf ada semua kecuali mild dia berada di ruangan sebelah dan Gulf sangat kesal karena sumber contekan itu ada di mild.

Gulf duduk dengan anak Ipa dan Gulf mendengus melihat pemandangan Mew yang sedang di dekati oleh Dua bibit pelakor nya. Bangku Mew dan bangku Min depan belakang seperti milik Gulf dan Gun jadi min bisa leluasa mengobrol dengan Mew.

"PAK KELAS IPA SATU GAK PUNYA KIPAS APA GIMANA, PANAS BANGET INI PAK!!" Gulf berucap dengan nada yang cukup kencang sambil mengibaskan tangannya. Mew yang mengerti maksud Gulf langsung menyuruh min melihat kedepan, Mew kembali fokus pada bukunya.

"Sia brandalan bisa-bisa nya ngehina Ipa satu di depan," ujar salah satu teman satu kelas Mew yang sudah mulai kesal dengan kelakuan Gulf. "Nama doang berkelas isinya kagak ada, noh liat ke kelas gue Kipas ada berapa biji mau gue sumbangin satu gak?" Semakin di tantang Gulf akan semakin menjadi.

"Sudah-sudah, Gulf jangan merusuh kamu," ujar bapa guru yang mulai kesal dengan kelakuan Gulf. "Panas atuh pak kelas nya, masa saya harus kipas-kipas terus pake buku." Protes Gulf lagi membuat gun mendengus. "Syukuri apa yang ada Gulf, jangan ngulur waktu pak buruan bagiin aja!" Kesal gun karena Gulf bapa guru belum membagikan kertas ujian.

Gulf mendengus dengan diam, tidak asik Gulf tidak suka keheningan. Bapa guru mulai membagikan kertas ujian Gulf semakin kesal karena ada beberapa pertanyaan yang tidak dirinya mengerti. "Gue kan semalem udah belajar masa ilang lagi sih!" umpatnya kesal saat lupa materi yang di pelajari semalam.

"Selamat mengerjakan anak-anak."

*

Bel istirahat berbunyi membuat beberapa anak kelas Gulf rusuh karena belum selesai menjawab soal. "Hadeh gak ada bedanya ini mah IPS tetep rusuh," ujar bapa guru pasrah melihat kelakuan anak muridnya.

TeNgiL (Terbit) END✓ Pdf VerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang