TeNgiL 52 : Skripsi

4.6K 530 30
                                    

Happy reading
.
.
.
.
.
.
.

"Sttt... Udah dong sayang Jangan nangis terus mungkin Dosennya Lagi ada masalah jadi gitu, Aa bantuin ya." Mew mengelus rambut Gulf yang daritadi menangis di pangkuan Mew.

Mereka sudah memasuki perjuangan akhir dari dunia perkuliahan yaitu Skripsi, Gulf sih yang benar-benar berjuang karena Gulf masuk ke universitas tidak menggunakan jalur beasiswa berbeda dengan Mew.

Mew sudah selesai Skripsi bahkan sekali lihat Dosennya tidak menolak skripsi milik Mew karena benar-benar sempurna.

Gulf beberapa kali terkena Tolak dan makian dosen mengujinya, Padahal Gulf sudah berusaha sebisanya dan semampu dirinya tapi mungkin Dosen tidak puas dengan hasil yang Gulf berikan.

"Punya Adek di tolak berkali-kali Aa, Aa tau kan Adek ngerjainnya sampe lupa waktu kadang Lupa urus Ale Tapi dosennya bahkan gak kasih apresiasi sama sekali bilang Adek Lalai lah, Adek gak serius lah padahal perjuangan adek menguras waktu hiks..."

Yang membuat Gulf menangis adalah Bahan skripsi nya di lempar ke arah wajah Gulf dengan kasar lalu cacian dan makian gulf terima, untuk penolaknya yang pertama dan kedua Gulf tidak menangis mencoba untuk memperbaikinya tapi saat skripsi yang kali ini Gulf tidak tahan lagi.

"Sttt... Udah jangan nangis nanti Adek pusing lagi," ujar Mew mengelus rambut Gulf yang basah karena keringat, Mengelus punggung Gulf lembut.

"Adek hebat kok, Adek Bisa lebih dari ini Jangan sedih adek tunjukin sama dosen pembimbing adek kalau Adek bisa lebih dari ini, besok Aa bantu Kerjain ya? Udah jangan nangis nanti Adek sakit Kebanyakan nangis." suara Mew terlampau lembut membuat tangisan Gulf mulai mereda tersisa Isakan saja.

"Dyy, Pii?" Mew menoleh ke arah Alendra yang berdiri di samping kursi Mew, Mew menepuk keningnya.

Daritadi dirinya lupa bahwa Alendra ada disana menyaksikan bagaimana Gulf menangis dengan kesal hingga Mew membawanya dengan di gendong.

Alendra menarik ujung kemeja yang di pakai oleh Gulf membuat Gulf menoleh tapi pipinya masih bersandar.

"Pii? No~," ujarnya membuat Gulf terkekeh lalu menegakkan tubuhnya membuka cela antara tubuhnya dengan tubuh Mew.

Mengambil Alendra dan mendudukkan Alendra di antara dirinya dan Mew, yang pasti masih dalam pangkuan Mew.

Mew terkekeh mengelus rambut Alendra pelan, posisi Alendra berhadapan dengan Gulf membelakangi Mew.

Alendra menatap Gulf dengan sedih berusaha meraih wajah Gulf, Gulf yang mengerti mulai menundukan wajahnya.

Alendra mengusap pipi Gulf seperti paham bahwa Gulf baru saja menangis, Lalu Alendra mengecup wajah sang Papi berulang-ulang.

Hal itu membuat Gulf terkejut kemudian terkekeh pelan, Alendra sudah paham dengan situasi orang tua nya.

"Tuh sayang Lihat, Alendra aja gak suka liat papi nya nangis apalagi Aa..." Mew mengelus rambut Gulf membuat Gulf mendonggak menatap Mew.

Mew menangkup wajah Gulf dan mengelus kedua pipi Gulf lembut, "Semua ada proses nya sayang gak semua hal begitu aja jadi, Adek mungkin kesel karena liat Aa sekali bisa Semua orang punya potensi nya masing-masing, bukan berarti Aa lebih unggul sedangkan Adek gak, berjuang sayang semua butuh perjuangan." Mew memberikan Gulf nasihat agar tidak selalu merasa dirinya kurang.

TeNgiL (Terbit) END✓ Pdf VerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang