TeNgiL 29 : Gagal

6.8K 681 179
                                    

Happy reading
.
.
.
.
.
.
.

Mew menuntun Gulf ke arah Kelasnya dengan satu tangan di masukan ke dalam saku celana miliknya, Gulf pun hanya pasrah mengikuti Mew. Setelah tiga hari meliburkan diri Mew maupun Gulf segera kembali kesekolah karena sebentar lagi menjelang ujian.

Mew berhenti di depan kelas Gulf dan menatap Gulf intens, "Inget Ucapan gue ya bacan, Semua akan baik-baik aja Lo hanya perlu ikuti alurnya." Gulf mengangguk Mew mengusak rambut Gulf sebentar lalu beranjak pergi dari depan kelas Gulf.

Gulf menghela napas lelah kemudian masuk ke dalam kelas segera ada tatapan aneh dan bingung dari semua teman sekelasnya. "Gulf, May kira kamu udah Meninggoy soalnya gak ada kabar sampe tiga hari," ujar Bow membuat Gulf tersenyum tipis.

"Gue demam Jadi agak lama sembuhnya," Jawab Gulf membuat bow ikut mengangguk. Gulf duduk disamping mild yang menatapnya khawatir. "Lo Gapapa kan Gulf?" Gulf menoleh dan menggeleng, "Gapapa emang gue kenapa?" tanya Gulf pelan.

"Lo tiga hari gak sekolah, Maafin Bright ya Gulf karena dia hubungan Lo runyam.." ujar mild tidak enak karena ulah Bright Gulf jadi mendapatkan hukuman oleh Mew, Gulf tersenyum tipis. "Gapapa, dia ngebantu gue makin Deket sama Aa kok.. Gue mau berterimakasih malah sama bright," ujar Gulf pelan.

Bright belum masuk ke kelas dan Gun pun tidak Ada, "Art kemana?" tanya Gulf saat tidak melihat Art. "Art di panggil sama pak Jajang." Gulf mengangguk pelan. "Lo beneran Gapapa?" tanya mild tidak percaya dengan keterdiaman Gulf.

"Gapapa Mild, gue kenapa emang?" tanya gulf lagi membuat mild mendengus. "Lo bakal jauhin kita kan?" tanya mild membuat Gulf menggeleng. "kata siapa? Gak kok gue masih mau temenan sama Lo semua, kalau gue Udah gak mau temenan udah dari beberapa hari yang lalu gue suruh Aa Pindahin gue ke kelas lain," ujar Gulf lagi.

"Gulf bisa kan jangan sampe persahabatan kita hancur?" ujar mild membuat Gulf Terkekeh. "Gue bahkan lebih anggap kalian sodara gue sendiri tapi gue gak tau Lo semua anggap gue apa, Tapi kalau pertemanan gue Ngehancurin hidup gue maaf gue gak bisa," ujar Gulf lagi dengan tangan menulis di buku, ada tugas dan Gulf belum menyelesaikan nya.

"Gue gak tau apa yang sebenarnya terjadi tapi gue selalu sama Lo kok Gulf," ujar mild lagi, Mew benar yang paling tepat Gulf hanya perlu mengikuti permainan yang Mew bilang. "Semoga ucapan Lo bisa gue pegang ya Mild," ujar Gulf membuat mild mengangguk dengan bersungguh-sungguh.

"Lo percaya sama gue Gulf, Gue selalu ada buat Lo." Gulf mengangguk biar waktu yang berbicara siapa yang benar-benar teman dan siapa yang Sudah menganggap musuh. Gulf hanya perlu melihat dan membantu Mew saja karena Mew pun bilang tidak perlu semua orang harus di percaya.

*

"GOBLOK!! WOY JANGAN NINGGALIN GUE MUSUH BANYAK NIH!!" Bright berteriak membuat Gun dan yang lain terkekeh. Mereka sedang bermain game bersama-sama, Hubungan Gulf dengan teman-teman sudah baik-baik saja. Gulf bahkan sudah bercanda gurau lagi dengan mereka. "bright Kampret!!" ujar Gulf membuat bright tertawa.

"Mampus!! Siapa suruh ninggalin gue sendirian ngelawan musuh." Gulf mendengus saat giliran dirinya yang di tinggalkan. "Btw.. Ujian udah di depan mata ada yang punya Ide mau liburan kemana?" Mild bertanya pada teman-teman nya.

"Gue sih ngikut aja," ujar Art karena memang dirinya jarang menentukan lokasi. "Gue sih pribadi mau ke puncak terus disana kita Bakar-bakaran seru gak sih." usul bright membuat Gun mengangguk.

"Sama, gue juga setuju kalau itu Bright." Gulf diam tidak mau salah berucap bisa panjang masalahnya. "Gue ngikut aja kalau dapet ijin," ujar Gulf membuat Mild mengangguk pelan. "Deal ya ke puncak? Nanti gue cari lokasi yang bagus dah," ujar Mild membuat mereka mengangguk setuju.            

TeNgiL (Terbit) END✓ Pdf VerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang