Night crafting

398 44 6
                                    

“Yoongi.”

“Hmmm.”

Pria berkulit pucat itu terbangun, suara Cecilia di tengah malam membuatnya terjaga. Katakanlah dia mulai bersikap sebagai suami siaga, takut-takut kekasihnya melahirkan tanpa terduga.  Pria itu berusaha duduk dengan mata yang masih tertutup. Bunyi gemeretak pada tulang-tulangnya terdengar kala dia meregangkan tubuh. Walaupun berkali-kali menguap, pria itu mencoba membuka matanya yang terasa seperti di lem.

“Aku mau makan mandhu,” bisik Cecilia di ceruk lehernya.

Lelaki itu mengusap wajah, sebelum menarik nafas. Dengan langkah sedikit tertatih pria itu berjalan menuju nakas mencari jam digitalnya. Tepat pukul 02.00 dini hari, itu yang terpampang jelas dari jam itu. Yoongi kembali ke kasur, memeluk perempuan itu.

“Sayang, ini jam 02.00 pagi dimana ada orang berjualan di jam seperti ini?” ucap pria itu sambil mengecup ujung hidung mungil kekasihnya. Yoongi takut Cecilia kecewa dan bad mood, hormon wanita hamil memang mengerikan. Mereka mengalami mood swing tanpa direncanakan. Detik ini bisa tertawa, detik berikutnya mereka marah atau sedih.

“Tapi ini bukan keinginan ku. Hyunki yang ingin,” rajuk wanita itu dengan wajah memelas sambil mengusap perutnya yang kian membesar. Sejak mengetahui jenis kelamin anak mereka, Yoongi dan Cecilia sepakat ingin memberi nama anak mereka Hyunki. Min Hyunki yang berarti berarti Orang yang bijaksana. Dengan bibir mengerucut, wanita itu kembali menutupi tubuhnya dengan selimut.

Yoongi menarik pinggang Cecilia ke arahnya pelan, ia menatap perut buncit Cecilia seolah berbicara pada Hyunki-- anak mereka.

“Sayang. Kenapa kamu mau makan tengah malam seperti ini? Kenapa kau lakukan ini pada Papa, Nak?” 

Lelaki itu menciumi perut buncit Cecilia dengan gemas, Cecilia yang menerima perlakuan seperti itu tidak jadi ngambek. Perempuan itu tertawa geli karena ulah kekasihnya– Yoongi. Pria berambut silver itu segera berjalan menuju wardrobe, beberapa menit kemudian pria itu kembali setelah mengenakan hoodie hitam dan sweatpants abunya, meskipun masih mengantuk dia akan berusaha mewujudkan keinginan Cecilia dan bayinya.

“Katakan pada Hyunki untuk menunggu.” Pria itu mencium kening kekasihnya, sambil beranjak pergi.

“Saranghae,” ucap Yoongi.

“Hmmm”

Jalanan ibu kota tampak senggang, sangat kontras dengan pemandangan siang hari. Hanya ada beberapa kendaraan yang berada di jalan. Wajar saja, bahkan hewan liar pun masih meringkuk di dalam sarangnya. Yoongi menyetir mobilnya, ia telah berkeliling kota. Namun, tidak ada satupun toko atau restoran buka di jam seperti ini. Hembusan angin malam begitu menusuk kulitnya yang pucat. Lelaki itu meminggirkan kendaraan. Berpikir keras kemana dia harus mencari makanan yang diinginkan kekasihnya. Lelaki itu mencoba peruntungannya, kali ini dia membuka telepon genggamnya dan memencet nomor seseorang.

Yoboseyo. Eomma?” 

Setelah dua jam keluyuran tidak jelas, akhirnya Yoongi berhasil membawa mandhu buatan ibunya ke rumah. Perjuangan Yoongi memang patut diacungi jempol. Beruntung sang ibu sedang berada di Seoul, untuk mengunjungi istri Geum Jae– kakak kandung Yoongi yang baru saja melahirkan.

Sesampainya di rumah, Yoongi segera membuka bungkusan pangsit rebus itu dan menghangatkannya. Lelaki itu membagi dua sup, yang satu dimasukkan ke dalam wadah tertutup berbentuk kotak. Setelah itu dia memencet tombol kompor listrik, dengan piawai dia memasukkan sup itu kedalam sebuah panci penghangat. Bulir-bulir air mulai terlihat, sup itu telah mendidih. Aroma sedap menari di dapur miliknya.

Yoongi segera menuju ke kamarnya. dia membawa nampan berisi mangkuk sup yang hangat. Tapi yang dilihatnya adalah Cecilia ternyata tertidur pulas. Tak ingin mengganggu istirahat kekasihnya, pria itu kembali ke dapur dan menyimpan pangsit rebus itu di kulkas. Setelahnya lelaki itu kembali ke kamar dan memeluk Cecilia dari belakang.

Unwanted EncounterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang