ever after

427 41 11
                                    

“Jadi polisi sudah menangkap mereka berdua?” tanya Seokjin.

Yoongi mengangguk. Ketujuh pria itu tengah berkumpul di kediaman Yoongi. Mereka sepakat untuk membicarakan hal ini di luar gedung Big Hit.

Hyejin dan manajernya Jack tengah mempertanggung jawabkan perbuatan mereka.

“Kau tahu Hyung. Perempuan itu mengaku bahwa dia dan lelaki itu telah memberimu obat perangsang di minuman. Agar kau tidak sadar melakukannya,” ucap Jungkook.

“Dia tidak pernah hamil Hyung.”

“Hyejin melakukan hubungan itu dengan manajernya. Tapi dia terobsesi denganmu. Setelah ia mendapat berita kau berhubungan dengan Cecilia dan mempunyai anak. Obsesinya semakin menggila,” ucap Jimin.

Yoongi menggigit giginya kesal, lelaki itu benar-benar murka dengan perbuatan Hyejin.

“Brengsek akan ku bunuh perempuan itu!” Yoongi berdiri dan melemparkan telepon genggamnya ke arah meja. Membuat meja kaca itu pecah seketika. Yoongi tidak mampu meredam amarahnya. Sampai-sampai Jungkook dan Namjoon harus menahan amukannya.

Hyunki menangis keras setelah mendengar keributan itu.

“Yoongi. Hentikan. Hyunki ketakutan!” tegur Cecilia.

Yoongi menenangkan diri, ia melihat ke arah Cecilia yang tengah menenangkan Hyunki yang menangis keras. Yoongi meminta Jungkook dan Namjoon melepaskan dirinya. Ia berjalan menuju Cecilia dan mencium putranya.

“Maafkan papa Nak.” Yoongi mengambil Hyunki dari gendongan Cecilia.

“Maaf. Tenanglah, Papa disini.”

Hyunki sudah berusia empat bulan saat itu. Bayi itu langsung tenang dan diam saat sang Papa menggendong dan menenangkannya. Kedua tangan Hyunki menyentuh pipi Yoongi, bayi itu tersenyum pada ayahnya.

“Biarkan manajer Sejin dan pengacara kita mengurus semuanya. Kau fokus saja dengan keluarga barumu Hyung,” ucap Namjoon.






***

“Kenapa makan sedikit sekali sayang?” tanya Yoongi.

Cecilia tampak tidak bersemangat memakan sarapannya. Ia hanya memutar garpunya di piring berisi spaghetti itu.

Yoongi menghentikan suapan, ia menaruh sumpitnya di samping piring. Yoongi menatap Cecilia lekat, tangannya menyentuh tangan Cecilia.

“Ada yang kau pikirkan?” tanya Yoongi.

Cecilia tidak menjawab apapun. Tetapi raut wajah dan air mata yang mulai menitik di pipinya merupakan jawaban atas pertanyaan Yoongi.

“Hyejin tidak pernah hamil. kau tahu itu kan?” tanya Yoongi.

“Tapi tetap saja kau tidur dengannya,” ucap Cecilia menahan tangis.

“Membayangkannya saja membuatku ….” Cecilia tidak mampu melanjutkan kata-kata ia hanya menangis.

Yoongi berdiri lalu merengkuh Cecilia kedalam pelukannya. Yoongi tahu ini tidak mudah bagi Cecilia.

“Dia memberiku obat perangsang. Jadi aku melakukannya di bawah pengaruh obat. Dia menjebakku.”

“Jadi aku mohon. Jangan pernah membicarakannya lagi,” pinta Yoongi.

Cecilia terdiam. Tak mampu berkata apapun, bayangan Yoongi dan Hyejin terus terlintas di benaknya. Cecilia menenggelamkan wajahnya di dada Yoongi. Lelaki itu mengusap surainya lembut, ia pun merasa hancur sama halnya dengan Cecilia.

"Kau memikirkan aku berhubungan intim dengannya?" tanya Yoongi.

Cecilia tak mampu berucap. Ia hanya mengangguk sambil terisak. Rasanya luka itu kembali menganga di hatinya.

Yoongi menarik nafas, memejamkan matanya dan menangkup wajah Cecilia. Lelaki itu menatapnya dalam.

“Dengar. Aku mencintaimu seorang. Kau tahu itu Chagiya." Yoongi menatapnya lembut.

Yoongi tahu luka itu tidak akan begitu saja pulih. Apalagi ingatan wanita sangatlah kuat. Cecilia mungkin bisa memaafkannya, tapi ia akan tetap mengingatnya sebagai kenangan buruk. Yoongi memahami itu.

Ibarat kaca yang sudah retak. Bisa diperbaiki tapi tidak akan sama lagi. Hal fatal yang ia lakukan terhadap orang yang dicintainya. Buah yang harus ia terima seumur hidup. Selama perjalanan cinta mereka berlayar.

Aku Mencintaimu Seorang.

Tiga kata yang membuat Cecilia lega. Cecilia tak mampu berkata apapun. Yoongi telah mengakui kesalahannya, bukankah ia juga pantas mendapat kesempatan? Meski sulit baginya melupakan.

Seharian ini Cecilia memilih tidur dikamar. Berpelukan dengan Yoongi dan Hyunki anak mereka. Yoongi bermain dengan putranya sedari tadi, sampai si kecil lelah dan tertidur dengan sendirinya.

Cecilia menoleh ke jendela, pandangannya kembali mengawang. Lagi, sekelebat bayangan Yoongi dan Hyejin terlintas di pikirannya. Cecilia tidak mau melihat ke arah kekasihnya. Ia beranjak tenang menuju balkon kamar.

‘Aku butuh udara segar’ monolognya.

Yoongi bangun dari tempat tidur mereka, menyadari Cecilia yang melamun sendirian di balkon kamar. Ia melangkah menuju nakas tempatnya menyimpan tas. Yoongi mengambil suatu benda dari dalam tas hitam miliknya. sebuah kotak kecil berwarna hitam mengkilap.

“Chagiya.”  Sapaan lembut itu menghilangkan lamunan Cecilia.

Ia mendapati Yoongi tengah berjalan ke arahnya.

Gummy smile, yang selalu ia sukai.

Wajah tenang yang selalu ia cari.

Min Yoongi.

Yoongi berlutut di hadapan Cecilia, ia membuka kotak kecil yang dipegangnya. Sebuah cincin berhiaskan berlian yang cantik ia sodorkan.

Cecilia terkejut bukan kepalang, tak mampu berkata apapun. Kedua tangan menutupi bibirnya. Matanya terbuka lebar, ada hawa panas menyelimuti wajah. Rasanya ia ingin menangis saat ini.

Bukan.

Bukan tangis sedih, melainkan tangis bahagia. 

“Aku tahu ini bukanlah saat yang tepat. Dan mungkin ini tidak romantis.” Kata Yoongi.

“Aku tahu kesalahanku sangatlah besar. Cecilia, aku tidak ingin menyerah kali ini. Saat kehilanganmu rasanya hidupku juga menghilang.”

“Ah entahlah aku tidak mampu mengungkapkannya dengan kata -kata. Yang aku inginkan adalah kau selalu berada bersamaku. Aku, Kamu dan Hyunki.”

“Cecilia, Maukah kamu menjadi istriku?”

Cecilia tak mampu berkata apapun. Demi apapun ini adalah hal teromantis baginya. Jantungnya berdegup begitu kencang. Tapi Cecilia yakin, semua cobaan yang telah ia lalui bersama Yoongi merupakan pertanda bahwa mereka memang ditakdirkan bersama.

Masa lalu Yoongi biarkan menjadi miliknya. Toh, Cecilia pun memiliki sejarah bersama mendiang Yong Dae dan Areum putri mereka. Tuhan tidak pernah bercanda dengan takdirnya. Sejauh apapun masalah, Sekeras apapun ia berjuang menghindar. Nyatanya Min Yoongi adalah akhir dari perjalanannya.

Kehadiran Hyunki dalam rahimnya. Keputusan Yoongi mendonorkan sperma. Kejahatan Yoora dan Hyejin, nyata malah semakin mempererat kasih sayang mereka.

Pernikahan laksana pelaut di atas samudra penuh dengan gelombang. Penuh tantangan, Cecilia dan Yoongi tahu itu. Cinta laksana lembah dalam nan misteri, itulah pernikahan. Tidak akan selamanya mereka sejalan, akan ditemui beberapa pertengkaran dan perbedaan. Tapi sejauh mana mereka bertahan dan saling berpegangan itulah yang menjadi inti darinya.

“Aku mau, “ Jawab Cecilia.


The end

Unwanted EncounterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang