“Selesaikan dulu urusanmu dengan Hyejin. Baru aku akan mengambil keputusan Yoongi.”
Yoongi menghela nafasnya dalam, mengingat semua ucapan Cecilia yang terus terngiang di kepalanya. Perjalanannya menuju studio di gedung Big Hit terasa lama seperti mendaki gunung. Yoongi terlihat lemas dan tidak bertenaga.
“Kau seperti siput Hyung,” ejek Taehyung.
Yoongi membalik tubuhnya malas. Ia tahu suara siapa itu.
Bariton yang menyebalkan, pikirnya.
Kenapa mereka harus bertemu pagi-pagi sekali. Lebih menyebalkannya lagi, bukan hanya Taehyung yang sedang berdiri di belakangnya sekarang., melainkan ke enam sahabatnya itu tengah menahan tawa mereka.
“Jadi dia berkata seperti itu Hyung?” kata Jimin dengan nada mengejek.
Yoongi telah menceritakan semua kejadian semalam pada teman-temannya. Alih- alih mendukungnya, keenam orang itu malah menertawakan lelaki itu.
Namjoon berjalan menuju tempat Yoongi duduk, membawa segelas Ice Americano kesukaan Yoongi. Lelaki itu berbisik ‘terima kasih’ lalu menyeruputnya dengan sedotan. Kopi pahit di pagi hari yang pahit.
“Tapi Hyung coba kau pikir. Justru dengan ucapannya Cecilia membuktikan bahwa dia adalah perempuan bermartabat,” ucap Hoseok.
“Maksudmu Hyung?” tanya Jimin tak mengerti.
Hoseok beranjak dari tempatnya berdiri. Lelaki berkaos hitam itu duduk di samping Jungkook, menyimpan bobba tea yang sedang diminumnya ke atas meja. Mereka saling berpandangan.
“Wanita yang punya harga diri tentu tidak akan bermurah- murah diri kepada pria. Cinta itu saling melengkapi dan melindungi. Ketika ingin berkomitmen, maka masing-masing pihak harus benar-benar serius dan meninggalkan hal-hal yang bisa menjadi keretakan hubungan di kemudian hari.”
“Bukankah itu hal yang bagus? Mendapati seorang perempuan yang tegas seperti itu?”
Keenam pria itu tampak mengangguk dan memahami perkataan Hoseok. Pandangan mereka masing- masing mengawang. satu sama lain memikirkan nasib percintaan mereka masing-masing.
“Ya jarang sekali perempuan seperti itu di lingkungan kita.”
Taehyung menoleh ke arah Jimin. Melihat sahabatnya termenung, raut sedih itu kembali. Bagaimanapun menjadi idola bukanlah hal mudah. Segala kehidupan pribadi dan masalah pribadi serapatnya ditutup dari publik. Sisi gelap yang tidak pernah diperlihatkan, dimana media dna penggemar umumnya hanya melihat kesempurnaan yang ditampilkan. Tapi bagaimanapun, mereka juga manusia biasa.
“Hyung. Kau tidak ingin menanyakan sesuatu pada Hyejin?” tanya Jungkook.
Yoongi melirik malas pada adiknya.
“Kau harus, meskipun kau tidak ingin bertemu dengannya. Kecuali kau ingin menyerah. Memangnya kau siap kehilangan Cecilia?” tanya Jungkook.
“Hyung. perjuangkan apa yang pantas diperjuangkan.”
***
Bang Shi Hyuk dengan marah melempar sebuah gundukan kertas kepada Namjoon yang berdiri tepat di depan meja kerjanya.
“Aku tahu ini bukan kasusmu. Tapi sebagai pimpinan grup, aku ingin kau menyelesaikannya.” Shi Hyuk menunjuk gundukan kertas itu.
Namjoon segera membawa dan membacanya sat itu juga. Wajahnya tampak sangat serius membaca satu demi satu butiran pasal-pasal yang ada di dalam surat itu.
“Namjoon aku ingin melihatnya.” Yoongi bergeser ke dekat Namjoon berdiri.
Tidak ada ekspresi yang diperlihatkan oleh Yoongi. Ia tahu Hyejin dan manajemennya akan melakukan ini. Cepat atau lembat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unwanted Encounter
FanfictionYoongi idola kelas dunia yang sedang digandrungi para wanita tidak tahu kalau kesalahannya di masa lalu bisa mempengaruhi hidup dan mati seseorang, bahkan menghancurkan karirnya. Meski terdengar buruk, nyatanya kesalahan Yoongi adalah anugerah bagi...