Punishment

292 37 3
                                    

Yoongi berdiri di ambang pintu sebuah apartemen. Suasana di ruangan itu terasa mencekam. Seperti amarah yang tengah tertahan di tenggorokannya. Sorot matanya begitu menusuk menatap kedua sosok yang tengah berlutut pasrah bersimpuh di karpet merah ruangan itu.

“Harus ku apakan kalian?” ucap Yoongi. Satu pertanyaan dengan seribu arti.

Hyejin menatap lelaki itu memelas, riasan wajahnya sudah rusak karena tangis. Perempuan itu terlihat kacau. Juga Jack managernya, wajahnya tampak terlihat buruk pelipis matanya bengkak dan sekujur tubuhnya kesakitan.

“Apa salahku Yoongi? Aku sedang hamil dan–”

Hyejin meneguk ludahnya sendiri saat sebuah guci terlempar tepat di depan matanya.

Perempuan itu terperanjat, matanya membulat sempurna saat melihat kejadian itu. Baru kali ini dia melihat seorang Min Yoongi kehilangan kesabaran. Pria pendiam itu benar-benar diambang batas.

“Kau bertanya apa salahmu?” tanya Yoongi. Kilatan matanya begitu menakutkan.

“Yoongi.” Hyejin memaksakan senyum di wajahnya.

Hyejin melangkah ke arah pria itu, berusahaq meraih lengan Yoongi tapi ditepis oleh pria itu.

“Kenapa kau melakukan ini? Kau tidak sedih jika anak kita melihatnya?”

“Jangan berbohong lagi.” Yoongi menatapnya tajam.

Hyejin mundur beberapa langkah dengan tetap memandang Yoongi.

“Katakan dengan jujur. Siapa ayah dari anak yang kau kandung?”

Hyejin membuang muka, ia tertawa sinis.

“Anak itu sudah mati. Kau tidak melihat perutku?” Hyejin memperlihatkan bagian perutnya.

“Aku keguguran Min Yoongi. Dan itu semua karenamu!”

“Maaf,” ucap Yoongi menundukkan pandangannya.

Hyejin berbalik arah, ia memeluk Yoongi dari belakang.

“Aku merindukanmu.”

Yoongi bergeser melepaskan diri dari rengkuhan perempuan itu.

“Maaf aku tidak bisa,” jawab Yoongi.

Hyejin tertawa, seperti seseorang yang kehilangan akal.

“Kau begitu mencintainya hah?” ucapnya begitu sinis.

“Padahal kau berjanji akan bertanggung jawab. Brengsek!” Hyejin memukuli dada Yoongi sambil menangis.

“Bodohnya aku mempercayai lelaki sepertimu. Kau tahu, aku kehilangan kau dan anakku. Semua salahmu Min Yoongi!” tudingnya.

“Jika saja perempuan itu tidak menghalangiku. Kita akan menikah Yoongi.” Hyejin jatuh tersungkur ke lantai sambil menjambak rambutnya sendiri. Membuat Yoongi merasa iba karenanya.

Yoongi berjongkok membantunya berdiri. Bagaimanapun, lelaki itu tidak tega melihat seorang perempuan tampak begitu hancur.

“Maaf tapi aku mencintai Cecilia dan anak kami Hyunki.” Yoongi mencoba membantu Hyejin berdiri.

“Jangan sentuh aku bajingan!” gertak Hyejin.

“Jangan sok peduli jika kau tidak mencintaiku.”

Yoongi berdiri melepaskan tangannya dari Hyejin, “Kau bisa bangun sendiri kan?”

“Aku benar-benar membencimu Min Yoongi!”

Yoongi tertawa, kedua tangannya terlipat di depan dadanya.

“Aku senang jika kau membenciku,” Yoongi berdecak.

Unwanted EncounterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang