15. Tabrakan Beruntun

56 16 9
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Tany memperhatikan Banyu yang sedang berdiri di loket terminal dan menanyakan Bus menuju destinasi mereka berikutnya sebelum Baluran. Lelaki itu lalu mendekati tempat ia dan Naya duduk bersebelahan.

Tiga tiket diacungkan Banyu di depan wajah mereka. "Kita hanya mendapatkan tiket ke Surabaya. Tujuan dari Semarang ke Sidoarjo sebetulnya ada tapi sudah penuh. Aku sengaja membeli tiket jurusan ke Surabaya dulu karena hanya itu yang muat membawa kita bertiga."

"Setelah sampai di terminal Surabaya, apa kita akan lanjut naik bus jurusan ke Sidoarjo?" Naya bertanya sembari mengambil dua tiket dari tangan Banyu dan memeriksa tiket tersebut.

Banyu mengangguk. "Nggak perlu. Ada dua pilihan sebetulnya antara naik kereta lokal dari Surabaya ke Sidoarjo yang lebih cepat sampai dibanding harus macet-macetan atau ya lanjut naik Bus tadi. Terserah kalian saja, aku ngikut."

Naya menyerahkan satu tiket pada Tany. Tany meraih dan menyimpan di saku celananya.

"Gue harus transfer berapa nih?" Naya menggapai ponsel dan jemarinya dengan cekatan membuka aplikasi mobile banking untuk segera melunasi hutangnya pada Banyu. Tany tahu sahabatnya adalah tipe manusia yang anti berhutang dan menyulitkan orang lain hanya karena urusan uang.

"Gampanglah," sergah Banyu seraya menolak transferan Naya.

"Gue serius, Bay. Males gue pakai acara nunda hutang segala."

Banyu memandang Naya, "Gini aja deh, harga tiketnya lo ganti sama makan di Surabaya. Tapi gue minta yang mahal ya. Awas aja kalau cuma ditraktir nasi kucing."

Naya menggeleng tidak habis pikir atas permintaan Banyu. Sahabatnya lalu memandang Tany, "Gue nggak nyangka, Tan. Selera humor mantan lo boleh juga ya."

Tany menahan tawa kering. Ia kini tidak segan menatap Banyu tanpa merasa salah tingkah setiap dua detik sekali, "Nggak tahu ya. Mungkin selama setahun ini, kepala Banyu kayanya kejedot sama beton. Dulu waktu sama gue, hitungannya detail banget."

Banyu melotot. Tany tahu apa yang disampaikannya adalah fakta yang tidak akan dibantah oleh lelaki itu. Mau bukti? Banyu bahkan menempelkan daftar harga belanja sayuran dan bahan pokok lain yang ditulisnya per dua hari sekali dan dipajang di kulkas rumahnya. Bagaimana Tany tahu? Penasaran? Ceritanya masih panjang. Sabar ya.

Tany kaget karena Banyu mendadak duduk di sampingnya. Bahkan makin kaget saat lelaki itu membawakan tiga es kopi susu dari kedai kopi yang cukup ternama. Banyu lalu menyerahkan gelas yang berisi minuman itu masing-masing pada Tany dan Naya.

Naya menerima dengan wajah penuh pertanyaan, "Gue harus bayar berapa lagi buat es kopi susu ini, Banyu?"

"Gratis buat lo, Naya. Supaya mulut lo nggak kering setelah ngobrol panjang lebar dengan driver yang mengantar kita tadi," ujar Banyu dengan tenang.

Way Back to Us (ODOC THE WWG 2022)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang