***
Tany berbalik seraya bangkit dari kursi untuk mendekati salah satu dari pria yang akan berduel entah untuk tujuan apa. Satu, dia tidak pernah minta dibela. Dua, dia tidak merasa terhormat menjadi sebuah alasan pertengkaran bagi kedua pria.
Naya memandang sahabatnya sebelum mengikuti Obie yang mengekor Banyu keluar dari café dan menuju halaman parkir. Rengga sudah lebih dulu sampai di parkiran dan sedang mengambil sesuatu dari mobilnya.
Tepat saat Tany sampai di tengah duel itu, maniknya memandang Rengga yang sedang membawa senjata api dari bawah jok mobil mentereng. 'Gawat! Duel ini bisa berujung maut untuk tujuan tidak penting,' batin Tany berkata dalam hati.
Dengan sigap Tany berlari mendekati Rengga agar tidak melanjutkan rencana duel antara keduanya. Banyu yang melihat senjata api yang sedang digenggam Rengga tidak gentar dan justru ikut mendekati Tany.
"Obie, tahan Banyu!" Tany berteriak pada kekasih Naya untuk menahan mantan kekasihnya. Situasi akan menjadi makin kacau jika Rengga membidik dan menarik pelatuk yang menyasar pada Banyu.
Tany berusaha tenang mendekati Rengga dengan memberi jarak antara mereka. Kedua tangan Tany diangkat ke atas untuk membuat lawan bicaranya merasa aman dan tidak terancam dengan keberadaan Tany.
Kerumunan sudah semakin ramai. Beberapa pengunjung mengerubungi tempat mereka sedang berdiri. Tany berdoa dalam hati semoga Kyra segera mendatangi tempat sepupunya berdiri dan menghentikan perbuatan Rengga.
Tany tahu hanya Kyra yang bisa menghentikan Rengga.
"Rengga, stop!" Tany berkata lirih, "Jangan, Rengga. Gue mohon."
Rengga tidak mempedulikan Tany dan tetap melangkah ke depan seraya mengacungkan senjata laras pendek dalam genggamannya. Meski Tany sudah mendapat pelatihan singkat dari kantor terkait ancaman terorisme. Tapi mengalami sendiri seseorang yang kalap di hadapannya saat ini sembari memegang senjata merupakan hal baru untuk Tany.
Dada Rengga menyentuh kedua telapak tangan Tany yang berusaha menahan agar tidak berhadapan langsung dengan Banyu. Duel ini menjadi tidak adil jika salah satunya memegang senjata, sedangkan pihak lain hanya dengan tangan kosong.
Ditengah kebingungan itu. Tany dapat merasakan tangan lain memeluk Rengga dari belakang. Tanpa sadar Rengga menembak peluru ke langit dan membuat keramaian.
'Dor!'
Semua orang termasuk Tany secara refleks menunduk dan memegang kepalanya masing-masing, kecuali Rengga dan Kyra. Sepasang tangan Kyra memeluk sepupunya erat seraya berkata, "Stop, Rengga! Gue tahu lo marah tapi nggak gini caranya."
Tany mendongak dan melihat Rengga yang sedang memejamkan sepasang matanya. Kyra menempelkan pipi dengan erat di punggung Rengga.
Secara kebetulan Tany dan Kyra membuat kontak mata. Kyra memberi tanda agar Tany berdiri dan mengikuti aba-aba darinya. Tany menurut. Saat ini nyawa puluhan orang berada di tangan Kyra. Tany yakin perempuan yang berprofesi sebagai pengacara itu tahu bagaimana menghadapi Rengga yang gelap mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Way Back to Us (ODOC THE WWG 2022)
Roman d'amourSepasang mantan kekasih bertemu kembali dalam kegiatan komunitas backpacker. Banyu sudah menyiapkan lamaran romantis untuk mendapatkan Tany kembali. Sedangkan Tany yang patah hati karena digantung enam tahun mengucap sumpah tidak mau kenal Banyu lag...