***
Hampir setengah jam berlalu sejak kemarahan yang dirasakan Tany terhadap Banyu di warung makan sederhana yang ditinggalkannya secara dramatis. Tany menyadari tindakannya mungkin terlalu kekanak-kanakkan tapi tidak ada yang lebih perih dari bahasan tentang uang dengan mantan kekasihnya.
Tany meraih botol air mineral dingin yang dibelinya dari minimarket. Secara tidak sengaja ia juga menemukan colokan listrik tepat di dinding pada jejeran tempat bangku dan meja yang memang disediakan minimarket untuk pengunjung.
Saking hausnya, Tany hampir menghabiskan tiga per empat isi air mineral yang dibeli olehnya menggunakan sisa-sisa receh yang ditemukan tidak sengaja di saku belakang celana denimnya. Jengkel, lapar, dongkol dan sesal menyatu dalam relung hatinya.
Jengkel karena perjalanan mereka masih cukup panjang sebelum sampai di terminal Surabaya dan melanjutkan perjalanan menggunakan kereta api lokal menuju Sidoarjo. Tany sempat googling saat di bus bahwa tiket menggunakan kereta api lokal dari Surabaya ke Sidoarjo jauh lebih murah daripada membeli tiket terusan bus.
Tany juga sedikit menyesal meninggalkan warung makan dan soto daging yang sudah dipesannya. Padahal tadi air liurnya sudah diujung tanduk membayangkan potongan rawit berenang di kuah soto daging yang bening dan gurih.
Rasa gengsi memang selalu ada harganya. Cih, setengah sisi kepala milik Tany mendukung keputusannya untuk pergi jauh-jauh dari Banyu. Tany iseng membuat story yang memajang foto langit dan plang yang bertulisan Rest Area Selamat Datang di Kota Rembang. Seraya memperhatikan bulir-bulir mengembun di botol minumannya, memori Tany ditarik ke masa beberapa tahun lalu.
***
Dua tahun lalu ...
"Tany, kamu ngerti hemat nggak sih?" Banyu menyembur kekasihnya di ruang tamu saat Mama sudah beristirahat di kamar dan si kembar belum pulang dari kerja kelompok.
"Terus aku harus ajak Mama makan dimana, Banyu? Mama kamu bisa kelaparan kalau aku nggak ajak makan siang," bela Tany terhadap keputusannya membawa Mama Banyu di restoran yang cukup mahal.
"Kamu lihat tagihannya?" Banyu melambaikan bon tagihan makan siang antara Tany dan ibunya tepat di depan wajahnya, "Kamu perhatikan jumlahnya nggak sih?"
Tany membuang nafas kesal. "Terus mau kamu apa? Kita keluarin makanannya juga nggak bikin duit balik lagi."
Keduanya bertatapan sengit. Tany menyadari beberapa bulan terakhir, mood Banyu tidak mudah ditebak. Satu bulan setelah ayahnya meninggal, Banyu dimutasi ke Makassar. Karirnya di perusahaan asuransi sebagai petugas analis untuk klaim kapal-kapal besar di tengah laut membuat Banyu jarang berada di rumah.
Dua tahun pertama memang pekerjaan Banyu lebih banyak berada di belakang meja untuk menganalisa laporan-laporan atas klaim asuransi alat berat. Tugas Banyu adalah menganalisa laporan klaim, berita acara kronologis kejadian, laporan berkala dan bahkan memeriksa daily checklist terkait kondisi rangka kapal yang mengalami kerusakan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Way Back to Us (ODOC THE WWG 2022)
Roman d'amourSepasang mantan kekasih bertemu kembali dalam kegiatan komunitas backpacker. Banyu sudah menyiapkan lamaran romantis untuk mendapatkan Tany kembali. Sedangkan Tany yang patah hati karena digantung enam tahun mengucap sumpah tidak mau kenal Banyu lag...