30. I do!

160 19 14
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Semalam adalah pengalaman yang tidak bisa dilupakan Tany. Begitu turun dari kereta, Tany segera disambut beberapa teman komunitas yang pernah ditemuinya satu dua kali dalam trip liburan bersama.

Kekusutan Tany tentang hubungannya bersama Banyu mendadak menguap. Tany sibuk menyapa dan bertukar kabar dengan teman-teman yang kebetulan bertemu dengannya dalam trip kali ini. Ada beberapa orang yang menanyakan keberadaan Kyra pada Tany karena menyangka mereka berangkat bersama.

Perjalanan menuju penginapan di Bondowoso tidak terasa karena Tany memang sengaja berbincang dengan salah satu teman yang kebetulan berasal dari Bandung. Obrolan kesana kemari yang disengaja untuk menutup celah agar hati dan pikirannya tidak kembali mengingat Banyu.

Tujuh jam berlalu dan kini Tany sudah menikmati ranjang sederhana di sebuah losmen di kaki gunung Ijen. Lokasinya memang tidak terlalu jauh dari titik pendakian awal. Setelah mengambil jatah makan malam dalam bentuk kotak nasi, Tany sengaja segera menuju kamarnya dengan alasan lelah.

Memandang kamar yang ditempati dengan empat ranjang didalamnya membuat Tany merasa lega. Salah satu kawan dari Bandung yang sama-sama perempuan mendadak menjadi teman ngobrol Tany. Tidak tidak banyak bertegur sapa dengan dua kawan perempuan lain yang berasal dari Malang. Keduanya masih cukup belia dan lebih banyak berbaur dengan kelompok mereka yang berasal dari kota yang sama.

Selesai menghabiskan kotak makan malam, Tany membersihkan wajah dan berganti dengan pakaian yang lebih nyaman. Ia sengaja mengenakan long john atau sejenis pakaian dalam hangat berbahan dasar katun yang didesain untuk menahan dingin. Tany sengaja bersiap agar ketika dibangunkan pada tengah malam, ia bisa langsung bersiap.

Tepat tengah malam, Tany dibangunkan oleh panitia untuk bersiap. Rombongan mereka akan segera menuju Pos Pendakian pertama yang dikenal dengan Pos Paltuding Kawah Ijen. Dalam kendaraan yang akan membawanya ke pos pertama Tany merasakan mules yang teramat sangat. Bukan ingin buang air tapi Tany mendadak gugup. Ini pertama kalinya ia mencoba hal baru sendirian.

Tany mengingat ini merupakan momen pendakian pertama untuknya tanpa kehadiran Banyu karena mereka sering mendaki bersama. Banyu yang biasanya memilih medan untuk mereka lalui yang biasanya tidak terlalu berat dilalui Tany. Kawah Ijen adalah area pendakian pertama yang diinjak Tany tanpa Banyu.

Kegelapan malam menyelimuti Tany seolah menggambarkan hatinya saat ini. Kita tidak akan pernah mengetahui masa depan dan medan yang akan dilalui. Sekuat apapun Tany merencanakan keinginannya, jika Tuhan berkehendak lain maka manusia bisa apa.

Hal ini sama dengan hubungannya dengan Banyu. Setahun lalu Tany mengingat momen dimana dirinya begitu bersikeras agar Banyu memilihnya. Memilih mereka. Tapi pada faktanya, lelaki itu mematung dan membiarkan Tany pergi. Tanpa memberi penjelasan atau mengiba pada Tany untuk kembali padanya. Saat itu.

Kini Banyu hadir menimbulkan rasa gamang yang sama seperti satu tahun lalu dan berbulan-bulan kemudian hingga hari ini. Haruskah Tany menyimpulkan bahwa lelaki itu memang benar-benar menawarkan masa depan untuk mereka? Atau ternyata ia hanya bersikap terlalu percaya diri?

Way Back to Us (ODOC THE WWG 2022)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang