***
Tujuh tahun lalu Banyu dan Tany sebetulnya bertemu di komunitas yang sama tapi setelah mereka sama-sama jadian, keduanya tidak lagi aktif. Tany mengingat pertemuan pertamanya dengan Banyu.
Saat itu, Tany sedang menikmati libur panjang sebelum resmi menjadi calon mahasiswa Filsafat pada sebuah Universitas yang dikenal dengan Kampus Sultan di kota Kembang. Menarik ya, bagaimana Tany tertarik masuk jurusan kuliah minor di tengah program studi lain yang menawarkan kepastian ekonomi setelah menyelesaikan pendidikan sarjana.
'Bukankah semua yang sudah pasti selalu berawal dari ketidakpastian?' Tany menggumam kalimat kalimat sakti favoritnya.
Argh! Tapi kali ini mantra kesukaannya harus menjadi ujung tombak yang kembali mengingatkan Tany pada nasib percintaannya.
Bregas Banyu yang terlarang itu kembali menunjukkan batang hidung semenjak satu tahun berpisah. Setelah Tany bersusah payah menghilangkan jejak Banyu dari hati, pikiran dan perbuatan yang tidak ada bekasnya.
Ya Ampun! Masih bisa-bisanya ia mengingat Banyu. Mau tanya perbuatan? Tany memiliki dua akun bodong untuk stalking media sosial Banyu yang dihiasi foto pemandangan dan cangkir kopi. Mau tanya pikiran? Bayangan Banyu minimal hinggap di bunga tidur Tany dua kali sebulan, pekan awal gajian dan hari jadian mereka berdua. Lalu, mau tanya soal hati? Dahlah.
Stasiun menjadi saksi Tany harus menahan diri agar tidak menempeleng pipi sendiri atau berlari memeluk Banyu di depan umum. Tany mengakui bahwa isi pikirannya memang sampai liar seperti itu.
Dalam momen-momen pendeknya mengingat perpisahannya dengan Banyu, Tany selalu bertanya apa yang akan dilakukannya jika ia kembali bertemu mantan kekasihnya? Berandai-andai sendiri, dari tindakan ekstrim seperti melempar isi minuman seperti sinetron rumah tangga televisi nasional atau berharap mendadak glowing up bersama CEO tampan seperti isi novel online.
Lalu, apa yang sudah dilakukan Tany tadi?
Melipir dengan sukses seperti kelinci yang hendak dilahap harimau dan justru mendekati kucing hutan yang Tany pun tidak pernah paham kemana obrolan mereka berujung. Tany menarik nafas panjang.
Bagus, Tany! Lo memang menakjubkan. Tany menertawakan diri sendiri. Cukup dulu soal Banyu. Membahas lelaki yang Tany pikir akan terlihat kucel setelah diputuskan olehnya hanya doa buruk semata. Buktinya, Banyu masih terlihat tampan, bersih dan wangi.
Tany dengan refleks menjepit hidungnya sendiri. Semakin lama ia menghirup parfum khas Banyu, maka semakin sulit Tany melepas bayangan lelaki itu. Tujuan Tany saat ini adalah membatalkan rencana Banyu untuk ikut dalam trip liburan menuju Baluran.
Taman Nasional Baluran memang milik publik dan setiap orang berhak menginjakkan kaki di sana. Tapi, tidak untuk Banyu. Saat ini. Selama jejak kaki Tany menginjak pasir Pantai Bama dan lahan savana Baluran yang terkenal itu maka pantang bagi Banyu untuk ikut dalam tripnya saat ini.
Pandangan Tany kini tertuju pada Naya. Sahabatnya yang menjadi kaki tangan tersangka utama yang harus segera diinterogasi tanpa ampun olehnya.
Naya menangkap sinar laser yang dikirim Tany. Keduanya saling berpandangan. Salah satu merasa bersalah dan ingin menjelaskan, sedangkan salah satunya terlihat kesal dan tidak sabar mengeluarkan makian.
Tany bangun dari bangku dan pamit ke kamar kecil dengan singkat pada Rengga. Dua detik kemudian, menyeret Naya ke dalam langkahnya untuk mengikutinya.
Saat keduanya sampai di depan kamar kecil. Tany tidak sabar bertanya, "Lo mau masuk kamar mandi nggak, Nay?"
Naya menggeleng. "Nggak, Tan. Lo aja, gue tunggu di luar."
"Kirain gue lo ke kamar mandi buat sekalian cuci dosa," sindir Tany dengan jengkel.
![](https://img.wattpad.com/cover/309902431-288-k668971.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Way Back to Us (ODOC THE WWG 2022)
RomanceSepasang mantan kekasih bertemu kembali dalam kegiatan komunitas backpacker. Banyu sudah menyiapkan lamaran romantis untuk mendapatkan Tany kembali. Sedangkan Tany yang patah hati karena digantung enam tahun mengucap sumpah tidak mau kenal Banyu lag...