SINGULARITY 13

198 17 0
                                    

"Loving each other 98%"

•••

SINAR matahari siang ini sangatlah terik hingga menyebabkan cuaca yang cukup panas. Di tambah lagi suasana kantin yang tidak pernah lekang dari kata sepi. Sungguh perpaduan yang luar biasa. Sehun pun menghela napas kasar setelah tiga teguk cola berhasil membasmi kekeringan pada area kerongkongannya.

Pemuda itu kemudian merogoh saku celana dan mengeluarkan smartphone silver miliknya. Sehun mengunjungi aplikasi pesan dan membuka roomchat-nya dengan Kai.

Namun niat awalnya ingin mengirimi Kai sebuah pesan agar mau menyusulnya ke kantin harus tertunda karena mata Sehun menangkap kembali sebuah foto yang di kirimkan sahabatnya sebulan lalu.

Namun niat awalnya ingin mengirimi Kai sebuah pesan agar mau menyusulnya ke kantin harus tertunda karena mata Sehun menangkap kembali sebuah foto yang di kirimkan sahabatnya sebulan lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nampak jelas sosok Taehyung dan Jisoo yang mengisi bingkai foto tersebut. Sehun tersenyum miring, sejak dirinya mengetahui tentang foto itu, ia pun sering melihat Taehyung dan Jisoo menghabiskan waktu bersama sebulan belakangan ini. Baik di sekolah atau pun di luar sekolah.

Dan entah kenapa, Sehun membeci hal itu.

"Sialan!" Tanpa sadar, Sehun meremas kaleng cola dalam genggamannya hingga telapak tangannya memerah. Lalu ia melemparnya sembarangan. Sedetik berlalu, Tzuyu tiba-tiba datang dengan wajah super kesalnya. "Lo kenapa lagi sih, Hun?"


Sehun mendongak dan lantas menaikkan sebelah alisnya. "Kenapa apanya?"

"Lo kan yang ngelempar kaleng ini sembarangan sampai-sampai ngenain kepala gue?"

"Siapa suruh lo jalan di dekat gue? Bukan salah gue dong kalau lo terkena timpuk kaleng itu!" kilah Sehun membela diri.

Tzuyu pun menatap Sehun dengan raut tak percaya. "Nggak tau kenapa ya, belakangan ini tuh gue merasa kalau lo beda banget, Hun. Nggak kayak...," Perempuan itu menghentikan kalimatnya dengan mata memicing. Layar ponsel Sehun yang masih menyala, itulah penyebabnya. "Dua kali lo kepergok sama gue lagi ngeliatin foto Taehyung sama Jisoo, Hun! Lo kenapa, sih?"

Sehun melirik ponselnya sekilas lalu kembali membenahinya ke dalam saku. Laki-laki itu lantas mengusap wajahnya gusar. "Lo bisa diam nggak? Ocehan lo tuh bikin kepala gue fertigo! Udahlah gue mau cabut!"

Decakan keluar dari mulut Tzuyu. "Sehun, gue belum selesai bicara!"

Sehun benar-benar tidak mempedulikan teriakan melengking itu. Ia terus berjalan menjauhi Tzuyu dengan otak yang senantiasa berpikir keras. Sebenarnya bukan hanya Tzuyu yang merasa jika Sehun berubah, tapi Sehun sendiri juga merasakan hal-hal aneh yang menimbulkan tanda tanya besar dalam benaknya.

Ada apa dengan dirinya?

Kalau boleh jujur, Sehun itu tidak pernah benar-benar membenci Jisoo. Ia hanya sedikit risi. Jadi, maksudnya begini... Jisoo itu terlalu blak-blakan dalam mengejar cintanya dan setiap gerak-gerik yang perempuan itu ciptakan untuk menarik perhatiannya, selalu berhasil mengingatkan Sehun kepada Nyonya Areum, sang Mama.

SINGULARITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang