SINGULARITY 19

230 13 0
                                    

"I wanna be your idea of perfect."

•••

LAYAKNYA percikan api yang di siram air bensin, amarah Tzuyu seolah berkobar-kobar. Di pojok perpustakaan, dengan tatapan kosong dan kedua tangan yang mengepal kuat, ia betulan muak melihat adegan dimana Sehun berusaha keras mendekati Jisoo. Laki-laki itu sampai melayangkan satu pukulan kotor kepada Taehyung sebab pria Kim yang mendadak datang mengacaukan rencananya.

Sialan. Dari semenjak kecil, hanya dia satu-satunya perempuan yang keberadaannya tak pernah di permasalahkan oleh Sehun. Apalagi ketika Jisoo hadir ke dalam kehidupan Sehun, laki-laki itu pun selalu menjadikan Tzuyu sebagai tameng agar gadis bodoh tersebut dapat menjauh darinya.

Namun, lihatlah sekarang. Sehun bersikap abai dan mencampakkan Tzuyu, seakan-akan dia adalah orang asing. Bahkan tempo hari, Sehun sampai tega membentak Tzuyu hanya karena isi kepalanya yang sedang di penuhi oleh Jisoo.

Cukup sudah. Perempuan rendahan macam Jisoo tak pantas jika harus bersaing dengannya. Bagaimana pun, Tzuyu tidak bisa tinggal diam, ia harus melakukan sesuatu agar keparat itu sadar akan posisinya.

Ekhem

Tzuyu terperanjat kaget saat mendengar dehaman seseorang yang begitu jelas menyapa gendang telinganya.

"Santai aja kali." Dia terkekeh mendapati lawan bicaranya yang tertangkap basah sedang menguntit sekaligus menguping. Dua perilaku yang sangat tidak sopan. "Takut lo sama gue? Mukanya sampai pucat gitu."

"Bukan urusan lo," balas Tzuyu sangat ketus. Ia kemudian mengambil ancang-ancang untuk segera pergi, akan tetapi sosok di hadapannya langsung berupaya mencegah Tzuyu dengan mencengkeram tangannya. "Apa-apaan sih, lo?"

Dia tertawa sinis, adik kelasnya ini sungguh tidak tahu tata krama. "Setidaknya coba bersikap baiklah walaupun cuma pura-pura. Gue ini kakak kelas lo, ngomong-ngomong. Jangan belagu."

"Lepasin!" Tzuyu menggerakan tangan, berharap nenek sihir itu mau melepaskannya. Namun nihil yang Tzuyu dapatkan.

"Percaya atau enggak, sebenarnya kita punya keinginan yang sama."

Sejenak, Tzuyu menghentikan aksi berontaknya. Ia sungguh tidak tahu kemana arah pembicaraan ini. "Bisa nggak ngomong yang benar? Maksud lo apa?"

"Lo suka sama Sehun, kan? Tapi sayangnya Sehun lebih memilih untuk mengejar cewek culun itu."

Tunggu... memangnya dia cenayang? Bagaimana bisa dia tahu persis apa yang sedang menimpa Tzuyu, sementara dia memergokinya baru satu kali ini? Dan mengenai cewek culun, apakah maksudnya adalah Jisoo?

"Lo diam, berarti perkiraan gue tepat!" ucapnya sembari menyentak tangan Tzuyu. "Ada satu kejadian dimana si culun itu cukup mempermalukan gue. Dan karenanya, gue jadi tertarik buat bermain-main sama dia. Kayaknya bakal seru kalau kita kerja sama dan sedikit kasih pelajaran ke dia supaya dia tau batasan."

Tzuyu memiringkan kepala. Ternyata ada orang lain yang membenci Jisoo, bukan hanya dirinya saja. Jujur... tawaran ini sangat menggiurkan. Namun Tzuyu tidak boleh gegabah, dia harus tetap waspada. Apalagi orang yang tengah di hadapinya saat ini merupakan kakak kelas yang lumayan terkenal karena kelakuan liciknya. "Lo nggak lagi ngibulin gue kan, Kak?"

"Lo meragukan gue?" Dia berdecak keras sambil memangku tangannya di depan dada. "Oke, untuk sekarang mungkin lo belum begitu tertarik sama penawaran gue, ya gue sih juga nggak maksa. Tapi kalau semisal lo berubah pikiran, lo tau dimana harus nyari gue."

Selepas mengucapkan rentetan kalimat itu, dia langsung bertolak meninggalkan Tzuyu yang memaku dengan air wajah menunjukan gelagat penuh kebimbangan. Satu pertanyaan terlintas; apa Tzuyu perlu mencobanya?

SINGULARITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang