"Tomorrow will be a better day if you always with me."
•••
MESKIPUN penuh keraguan, akhirnya Jisoo mampu memasuki rumah Taehyung. Namun percayakah kalian? Ketika dirinya dan Taehyung berjalan melewati empat laki-laki menyeramkan itu, tubuh Jisoo mendadak panas dalam. Bagaimana tidak? Tatapan mereka terhadap Jisoo sungguh tak ada ramah-ramahnya.
Tapi saat ke-empatnya di tatap balik oleh Taehyung, mereka langsung kiceup seribu bahasa dan mencoba bersikap baik kepada Jisoo dengan senyum palsunya. Cih, lemah sekali. Makanya jangan belagu! Begitu kira-kira cibir Jisoo dalam hati.
"Ji? Lo tunggu disini dulu ya? Gue mau ke atas sebentar," kata Taehyung berpamitan. Jisoo yang masih sibuk menelisik dari sudut ke sudut ruang tamu milik laki-laki itu pun hanya mengangguk acuh.
Banyak sekali hal yang menyita perhatian Jisoo, salah satunya adalah dinding silver yang di penuhi oleh berbagai bentuk bingkai foto. Di dekatinya dinding tersebut dengan rasa penasaran yang membuncah, kemudian Jisoo mengamati lamat-lamat setiap potret foto yang terdapat disitu.
Senyum tanpa kepalsuan terukir indah di bibir Jisoo tatkala matanya menangkap salah satu foto yang menampilkan Taehyung kecil tengah berbagi kedua pipinya untuk di cium oleh pria dan wanita dewasa, yang Jisoo yakini adalah orangtua Taehyung. Ah, harmonis sekali kelihatannya.
"Pas kecil aja udah menawan banget, pantesan gedenya suka bikin anak orang mleyot." Jisoo berbicara sendiri. Sedetik kemudian dia tercengang. "Tunggu... apa barusan gue abis muji-muji Taehyung? Astaga! Untung aja nggak ada orangnya. Eh, btw dia kemana ya? Kok lama sih?"
Jisoo nampak celingukan dan tanpa sadar mulai mengayunkan kaki untuk menyusuri ruangan demi ruangan di rumah tersebut, akan tetapi dia tak kunjung menemukan laki-laki congkak itu. Hingga akhirnya Jisoo berhenti tepat di depan sebuah kamar yang pintunya terbuka lebar.
"Atau ini kamarnya Taehyung? Dia di dalam kali, ya?" Lalu tanpa berpikir panjang, Jisoo segera menerobos masuk. Setelah sudah berada di dalam, kedua netra Jisoo di buat tidak bisa berkedip.
Sepertinya Taehyung itu hobi menggambar. Terbukti dengan dinding kamarnya yang hampir setengah bagian penuh akan coretan-coretan tangan. Terkesan artsy sekali meskipun tetap warna hitam yang mendominasi.
Kemudian mata Jisoo beralih ke sudut lain, ada banyak sekali poster film dan pajangan-pajangan berupa alat musik yang menempel secara acak. Lalu di pojok kiri juga terdapat meja panjang yang berisikan miniatur gedung-gedung pencakar langit, serta patung kecil dari icon kota-kota ternama di dunia.
Semuanya saling berjejer rapi, tanpa terkecuali. Wah, selera Taehyung benar-benar patut di acungi jempol. Keren betul.
Ketika Jisoo sedang terpana dengan keindahan kamar Taehyung, tiba-tiba ada seseorang yang menarik bahunya begitu kasar hingga Jisoo tergelonjak hebat. "Mau maling kamu, ya!?"
Ternyata... itu Mamanya Sehun. Lalu apa katanya? Mau maling? Hell yeah! Memangnya wajah Jisoo itu tampang-tampang kriminal? Ngawur sekali!
"Kok diam? Ayo jawab! Pasti kamu benar mau maling rumah saya, kan?"
Hello! Anybody here? Rumahnya situ? Yang benar saja lah, ini kan rumahnya Taehyung! Astaga, sekarang Jisoo mulai paham kenapa Taehyung membenci Nyonya Areum, salah satunya mungkin karena sifat dan sikap beliau yang suka seenaknya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
SINGULARITY
Teen FictionIni tentang seseorang yang hidup, tapi berkali-kali di matikan perasaannya. Yang rautnya bahagia, tapi hatinya selalu terluka karena hal-hal yang ia percaya tidak sesempurna seperti apa yang ia lihat. "Aku sungguh ingin menulis banyak tentangmu, nam...