10 : Beban keluarga

1K 78 2
                                        

Sejak lamuel mengetahui kabar bahwa dia akan dijodohkan dalam waktu dekat ini, lamuel mulai frustasi. Dia tidak mau dijodohkan, dia sudah dewasa dia bisa mencari sendiri siapa pendamping hidupnya kelak.

Seperti saat ini, lamuel sedang berada di club. Lamuel memang sering ke club hanya saja dia akan pergi kesini jika dia benar benar frustasi dan tidak mendapatkan jalan keluar alias terjebak.

Di club lamuel hanya minum minum saja tidak lebih. Dia hanya akan meminum barang haram itu sebanyak mungkin lalu dia akan jatuh pingsan dan diantar oleh Fathan. Sebenarnya lamuel sudah bosan berada di club yang ramai ini. Lebih baik dia mencari mangsa dan membunuh orang, lalu dia akan merasa senang karena melihat korbannya itu menjerit kesakitan.

Tapi tidak untuk sekarang, dia sedang malas untuk mengeluarkan tenaganya hanya untuk menyiksa seseorang. Lebih baik dia disini, mencuci mata dengan melihat banyak jalang yang menari di depannya.

"Lam udah, lo dari tadi udah banyak minum. Mending lo pulang sekarang!" Fathan yang sedari tadi berada di samping nya menatap jengah ke arah lamuel. Dia sudah menghabiskan 6 botol tapi tetap saja ingin minum.

Fathan hanya takut jika lamuel tidak sadarkan diri maka jalang jalang akan berlomba lomba menggoda lamuel dengan mengajaknya ke ranjang. Fathan hanya merasa kasihan kepada lamuel, bagaimanapun lamuel tetap sahabat nya.

"Gak gue mau disini. Oh iya jangan lupa lo besok ke rumah gue, ajak zergan sama Ayaz. Gue ada syukuran buat nyambut rembo!" Lamuel menolak keras ajakan Fathan yang ingin mengantar nya pulang. Dia malah berbicara tidak jelas dengan setengah kesadarannya tentang rembo yang Fathan bahkan tidak mengerti.

Siapa rembo?
Ayamnya tok dalang? Batin Fathan bertanya-tanya.

Fathan hanya mengangguk mengiyakan ucapan lamuel. Ucapan lamuel bagaikan angin lewat bagi Fathan. Gak dimasukin dalam hati. Jadi siap-siap besok tidak akan ada yang menghadiri syukuran nya rembo.

"Gue gak mau dijodohin!" Racau lamuel saat Fathan bersiap siap akan menuntunnya keluar dari club yang bising ini.

"Iya lo mau dijodohin." Ucap Fathan dan membawa lamuel keluar dari club.

•••

Tengah malam begini, Vella sedang berada di minimarket. Dia ingin membeli cemilan karena stok cemilan di kamarnya sudah habis. Sebenarnya membeli stok cemilan bisa beli di lain waktu, tidak di tengah malam begini.

Hanya saja entah mengapa Vella ingin keluar di tengah malam, merasakan suasana malam yang sunyi yang dapat menenangkan hati dan pikiran nya.

Setelah selesai membayar semua belanjaannya, Vella keluar dari minimarket itu dan tepat setelah Vella keluar, kasir tadi yang melayani Vella juga ikut keluar dari minimarket, karena minimarket akan ditutup.

Vella berjalan sendirian di tengah jalanan yang amat sepi. Vella sangat takut pada sesuatu yang berbau mistis, Vella juga takut berjalan sendirian di sini. Hanya saja Vella berusaha tegar melawan rasa takutnya walupun jauh dari lubuk hatinya dia sangat takut.

Tepat melewati gang kecil yang jarang dilewati oleh seseorang, Vella seperti mendengar kebisingan. Ini aneh, dari tadi di perjalanan Vella tidak mendengar apapun. Tapi setelah melewati gang ini Vella seperti mendengar suara rintihan.

Karena Vella ini orang yang kepo, Vella mendekat ke arah gang itu dan mengintip. Alangkah terkejutnya Vella saat melihat seseorang yang sedang disiksa. Vella kenal orang itu, dia abian teman sekelasnya.

LAMUELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang