0.11

810 106 31
                                    

"oh iya ngomong-ngomong,kok kalian bertiga bisa masuk ke rumah gua?kan...kan...di kunci."tanya blaze sembari membereskan alat sholatnya.

"Di dobrak sama kakak."jawab Citrus dengan muka polosnya sembari menunjuk kearah sang kakak yang sedang memakan biskuit di atas meja.

Blaze pun menengok kearah thorn dan thorn pun menghentikan kegiatannya. Thorn hanya tersenyum kebo dan melanjutkan kegiatannya.

"Gak rusak kok, cuman mungkin gak bisa di tutup lagi karena gagangnya patah Ama yang buat nguncinya lepas."ucap thorn dengan enteng sembari menjilat satu persatu jarinya.

Blaze hanya menatap teman abnormalnya itu dengan tatapan datar sembari menggelengkan kepalanya. Setelah selesai membereskan alat sholatnya,blaze pun melihat kearah tangannya yang penuh dengan perban. Dia hanya tersenyum tipis sembari melihat kearah ice yang sedang memainkan handphonenya.

"Kak blaze naksir ya ke kak ice~~~...ketauannnn.....~~~~" goda Citrus.

Sedetik kemudian blaze melunturkan senyumannya dan berbatuk kecil sembari menggaruk tengkuknya.

"Tentu saja tidak,kakak itu cuman cinta ke satu orang tapi bukan kak ice."ucap blaze di tambah dengan senyuman khasnya.

"Woahhh!!!siapa itu kak??"tanya Citrus antusias.

PUK!
PUK!

"Rahasia dongg~~ hihi..."jawab blaze sembari menepuk-nepuk lembut kepala Citrus.

Ice dan thorn yang melihat keakraban mereka hanya tertawa kecil. Sebenarnya mereka berdua juga tidak tau,tipe wanita mana yang di sukai oleh sahabatnya itu. Yang jelas sahabatnya itu pasti memilih wanita yang baik-baik.

"Gua harap orang yang di sukain Ama brondong ayam itu bukan cewek yang di jalan itu."bisik thorn kepada ice.

"Yang di jalan?yang mana bro?"bisik ice.

"Ishh!!itu loh yang sering teriak-teriak '50 ribu aja mas,50 ribu' itu loh..."-thorn

"Pffffttt- oh iya iya gua inget,iya sih gua berharap juga bukan yang itu..."-ice

"Ahahahah....kalau yang itu gimana?jadi makin kasian gua Ama ni brondong,sksksksksk...."-thorn

"Wkwkwkwk...."-ice

"Kalian lagi bisikin apaan?-_-?"-blaze

"Nggk/gak"-thorn/ice.

"-_-|||"-blaze

"ʘ‿ʘ"-citrus

"Ngomong-ngomong kita bertiga boleh nginep disini gak blaze?takut lu ngelakuin hal-hal yang aneh lagi."tanya ice.

Blaze hanya mengangguk dengan senyuman khasnya.

"Boleh.... bentar ya gua mau nyiapin kamar buat kita bertiga tidur."ucap blaze sembari bangun dari duduknya dan berjalan keluar dari tempat shalat di rumahnya.

Mereka bertiga hanya menatap blaze dari kejauhan dan kemudian saling menatap satu sama lain.

"Kita ngapain sekarang?"tanya thorn.

Ice dan Citrus hanya menggelengkan kepala mereka dan kembali ke dunia mereka sendiri.

Hidup indah akan segera dimulai....

------------------------------------

Tubuh kecil nan rapuh itu menggigil ketakutan sembari mengeratkan genggamannya pada bajunya. Matanya menampilkan tatapan horor seperti biasa. Rasa takut,gelisah,panik menyatu kedalam dirinya yang rapuh itu. Bibirnya bergetar hebat tak lupa dengan seluruh badannya juga.

Menangis saja tidak ada gunanya. Tubuh kecil itu sedikit demi sedikit mengundurkan diri. Sedaya upaya dia menutup bagian bawah tubuhnya walaupun pada akhirnya terlihat karena di singkab dengan cepat oleh oknum di hadapannya.

"Khihi~~~.... mau kemana sih manis hm?papa udah nungguin kamu dari tadi loh~~...."

Lantas remaja tadi hanya diam sembari berusaha menepis tangan besar sang ayah yang hendak menyentuh bagian bawah tubuhnya.

"Hiks...lepas...gem mohon....shh....lepas...."

CUP!

"HIK!"

Laki-laki bertubuh besar itu tersenyum lebar sembari melakukan aksinya. Melawan saja tidak ada gunanya,karena tidak cukup tenaga, berteriak?ah... tidak ada yang peduli terhadapnya sekarang. Lagi-lagi remaja yang sedang di kotori oleh ayahnya itu hanya bisa pasrah dan pasrah.

Dia menatap kosong kearah ayahnya yang sedang bermain dengan setiap lekuk tubuhnya. Dia tidak memberikan ekspresi apapun pada wajahnya. Menikmati?oh tentu saja tidak,dia hanya bisa pasrah dan merelakan dirinya sendiri pada ayahnya tersebut.

Hingga permainan gila itu berhenti,dia menatap kosong kearah ayahnya yang tertawa terbahak-bahak sembari menunjuk-nunjuk kearah dirinya. Kata-kata kotor,cemooh dan hinaan semuanya ia telan bulat-bulat kedalam hatinya. Rasa sakit seluruh tubuh tidak ia hiraukan sama sekali.

"Kahahahahha!!! sekarang kau memang mirip dengan jalang keponakan ku!!!hm....mari kita lihat seberapa seksinya dirimu tadi."

Pak tua tidak sadar diri itu mengambil handphonenya yang ia gunakan untuk merekam seluruh kegiatannya tadi dengan remaja itu. Dilihat kembali semua kegiatan-kegiatan yang ia lakukan tadi dengan kepo--anaknya,tawa kembali terdengar di ruangan suram itu.

"Ahahahahahha!!!lihat!!!lihat!!!kau mendesah seperti jalang!!!! khahahahahahaha!!!!ahahahahhaha!!!!"

Ayahnya tersebut meninggalkannya sendirian sembari tertawa. Remaja itu hanya diam dan berjalan pelan kearah kamar mandinya. Di hidupkan kran wastafel lalu air yang keluar itu di basuhkan ke wajahnya yang bisa dibilang menawan. Remaja itu berjalan lagi kearah shower lalu di nyalakan shower tersebut hingga membasahi tubuhnya yang sudah kotor itu.

Perih,sakit dan panas menghiasi seluruh tubuhnya. Dia mengadahkan kepalanya membiarkan air shower membasahi kedua matanya. Air shower yang dingin itu membasahi kedua kornea matanya.

"Air ini dingin,tapi panas saat terkena tubuhku yang kotor ini. Apa ini mungkin....karena aku seorang pendosa yang sudah melampaui batas?Yesus...apa aku terlihat seperti seekor semut yang memohon kepada seekor gajah?rasanya....sangat jauh ingin mengapai dirimu....sakit....pedih...apa ini azab dari dosa yang bukan dari diriku?....apa...apa aku ini seekor semut yang kecil dan lemah?aku....aku ingin mati saja...ujian mu terlalu berat Yesus....shhh....hah...."

Remaja itu menundukkan kepalanya dan menatap air yang turun deras dari kepalanya. Dia menatap air yang berwarna putih karena terkena area bawah tubuhnya,dia tau warna putih itu berasal dari mana. Pada akhirnya dia menangis di bawah air shower yang masih menyala itu.

Disana akan bahagia tapi disini hanya ada luka....

Perjalanan mereka berhenti sejenak di tengah jalan....🥀

Tbc.

Saling melengkapi.[ON!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang