"huh...panas....dek!!!"
Merasa dirinya terpanggil,dia pun mengangkat tubuhnya dan berlari pelan kearah kakaknya. Mata hijau tembaga itu membulat dengan indah saat sang kakak mengelus dan sesekali menepuk-nepuk kepalanya.
"Istirahat dulu ya,kamu juga pasti cape."ucap kakaknya.
Lantas sang adik malah menggelengkan kepalanya lalu memeluk tubuh kakaknya.
"Citrus belum cape,Citrus juga mau bantuin kakak!!"ucap Citrus antusias.
Thorn hanya terkekeh lalu menunjuk ke suatu arah.
"Kau ambil plastik hitam itu,bawa kesini ya,kakak mau isiin tanah."
"Hm!"
Setelah itu,Citrus pun berlari untuk mengambil plastik yang di minta oleh sang kakak. Anak itu benar-benar senang bisa membantu kakanya mencari uang untuk kebutuhan mereka berdua. Itu adalah hari kedua setelah mereka di tinggal kedua orangtuanya entah kemana dan mereka mulai membuat kehidupan baru setelahnya.
Bukan berarti mereka bahagia di tinggal kedua orangtuanya,hanya saja mereka berusaha untuk terbiasa dengan keadaan seperti ini. Karena mereka tahu,suatu saat juga pasti kedua orangtuanya akan meninggalkan mereka atau mungkin lebih dulu mereka?
"Nih kak...hah...hah..."ucap Citrus sembari menyodorkan plastik yang di suruh Thorn barusan.
Thorn menerima dengan senang hati lalu mulai memasukkan tanah kedalam plastik tadi. Citrus hanya menatap polos dan ingin tau apa yang sedang kakaknya itu lakukan. Walaupun sesekali dia menggunakan kedua telapak tangannya untuk melindungi wajahnya dari sinar matahari yang terik itu.
Citrus menatap lekat kearah langit biru yang menjulang tinggi di langit dengan beberapa awan putih hingga menambah kesan aesthetic di langit siang hari itu. Dia juga sesekali melihat pesawat terbang dan beberapa helikopter hingga membuat dirinya berteriak histeris.
"Kaka..."
"Hm?"
Thorn yang sedang membelakangi Citrus pun menoleh kebelakang dan menatap adik semata wayangnya itu.
"Hidup bebas itu seperti apa ya?...apa bebas seperti burung-burung itu?..."tanya Citrus sembari menunjuk kearah burung-burung yang berterbangan di atas langit.
Tatapan redup nan gelap menyelimuti mata Citrus yang tadinya bulat indah bersinar sekarang menjadi redup. Thorn mengerutkan keningnya lalu menatap kearah burung-burung yang di tunjuk oleh adiknya itu. Selama ini juga ia bertanya-tanya tentang hidup bebas itu seperti apa. Apakah hidup bebas itu harus memiliki uang banyak?atau rumah yang mewah?atau.... memiliki paras yang cantik? entahlah.
"Citrus juga pengen hidup bebas kayak burung-burung itu kak... Pasti enak... Bisa terbang,wushhhh!!!wushhhh!!! Wihhhh!!!enak kayaknya,iya kan kak?"ucap Citrus sembari menoleh kearah Thorn.
Thorn hanya menutup kedua matanya lalu kembali melanjutkan aktivitasnya.
"Intinya jangan lupa bersyukur,kita sebagai manusia harus bisa bersyukur apapun yang terjadi. Kau bilang ingin hidup bebas?tanpa beban?"
Citrus mengangguk menjawab pertanyaan kakanya itu.
"Ahahahha!... Hidup tanpa beban bukan hidup namanya,kita hidup selalu di uji oleh tuhan karena Tuhan tau,kalau kita itu kuat."
Thorn pun meletakkan plastik hitam tadi yang sudah di tambahkan tanah dan pupuk lalu duduk di samping adiknya.
"Sebelum kebahagiaan terwujud,pasti ada luka yang harus di lewati. Entah itu luka batin maupun fisik. Jadi...."
Thorn kembali mengelus kepala adiknya itu dan melanjutkan ucapannya.
"Semuanya itu butuh proses bukan protes,faham?sama halnya dengan bunga yang kakak tanam di dalam tanah ini."ucap thorn sembari menunjuk kearah plastik hitam tadi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Saling melengkapi.[ON!]
No FicciónCr art by: @darkhana_ on Instagram. ini mengisahkan tentang sekumpulan remaja yang saling menyemangati satu sama lain. Mereka berasal dari keluarga yang memiliki takdir yang berbeda namun memiliki tujuan yang sama. "ayah ingin kamu jadi pilot, Hali...