memori yang hilang

23 5 0
                                    

Olive mengikuti Hiro yang menaiki tangga dalam diam. Sampai dikamar, Hiro terduduk di pinggir ranjang.

Setelah menutup pintu, Olive berdiri di hadapannya dan dapat ia lihat Hiro menatap kosong lantai dan seperti syok akan sesuatu.

"H-hiro.. Kamu kenapa?" tanya Olive khawatir.

Hiro mendangak menatap Olive dengan nanar.

"Olive.. Aku sudah melakukan kesalahan besar.." ujar Hiro dengan lirih.

Olive menarik nafas dan mengelus pipi Hiro, "Apa? Kenapa?"

Hiro meneteskan air matanya dan berhasil membuat Olive tersentak kaget. Ia pun segera duduk di samping Hiro menopang wajah Hiro dan menghapus air mata itu.

"Kamu kenapa? Jangan buat aku khawatir.." Olive benar-benar khawatir jika Hiro sudah seperti ini.

Hiro menggeleng tak ingin menceritakan, "Aku sudah melakukan kesalahan besar.. Aku benar-benar pembunuh.."

Deg!

Olive langsung memeluk Hiro dan membiarkan Hiro menangis di pelukannya. Ia merinding dan hatinya bergetar hebat saat Hiro benar-benar menangis tersedu-sedu di pelukannya. Ini pertama kalinya ia melihat Hiro menangis sangat keras.

Olive menepuk-nepuk punggung Hiro pelan menenangkannya walau dia sendiri terus menangis khawatir pada Hiro.

//

Juna duduk di pentri dan meneguk segelas koktail dengan kasar. Ia terlihat stres dan terpuruk setelah mengetahui kenyataan sebenarnya.

"Dia itu ayahmu, dia menghamili ibumu disaat ibumu belum lulus dari sekolahnya. Dia membuat masa depan ibumu hancur dengan membuang ibumu ke London dan membiarkan dia mengurusmu seorang diri.. Kau pikir julukannya sebagai pembunuh itu tidak berlaku bagimu? Kau pikir kau bergabung dengan kami karena apa? Kau, aku, paman-pamanmu itu sudah kehilangan satu anggota keluarga masing-masing karena Hiro.. Dia membunuh ibumu yang tak tau apa-apa itu dan tak berdosa sama sekali!"

Suara Ayahnya menggema kembali di otaknya.

Juna langsung menangis menunduk menyembunyikan tangisnya. Ia menggenggam erat gelas di tangannya.

Ia terkekeh miris akan kenyataan yang sebenarnya terjadi. Dia benar-benar merasa dibodohi selama ini.

Ingatannya tentang sosok Hiro yang selama ini ia agung-agungkan sebagai sepupu tirinya itu, semua rasa kagumnya terputar kembali di ingatannya. Sangat menyesal rasanya membuang waktu mengaggumi sosok Hiro dan menjadikannya panutan.

"Bagaimana bisa kau setega itu?" lirihnya dalam tangisnya.

Seketika tatapan Juna menajam. Tatapan yang penuh dengan rasa dendam dan kemarahan yang terpendam. Ia dendam dan murka kepada Hiro.

"Kau akan merasakan bagaimana kehilangan orang yang kau cintai, Hiro.." ucapnya geram.

Dengan kuat Juna melempar gelasnya.

Ctarr!!

Gelas pecah berkeping-keping setelah menghantam tembok dapur.

//

Olive menyelimuti Hiro yang sudah terbaring di ranjang. Ia berbaring di samping Hiro dan membawa Hiro ke pelukannya.

Ia mengelus kepala Hiro dan punggung Hiro bergantian berusaha menenangkan hati Hiro yang tertekan.

"Tenanglah.. Istirahat dulu.. Kamu bisa menceritakannya jika kamu sudah siap.. Gak papa.." lirih Olive.

Hiro mengeratkan pelukannya dan menenggelamkan wajahnya di dada Olive. Tak lama ia pun terlelap.

My King | Season 1 & 2 "SELESAI"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang