"Cinderella ? Tidak, lebih tepatnya aku adalah rapunzel.."
Olive hanyalah wanita yatim piatu yg memiliki sifat tomboy. Kuliah dan kerja paruh waktu sudah menjadi kegiatan sehari-harinya.
Tapi kedatangan Hiro, pria misterius kaya raya yang 10 tahun...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hiro, Danu dan empat anak buahnya yang lain keluar dari mobil dan melangkah menuruni jalan kecil yang menjurus ke pinggir sungai yang melintang di bawah jembatan.
Di Sana ada Juna yang sedang berjongkok bermain dengan ranting pohon yang ia tusuk-tusuk ke tanah karena merasa bosan menunggu.
Juna mendangak saat merasa ada orang yang datang di hadapannya. Dan dia mendapati Hiro sudah berdiri di hadapannya. Ia menatap Hiro sebentar dan akhirnya berdiri dan membuang ranting di tangannya.
Hiro menatap Juna dengan wajah dinginnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Juna tersenyum, "Hai ayah.."
Seperti ada hantaman keras di jantung Hiro sehingga membuat jantung Hiro berdegup kencang saat mendengar Juna memanggilnya dengan sebutan ayah.
"Kenapa? Kamu tak menyangka akan kupanggil seperti itu? Ayah?" Juna berdecih konyol kemudian.
Hiro masih diam karena kaget akan ucapan Juna.
"Kamu bahkan tak pantas untuk di panggil ayah.." gumam Juna sinis.
Sungguh, Hiro bahkan sangat tak ingin membahas hal yang masih belum bisa masuk di akalnya. Namun ia ingat bahwa dia memang melakukan hal itu dengan Aliza.
"Dimana ibumu?" tanya Hiro akhirnya.
Juna menatapnya, "Ibu? Siapa? Aku bahkan belum sempat memanggilnya ibu.."
"Dia mati sebelum aku Bisa membuka mataku.." lanjut Juna.
Deg!
Hiro benar-benar merasa ini adalah mimpi. Ia masih tak menyangka mengetahui Juna adalah anaknya dan Eliza sudah tiada.
Juna menghapus air matanya yang menyelinap keluar.
"Aku heran kenapa orang sepertimu bisa mendapatkan Olive..? Bukankah dia terlalu baik untuk pembunuh sepertimu..?" heran Juna.
Hiro langsung tersadar dan langsung menatap Juna dengan geram, "Kamu yang menculiknya?!"
Juna mengangkat telapak tangannya mengisyaratkan Hiro untuk diam, "Dia bahkan dengan senang hati datang ke rumahku.. Aku sudah menyiapkan tempat yang sangat nyaman untuknya.."
