BAB 14

7.6K 650 35
                                    


Haiiii semuanyaaaaaaa

Gimana kabar kalian, semoga baik ya.

Mulai hari ini dan kedepannya insyaallah Mimin bakal atur jadwal update cerita ya.
Maaf banget bagi yang udah nunggu lama
Bahkan sampe ada yang nanya kapan aku update.

Buat kamu maaf ya ngak bisa jawab itu, maaf banget buat kalian semua nunggu.

Tapi sekarang kita bakal mulai lagi okeyyyy.

Let's gooooooooo

Arga menatap makam yang saat ini ada di depannya dengan geo yang masih tetap berdiri di sampingnya.

"I can't believe this"

Itulah ucapan yang terlontar dari mulut Arga.

Seperti mimpi disiang hari, itulah yang ia rasakan saat ini.

Ia memang membenci namun bukan berarti ia tak sayang dan peduli, bagaimanapun orang inilah yang melahirkan dan merawatnya waktu bayi.

"Gua ngak percaya ini"

"Bang" panggil geo sembari memegang tangan arga.

Tak ada air mata dan tangisan yang ia keluarkan namun hatinya pedih, seakan beribu jarum menusuk relung hatinya.

Tanpa mengatakan apapun lagi Arga pergi meninggalkan makam dan geo yang masih syok dengan kedatangan dirinya.
Ia berlari menuju mobil bahkan saat penjaga makan menyapanya pun Arga tak hiraukan sama sekali.

Untuk kedua kalinya dia dihadapkan dengan kehilangan.

Sakit? Ya rasanya sakit.

apa penyebabnya? Kenapa bisa? Beribu pertanyaan berputar di otak Arga, ia ingin jawaban tapi semuanya suram.

Ia berpikir apakah ini karena dirinya, apakah dia yang membuat semuanya seperti ini?

Mengapa mereka tidak memberitahunya? Mengapa tak ada satupun kabar yang ia dapatkan?

Apakah sebegitu tidak berartinya dirinya.. sehingga mereka hanya diam?

Kapan itu terjadi? Ia tak tahu

Arga melajukan mobilnya menuju apartemen karena ia tak tahu harus menuju kemana lagi selain itu.

Pergi ke teman-temannya ia tak ingin mereka khawatir..

Bertanya kepada keluarganya mungkin bukan jawaban yang akan ia dapatkan.

Lalu kepada siapa?

**
Arga memasuki apartemennya ia melepaskan jas sepatu serta dasi yang serasa mencekik dirinya.

Ia melemparkan tubuhnya di atas kasur king size miliknya.

"Kenapa selalu gini" lirih Arga sebelum kedua mata itu tertutup rapat, Arga terlelap dalam lelahnya hari yang sangat berat tanpa seseorang yang bisa ia ajak bercerita.

Arga ingin hidup seperti orang biasa, ia ingin hidup dimana ada dirinya bahagia tanpa harus memikirkan masalah masalah yang kian hari membuatnya semakin lelah.

Terkadang ia ingin kembali menjadi seorang bayi, yang tak tahu apa apa yang polos tanpa noda.
Menangis saat ia sakit dan tertawa saat ia senang, tapi kenapa itu semua seakan sulit baginya.
Dulu sewaktu kecil ia sangat ingin menjadi dewasa ia bisa melakukan apapun yang dia inginkan tapi sekarang mungkin ia menyesali perkataan itu.
Semuanya tak sebahagia dan menyenangkan seperti yang dulu ia lihat, semuanya butuh proses yang sakit dimana ia harus bangkit saat terpuruk harus tertawa disaat semuanya tak baik baik saja..

Sesulit itukah proses kehidupan dewasa ini.

*****

ARGANIEL (S2) TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang