BAB 13

8.6K 728 81
                                    

Guysssssssss minal aidzin walfaizin ya mohon maaf lahir dan batin.
Maafkan mimin yang sangat sangat sangat jarang update ini ya semoga pada maafin yang maafin mimin doain jodohnya seokjin deh eh jangan Jimin aja soalnya seokjin punya mimin🤣




Eyyy ada satu lagi
Guysss mau  follow folback Ig ngak sama Mimin kalo mau yuk...


Pagi yang cerah untuk mengawali hari ini, padatnya jalan kota adalah hal yang harus di lalui setiap pagi. Sibuk dengan tujuan mereka masing masing begitu juga dengan Arga yang pagi ini sudah rapi dengan setelan jas kantornya mengendarai mobil mewahnya membela jalanan kota.

Pagi ini Susana hatinya cukup senang karena tadi pagi daffin menghubungi dirinya. Tidak ada percakapan yang panjang hanya percakapan sekedar menanyakan keadaan, kesehatan dan percakapan kecil lainnya karena waktu mereka yang sama sama terbatas membuat mereka tidak bisa berbicara terlalu banyak. Namun walaupun begitu itu tetap membuat Arga bahagia karena dalam kesibukannya daffin masih sempat untuk menghubunginya. Daffin itu sangat teliti ia selalu memperhatikan Arga sekecil apapun itu, bahkan momen saat Arga tidak me angkat telfon darinya pun masih di ingat oleh daffin.

Sederhana namun berharga

Tepat jam 09.00 Arga sampai di kantornya, ia menaiki lift menuju ruangannya.

Saat berada di depan ruangan ia malah di hadang oleh Robert.

"Bos" panggil Robert.

"Ada apa?" Jawab Arga.

"Emm itu bos, anu itu"

Arga mengangkat alisnya sebelah pertanda bingung dengan  ucapan Robert yang ambigu.

"Emm anu itu bos di itu"

"Apakah kau salah makan Robert sehingga tidak bisa berbicara dengan jelas" kesal Arga.

"Tidak bos di dalam ada itu"

Terlampau kepalang kesal Arga  melewati Robert dan masuk ke dalam ruangannya.

Arga berhenti di depan pintu menatap lurus ke arah sofa di mana ada dua makhluk yang sedang duduk santai di sana.

Arga menatap tajam Robert " siapa yang menyuruhmu untuk membiarkan orang memasuki ruangan ku"

"Emm maaf bos, saya sudah melarang mereka tadi. Tapi mereka mengatakan sudah membuat janji dengan anda" ucap Robert.

"Kau adalah sekretaris ku jadi kau tahu bukan siapa yang sudah membuat janji dan yang belum dengan ku" tegas Arga.

"Maaf bos saya salah" ucap Robert menunduk.

"Kau pergi" usir arga kemudian menutup pintu ruangannya.

"Saya rasa kalian sangat paham dengan tata Krama dan sopan santun " ucap Arga duduk di kursi kerjanya.

"Untuk apa meminta izin ketika memasuki kantor anakku sendiri" jawab Nathan.

"Anda salah orang, mungkin karena faktor umur anda jadi lupa kalau saya tidak memiliki orang tua" sinis Arga.

"Nak sampai kapan kau akan seperti ini?" Ucap Nathan.

"Sampe  matahari pindah ke Barat daya" ucap Arga ngasal.

"Arga berhentilah menatap kertas yang ada di depanmu itu, kami disini berbicara dengan mu. Seharusnya kau bersikap sopan" Tegur Novan yang mengeluarkan unek nya.

"Baiklah bicara tentang sopan, apakah anda sendiri bersikap sopan? Tidak kan . Anda langsung masuk ke dalam ruangan saya tanpa izin dari saya seakan-akan anda adalah orang penting bagi saya, harus berapa kali saya bilang bahwa saya tidak akan pernah lagi untuk menerima kalian di dalam hidup saya. Cukup sekali saya membuat kesalahan karena mau termakan dengan omongan kalian tetapi sekarang tidak lagi, saya bukan anak kecil yang saat kalian bujuk akan langsung menurut.  Hidup saya sudah tenang sejak saya pergi dari kehidupan kalian jadi jangan merusak itu, karena jika kalian melakukannya saya juga tidak akan segan² untuk merusak hidup kalian camkan itu,Dan sekarang silakan keluar dari ruangan saya." 

Nathan dan Novan masih tidak bergeming.

"Mata kalian masih sehat kan, jadi tidak perlu saya tunjukkan pintu nya"

Nathan berdiri dari duduknya " Daddy akan membawamu kembali Arga bagaimanapun caranya, karena Daddy sudah berjanji kepada seseorang" lalu Nathan dan Novan melangkahkan kakinya keluar ruangan Arga.

"Gua manusia bukan boneka yang bisa kalian buang dan ambil lagi" lirih Arga.

Arga tahu kata kata yang dia keluarkan dari mulutnya itu memang menyakitkan, namun ia tidak bisa mengontrol itu dirinya seakan lepas kendali jika sudah berurusan dengan masa lalunya.

Orang lain mungkin berpikir ia egois, tak sadar diri dan apalah tapi ia tidak bisa mengontrol dirinya saat berhadapan kembali dengan keluarganya.

Karena ketika melihat mereka spontan semua bayang bayang kelam yang dahulu ia lalui kembali menghampiri dirinya.
Bukannya tak ingin bangkit dari masa lalu, namun masa lalu itu seakan mengurung dirinya di sana.
Sebagian mereka  mengatakan lupakan masa lalu mu dan berdamailah dengan itu dan kau akan hidup dengan bahagia, itu semua hanya omong kosong kita memang bisa berdamai tapi tidak untuk melupakan dan itu memerlukan proses yang sangat lama.

Dua jam setelah kepergian Daddy dan abangnya itu Arga tidak bisa fokus dengan pekerjaannya, dan itu benar benar mengganggu dirinya.
Lalu ia memutuskan untuk meninggalkan pekerjaannya dan menyerahkannya pada Robert.

Arga meninggalkan perusahaan dengan kendaraan mobilnya melewati jalan kota yang membawanya menuju pemakaman umum, ia juga tidak tahu kenapa dirinya menuju tempat ini dan ia memilih turun dari mobil lalu pergi ke makam Aska.

Sesampainya didepan makam aska, makam itu seperti biasa bersih ia pun juga penasaran sebenarnya siapa yang membersihkan makam Aska setiap minggu.

"Gua Dateng lagi ka, moga Lo nggak bosen liat gua kesini." Arga terdiam beberapa menit lalu kembali melanjutkan ucapannya " kali gua tanya kabar rasanya gua bego ya lu juga nggak bakal jawab juga kan, tapi kalo Lo tiba tiba jawab juga nanti jadi serem nggak asik kan disini lagi sepi juga"

"Huuuuuuuuh (Arga menghela nafas) jujur ka gua bingung sama semua ini, antara gua maafin keluarga gua atau enggak. Gua pengen tapi itu nggak mudah"

"Gua tahu dengan gua cerita disini gua nggak bakal dapat jawaban apa apa tapi paling nggak gua lega, gua nggak mau cerita sama temen temen gua karena gua nggak mau mereka sampai terlibat lagi cukup gua sama keluarga gua aja gua takut ada korban lagi kayak Lo ka"

Sembari bercerita sudut mata Arga tak sengaja menangkap seseorang yang sama persis dengan orang yang dulu ia benci sebelum pergi.
Ya kalian tahu itu geo......

Arga segera berdiri dan mengikuti orang itu, ia terus mengikuti hingga orang  itu berhenti  pada sebuah makan yang juga terawat dengan sangat indah.

Tampak orang itu menaruh seikat bunga yang ia bawa di tangannya, orang itu berjongkok dan mengelus makam itu.

Karena rasa penasarannya yang sangat tinggi Arga dengan langkah tegapnya.

Ia menyentuh pundak pemuda itu, dan ya pemuda itu berbalik menatap Arga dengan tatapan kerinduan yang sangat dalam.

"Bang Arga" ucapnya.

Arga masih terdiam bukan menatap pemuda itu tapi menatap nisan yang ada di hadapannya saat ini.

Disana tertulis nama

AULIA (heiii mimin lupa nama panjang emaknya Arga apaan)


Happy reading guyssssss
Segini dulu ya besok besok sambung lagi pay pay

ARGANIEL (S2) TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang