[Republished]
Warning!
If you under 18 better skip some parts 🙏Kalo lupa, bisa mampir ke part sebelumnya yaa
Happy reading!🍃
"Because he is you. Gimana aku bisa punya bayi kalo kamu mau ceraiin aku? Gimana aku bisa hamil kalo orang yang aku cintai bakal ninggalin aku?" Inara berpaling ke sembarang arah, mengusap air matanya yang terus mengalir. Sementara Ozzy sangat terkejut dengan hal yang baru saja ia dengar.
"Seharusnya aku gak boleh punya perasaan ini. Aku tau konsekuensi atas perasaan ini, kemungkinan besar aku bakal kehilangan kamu karena merusak persahabatan kita. Sorry...," Inara pun berdiri dan berujar lirih, "Makasih udah jadi sahabat aku. Makasih karena kamu selalu ada buat aku selama dua bulan ini," Inara berjalan cepat menuju kamarnya karena ia takut air matanya akan semakin deras jika harus berhadapan dengan Ozzy lagi.
Namun, saat Inara meraih gagang pintu dan pintu itu sedikit terbuka, ia merasakan sepasang tangan melingkari perutnya. Inara tentu saja kaget sehingga ia tidak bisa berkutik. Ozzy memeluknya erat sekali. "I'm sorry. I'm sorry, Ra..." ucapnya sambil mengeratkan pelukannya.
Inara lantas meraih tangan Ozzy yang melingkar di perutnya dan menggeleng pelan. Ia berusaha melepaskan tangan Ozzy, "Kamu gak salah, Zy. You don't need to apologize. Permintaan aku emang konyol. Jadi, it's okay," Ozzy pun melepaskan rengkuhannya. Inara menggunakan kesempatan itu untuk berbalik. "Makasih udah penuhin permintaan aku sesuai janji kamu. Aku anggap janji kamu buat kabulin semua permintaan aku udah terpenuhi semua, udah lunas. Jadi, kamu gak perlu ngelakuin apa-apa lagi buat aku. You're free now," Inara pun berbalik kembali dan memasuki kamarnya.
Namun, saat Inara sudah di dalam kamar dan hendak menutup pintu, ia dikagetkan oleh Ozzy yang menyerobot masuk dan laki-laki itu menutup pintu kamar Inara begitu saja.
"Zy, what are you doing here?"
Mereka pun saling menyelami manik masing-masing. Ozzy berjalan mendekati Inara sehingga gadis itu terus bergerak mundur hingga mencapai pinggir ranjangnya. Inara tidak bisa mundur lebih jauh lagi. "Kamu ngapain di kamar aku?" Inara bertanya sekali lagi.
"Ra...," Ozzy memanggil Inara dengan suara rendah nan berat yang berhasil membuat napas Inara tercekat. Gadis itu langsung memalingkan wajahnya karena ia yakin wajahnya pasti memerah. Demi keamanan jantungnya, Inara beringsut ke samping menjauh dari Ozzy.
"Ra, I'm sorry."
"I said that you don't need to say sorry again," Inara langsung membalasnya. "Aku terima keputusan kamu, Zy. Jadi, kamu gak perlu merasa bersalah. I'm fine. Really fine," yang dimaksud Inara adalah perihal permintaan konyolnya agar Ozzy mendonorkan sperma untuk dirinya.
"No. Bukan itu maksud aku. Aku minta maaf karena baru sadar setelah apa yang kamu bilang sepuluh menit yang lalu... I'm sorry, Ra. Aku terlalu bodoh sehingga baru sadar bahwa kamu selalu perhatiin aku selama ini."
Inara membisu. Ia tidak menyangka Ozzy akan membahas pernyataannya beberapa menit yang lalu.
"Kamu yang selalu masakin aku, cuciin baju aku, bahkan bersihin kamar aku padahal aku pernah bilang bahwa kamu gak harus peduliin aku... tapi kamu melakukan semua itu diam-diam."
"Kamu udah menghiasi hidup aku belasan tahun, Zy. Aku gak bisa cuekin kamu begitu aja meskipun kamu nyuruh aku buat gak peduli sama kamu. Dan cuma itu yang bisa aku lakuin sebagai istri kamu... walaupun kamu menganggap pernikahan ini cuma mengubah status kita di atas kertas, tapi bagiku pernikahan ini sungguhan," ucapnya dalam hati. Air mata Inara mulai menggenang.