01 : Enchanting

222 36 3
                                    

Semoga keisengan yg membunuhku ini berlanjut.. 🌿🌿

Tim Yoongi mana suaranya🤭🤭🤭

.
.
.

Shin Hera, gadis cantik itu berlarian di trotoar kota kendati bus yang biasa dia tumpangi sudah melaju lebih dahulu. Membawa buku-buku ditangannya dan juga melambaikan tangannya memberikan isyarat pada sang sopir bus untuk menunggunya. Burung-burung dara yang berada di bundaran air mancur berterbangan menghindarinya, pengendara sepeda juga hampir jatuh karenanya.

Yang Hera tahu bus tadi akan berhenti di halte selanjutnya, 100 meter dari tempat pertama. Hera tetap berlari, tak menghiraukan tumitnya sakit. Satu tujuannya adalah ingin cepat sampai di kampusnya. Dari hall kota hingga di jalanan pertokoan, bau kue kering atau biji kopi yang dimasak mengugah selera. Tinggal sedikit lagi lelahnya akan sampai di halte bus kedua, namun sayang tubuhnya terjungkal diiringi buku-buku terjatuh. Bukan karena terjatuh sendiri, lebih tepatnya menabrak tubuh pria. Seseorang yang keluar dari coffee shop.

Buku-buku berjatuhan bak seperti slow motion, Hera terjungkal kebelakang di iringi suara buku-bukunya serta cipratan kopi. Hal paling sial keduanya dapatkan hari ini.

"Maaf.. Maaf.." ucapnya membungkuk. Ini salahnya karena terlalu berambisi.

Suara-suara kendaraan dan bisikan orang-orang yang melihat mereka terdengar di rungu Hera. Pria itu tidak menggerutu, malah beralih membuang cup kopi itu di tempat sampah yang tak jauh.

Pakaian pria itu terdapat noda kopi yang ketara. Lalu derap langkah sepatu yang mendekat, "Nona apa anda baik-baik saja?" seseorang pria dengan rambut yang disisir rapi itu menatap Hera yang terdiam. membuyarkan lamunannya dan segera membereskan buku-bukunya.

"Aku rasa, aku tidak minum kopi untuk saat ini. Kau tidak apa-apa? Tidak terkena tumpahan kopi?"

Hera mendongak mencoba menatap wajah pria di depannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hera mendongak mencoba menatap wajah pria di depannya. Karena silau matahari membuat matanya sedikit kabur, wajah pria itu samar sama terlihat setelah matanya kembali fokus. Pria itu melihatnya seklias. "Tidak ya, hanya pakaianku saja, syukurlah." dan langsung melenggang pergi setelah mengisyaratkan sesuatu pada pria paruh baya di depannya.

"Nona lain kali anda harus hati-hati. Ini buku anda, saya permisi."

Hera menerima buku miliknya, menatap pria paruh baya itu berlarian kecil dan berakhir berjalan beriringan. Hari ini dia yang salah, ceroboh demi kepentingan sendiri tanpa tahu situasi.

 Hari ini dia yang salah, ceroboh demi kepentingan sendiri tanpa tahu situasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Like Tulips in Spring (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang