"Terimakasih.." Hera menunduk hormat sebelum keluar dari ruang pemeriksaan. Sebelah tangannya memegang hasil rekam medisnya. Menutup pintu dia tak langsung pergi, malah melihat pada tulisan yang menunjukkan ruang dokter spesialis.
Melangkah pergi setelah memasukkan amplop rekam medisnya ke dalam tas. Ada yang Hera tuju setelah keluar dari rumah sakit. Menghentikan taksi yang baru saja mengantar penumpang untuk kembali mengantarkannya.
"Tolong antar aku ke Itaewon-gu, rumah nomor 234A."
Sopir taksi itu kembali melajukan mobilnya setelah mendapatkan seruan. Hera menatap kosong langit yang begitu cerah pagi ini serta jari-jari yang meremat ujung pakaiannya tanpa di sadari.
Di ruang direktur yang dingin karena air conditioner yang menyala. Yoongi tengah disibukkan dengan berkas-berkas yang perlu atau tidaknya persetujuan darinya. Tentang peluncuran pembersih udara berhumindifer yang akan di luncurkan beberapa bulan lagi.
"Tolong bicarakan pada manager Kwon tentang role model ini. Setahuku Myul Hyun memiliki skandal bullying semasa SMA, beritanya sudah menyebar begitu banyak. Kita tidak bisa menjadikannya sebagai model untuk perusahaan. Mengerti?"
Sekertaris Goo menatap tumpukan berkas yang akan dia kembalikan lagi pada manager pengiklanan dan manager pengembangan. Sungguh direktur barunya satu ini sangat perfeksionis, sekali tulisan salah maka sudah di bubuhi garis panjang tinta merah.
"Min-ssi.."
Yoongi melirik sekertaris Goo sejenak, "Ada apa lagi?" tanyanya lalu kembali mengetik.
"Em.. Ada panggilan telepon di ponsel anda."
Beralih menatap kearah ponselnya berada. Benar ponsel di mejanya bergetar lama dengan layar yang menunjukkan panggilan dari nomor yang tidak ia kenali. Mungkinkah ini Hera? Yoongi amat merindukan istrinya itu.
"Hallo, Hera.."
"Hera? Ah aku Baek Yejin, Min-ssi."
Yoongi termenung, ternyata yang menelpon bukan Hera melainkan Yejin teman satu kampusnya dulu. "Ah maaf aku pikir kau--"
"Tidak masalah. Apa kabarmu? Ah aku dengar kamu sudah menikah."
"He'em. Kau benar." melirik pada sekertaris Goo yang masih berada di sekitarnya. Dengan isyarat tangan dia menyuruh sekertaris itu untuk pergi.
"Aku bersyukur, kau tidak jadi melajang hingga tua. Ah Yoongi, istrimu cantik sekali."
"Dari mana kau tahu?" tenyanya tenang meski, dalam hatinya Yoongi berharap ada seseorang yang tahu keadaan istrinya.
"Kemarin dia datang kerumah sakit tempatku bekerja, sekedar memeriksa, dokter Yuin yang memberitahu padaku kalau dia adalah istrimu"
Mendengar pengakuan Yejin membuat Yoongi menghentikan permainan penanya. Membuat pena itu jatuh menggelinding di lantai. "Hera kesana? Sedang apa?" tanyanya ingin tahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Like Tulips in Spring (Revisi)
FanfictionHera berpikir menikah dengan Yoongi seperti tulip yang mekar di musim semi. Harum, cantik dan indah. Pertemuan yang tak disangka, disaat ekspreso yang tumpah diiringi buku-buku yang berjatuhan. Lalu ditawar dengan sekuntum tulip merah yang menandaka...