09 : Phosphenes

100 16 1
                                    

Maaf ada iklan setelah ini.. 🙏🏻

.
.

"Poody... Anjing yang hebat!"

Seorang pria sangat senang mendapati anjing jenis kesayangannya itu datang. Mereka bersemangat karena snag tuan membawakan satu piring berisi daging. "Ayo makan makananmu Poody.. Pintar." Tersenyum sembari mengusap kepala anjing itu.

"Min-ssi, apa kabarmu.."

Pria berusia setengah abad itu menegakkan badannya, memutar tubuhnya guna melihat siapa seseorang yang tengah memanggilnya. Dia tidak tahu siapa gerangan pria muda yang ada di depannya tersenyum dengan mata yang hampir menghilang.

"Apa aku mengenalmu?"

Pria bermarga Min itu tersenyum malu, lalu menundukkan kepalanya. "Aku merasa tidak sopan. Perkenalkan saya, Park Jimin putra dari Park Hasung."

"Ah kau putra Hasung? Kemari nak kemari.. Aku senang kau datang." pria Min sangat senang ketika melihat anak dari musuhnya mendadak datang tanpa diundang. Pasti ada sesuatu yang di inginkan Jimin.

Merasakan jika ini merupakan keberuntungan yang tak terduga, setelah menggugurkan satu akhirnya dia mendapatkan penggantinya. "Apa kabar Ayahmu? Masih mengelola di LY group?" tanyanya sembari tersenyum, tentu dia bisa memanfaatkan Jimin untuk menjatuhkan keponakannya--Min Yoongi.

"Tentu saja." Jimin masih melihat wajah pria Min menjadi sumingrah. Lalu beralih mengedarkan pandangannya pada kembung anggur luas yang pria Min itu miliki. "Wah.. Lebih luas milik anda ketimbang saya." Ini hanya gurauan semata, Jimin hanya ingin berkenalan lebih dekat dengan paman Yoongi.

"Kau punya?"

"Tentu saja. Tapi milik anda lebih luas dari perkiraan saya." Jimin memuji, dia tahu setiap orang suka di puji namun dia ragu apakah pria didepannya ini juga suka di puji?

"Kau tidak bisa memujiku seperti itu."

Mengambil rokok dan pematik api dalam saku pakaiannya. Mengapitnya di sisi bibir guna menyalakan ujungnya. Menghisapnya sampai ke paru-paru sebelum membuangnya melalui jalur tenggorokan, membuat kepulan asap nikotin membumbung tinggi di udara sebelum tersapu angin. "Aku atau tahu kau disini ada maksud. Katakan apa?" tanyanya setelah mengapit rokok itu di kedua jarinya.

Jimin kembali tersenyum lebar. Meraih rokok yang tadi sempat dihisap pria didepannya untuk dihisapnya juga. Pria itu membiarkan Jimin berlagak seenaknya, sebab dia penasaran dengan tujuan anak Hasung kemari.

"Katanya anda punya tekad menjatuhkan keponakan anda kan?" tanya Jimin tiba-tiba setelah beberapa kali menyembur asap nikotin.

Wajah pria Min terkejut mendengar ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wajah pria Min terkejut mendengar ini. Tentu saja mengapa pria muda ini tiba-tiba membicarakan tentang rencananya. "Bagaimana kau tahu? Apa kau juga mata-mata Hasung? Oh karena kau anaknya?" katanya tidak panik. Tentu saja jika benar Jimin adalah mata-mata untuk ayahnya sendiri, dia bisa menyekap Jimin terlebih dahulu, sebab Jimin tidak bisa membedakan kandang singa dengan kandang kucing.

Like Tulips in Spring (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang