12 : Camaraderie

107 22 7
                                    

Nih love sesuai dengan kepingan kalian double up 🤧 Jangan lupa yang belum vote dipart2 sebelumnya harap vote yaaa😘 thanks!

Oh ya yang tanya foto wkwk

Oh ya yang tanya foto wkwk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Please aku juga ngiri😭😭

.
.
.
.

"Orang yang baik adalah, mereka yang mencintaimu akan terus menunggu jawaban atas permintaan maafnya."

Mata Hera melebar saat mendengar ucapan ibunya. Itu mengapa ayahnya terus menerus bersikap menyebalkan karena ingin mendapat jawaban permintaan maafnya. Padahal karena lupa, Hera tidak tahu bagaimana masa sulitnya orang dewasa. Yang ia tahu hanya bermain dan belajar.

"Bawakan segelas air putih." Mendengar perintah itu pelayan wanita itu bergegas untuk pergi. Yoongi meletakkan handuk dan baskom di nakas. Matanya tidak beralih pada sosok di depan pandangannya, yang masih terpejam.

Ruangan yang terlihat temaram dan jam yang menunjukkan tujuh malam. Setelah dua jam lalu dokter datang wanita di atas ranjang ini tak lekas membuka mata.

"Nak, kamu benar ingin bercerai dengannya?" tanya Hasung, mata lelah pria tua itu masih menatap lekat wajah menantunya yang pucat. Tadi dokter mengatakan jika Hera mengalami depresi ringan, jika terus menerus mengalami depresi maka buruk untuk usia kandungannya yang menginjak trimester pertama. 

Yoongi menoleh pada Hasung. Dia tidak tahu kalau Hasung juga tahu tentang dirinya yang berniat untuk bercerai mungkin Hera pergi kesini untuk membicarakan hal itu. "Awalnya itu adalah rencanaku, tapi saat papa mengatakan tentang keluarganya. Aku rasa, aku ingin menjaganya lebih baik lagi." Yoongi kembali menatap persepsi Hera yang meleguh. Membuat kerutan kecil di kening wanita itu dan bulu mata lentik itu terbuka pelan.

"Terimakasih sudah berpikir bijak." Hasung melihat Hera yang melihat sekitarnya. Sepertinya agak asing bagi wanita ini saat terbangun. Ya ruangan ini tampak gelap karena cat dindingnya. "Apa kepalamu masih sakit nak?" tanya Hasung pada Hera.

Hera hanya menggelengkan kepala, mata wanita itu menatap Yoongi yang ada di sisinya. "Yoongi, maaf. Aku bersikap seperti ini." ungkap Hera, tangannya meraih telapak tangan Yoongi yang tadi sempat menggenggam tangannya.

Hasung melihat itu hanya tersenyum kecil,  lalu pergi memberikan ruang bagi keduanya.

"Aku terlalu egois ketika aku tidak tahu apapun. Aku hanya memikirkan tentang kehidupanku, aku bahkan sempat tidak memikirkan jika aku ini sudah menjadi bagian darimu. Maaf Yoongi.. "

"Seharusnya aku yang meminta maaf. Aku tidak bermaksud menceraikanmu karena masalah itu. Aku tahu kau juga ingin menyalahkanku atas tuntutan keluarga ayahku. Tuan Shin--aku percaya beliau bukan orang yang seperti itu."

Mata Hera berkedip pelan beberapa kali. Rasanya ucapan itu bagai matahari yang bersinar disaat hujan melanda. Tangannya yang saling bertaut diatas selimut itu tiba-tiba di tumpuk dengan telapak lain.

Like Tulips in Spring (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang