"Tidak nak, aku tidak apa-apa jika kamu tinggal pergi."
Yoongi menghela nafasnya, ternyata ibunya sungguh menyuruhnya pergi berbulan madu di Turki. Tiket yang menunjukkan jadwal penerbangan lima hari lagi. Padahal dia sudah mengutarakan pendapatnya pada Hera jika mereka tidak jadi berbulan madu di Turki dan memilih di tempat-tempat tercantik di Korea seperti Jeju.
"Kamu tidak tahu perasaan wanita sesungguhnya nak. Jika istrimu setuju berarti di dalam hatinya dia tengah menggerutu padamu."
Ibunya benar, Yoongi tidak tahu perasaan wanita. Selama hatinya beku dan lebih berkutat pada pekerjaan dan menyelesaikan pendidikannya membuat Yoongi lupa bagaimana melihat perasaan wanita.
Suara humidifier yang bersahutan dengan air conditioner menggantikan kebisingan mereka. Senyuman Eunha terpatri jelas. Menyelusupkan jari-jarinya kesela-sela jemari sang putra. "Kalau kamu berat, buatlah keputusan lagi dengannya. Aku tidak ingin bulan madu kalian tertunda karenaku."
Yoongi menyapa persepsi sang ibu, menggenggam tangan ibunya dan memberikannya ciuman diatas punggung tangannya. "Iya. Aku nanti bertanya padanya."
Suara meongan kucing terdengar dari arah belakang Hera yang tengah menyiram tanaman. Bunga-bunga di tempatnya tinggal bermekaran cantik. Meskipun pagi hari ada yang menyiraminya, tetapi tidak akan terasa segar di pagi hari, jadi Hera memilih menyiraminya sendiri sore ini.
"Miau.."
Kehadiran kucing putih yang menyelusup diantara kakinya membuatnya terpenjat. Hera tidak tahu kucing ini milik siapa, sebab di rumah Yoongi tidak memelihara apapun kecuali, koi. Menghentikan kegiatannya, Hera memilih mematikan kran. Kucing itu juga masih mengikutinya.
"Kamu milik siapa? Apa kamu yang mengikutiku pulang tadi?" tanyanya pada kucing itu. Tampaknya kucing itu sangat menyukainya. Terlihat saat di dekati, kucing itu malah berguling-guling dan berakhir menjilati bulunya.
Deru mobil dan gerbang yang terbuka otomatis membuatnya terpenjat. Mobil hitam itu datang seperti biasa, melewati teras dan berakhir di garasi. Hera beranjak menyambut kedatangan suaminya, pun kucing itu juga ikut di belakangnya.
"Bagaimana dengan ibu?" tanya Hera perihal ibu mertuanya. Dia tahu Yoongi kesana dan sudah mengatakannya melalui pesan. Menerima jas itu dan membawanya menyelampirkannya di lengan kirinya. Hera masih menunggu jawaban.
Yoongi menatapnya lalu membawa tubuh Hera berada di dekapnya. "Hera apa kau keberatan jika kepergian kita ke turki di batalkan?" tanyanya.
Kepala Hera sedikit mendongak, menatap wajah Yoongi lalu menggelengkan kepala. "Tidak. Kalau kau masih mengkhawatirkan ibu, aku tidak apa-apa, kita bisa pergi ke tempat lain." ia sudah menyetujuinya dari awal. Kalau Yoongi merasa khawatir perihal ibunya, dia bisa mengurungkan liburan ke Turki. Ah mungkin lain kali, untuk sesi bulan madu mungkin bisa disekitar korea saja. Sehari mungkin sudah lebih dari cukup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Like Tulips in Spring (Revisi)
FanficHera berpikir menikah dengan Yoongi seperti tulip yang mekar di musim semi. Harum, cantik dan indah. Pertemuan yang tak disangka, disaat ekspreso yang tumpah diiringi buku-buku yang berjatuhan. Lalu ditawar dengan sekuntum tulip merah yang menandaka...