Gebrakan meja dan kepalan tangan yang menguat, Yoongi benar-benar marah saat ini kendati apa yang baru saja pak Cha ucapkan padanya. "Kenapa anda mengurusi kehidupan orang lain?" tanyanya setelah menetralisir amarahnya. Yoongi tahu batas dimana dia berada. "Aku tidak mau berdebat. Anda lebih tua dan saya menghormati itu."Yoongi menatap berkas-berkas yang disodorkan kepadanya. Meraih berkas itu sebelum melemparnya jauh ke tempat sampah. "Tolong keluar dari ruanganku.."
Yoongi menatap tajam pada pintu yang baru saja tertutup, menyisakan dirinya di ruangan dengan perasaan yang kacau. Memukul meja dengan kepalan tangannya sebelum berakhir menundukkan kepala.
Belasan tahun lamanya dia ingin tahu perihal kematian ayahnya yang menjadi misterius hingga saat ini. Seperti yang dia dengar ucapan Hasung dengan seorang pengacara di waktu ia masih sekolah menengah atas. Kata mereka ayahnya terkena serangan jantung saat menyetir dan menyebabkan kecelakaan yang berdampak pada ibu dan ayahnya. Padahal tidak ada riwayat penyakit jantung sama sekali.
Ketika dia menyelidiki diam-diam tanpa sepengetahuan Hasung, Yoongi menemukan banyak berkas tentang kematian ayahnya bahkan ada hasil pemeriksaan tim forensik yang menyatakan ada zat lain yang menyebabkan ayahnya mengalami serangan jantung mendadak.
Dan berkas pengadilan tentang Shin Johwan yang merujuk menjadi tersangka, tetapi banyak disangkal yang merujuk pada kata tidak benar dan akhirnya menjadi beberapa persidangan. Namun saat persidangan akhir, Shin Johwan tidak bisa hadir dikarenakan bunuh diri. Hangus terbakar tanpa sisa.
"Selamat Hera.. Semoga kedepan ilmu yang kamu dapatkan akan membuatmu sukses."
Hera tersenyum saat mendapatkan ucapan selamat dari Hasung. Di ruangan senat luas ini baru saja diadakan prosesi wisuda, banyak orang yang berhamburan memeluk, memberi bunga, mengucapkan selamat bahkan berfoto ria. Ini adalah momen berharga bagi para mahasiswa akhir.
"Nak suamimu ada dimana?"
"Dari tadi tidak terlihat, kalian ada masalah?" tanya bunda yang mendekat kearah keduanya bersama Hari yang ada di sisinya. Gadis kecil itu tampil cantik dengan pakaian kasual berwarna hijau.
Hera menggeleng dengan tersenyum kecil. "Tidak ada masalah dirumah, bunda. Yoongi akan menjemput kalau rapatnya sudah selesai." menjelaskan hal yang menjadi kemungkinan baginya. Sebenarnya Hera tidak ingin semua orang khawatir terhadapnya.
Dia juga berpikir kenapa sikap pria itu tiba-tiba menjadi diam belakangan ini, apa karena masalah kucing? Namun dilihat-lihat Yoongi memaklumi hal itu. Lagi pula kucing itu sudah memiliki adopter.
"Nak.. Kenapa? Kamu melamun?"
"Unnie... Itu ahjussi.." Hari menarik ujung pakaian toganya, menujukan seseorang yang baru datang dengan telunjuk mungilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Like Tulips in Spring (Revisi)
FanficHera berpikir menikah dengan Yoongi seperti tulip yang mekar di musim semi. Harum, cantik dan indah. Pertemuan yang tak disangka, disaat ekspreso yang tumpah diiringi buku-buku yang berjatuhan. Lalu ditawar dengan sekuntum tulip merah yang menandaka...