3/3

691 94 142
                                    

Surabaya, 2025

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Surabaya, 2025.

Joanna sedang menatap pesan yang baru saja suaminya kirimkan. Jika dia suka dengan bekal makan siang yang dibawakan. Karena Joanna memang selalu menyempatkan bangun pagi untuk memasak agar lebih hemat.

"Jo, risoles mayo buatanmu enak. Kenapa tidak jualan saja di kantor? Lumayan, bisa untuk bayar KPR rumah."

Tanya Utami, salah satu rekan kerja Joanna yang memang sering merecoki dirinya ketika makan siang. Tidak terkecuali sekarang. Itu sebabnya Joanna sengaja membawa cemilan agak banyak karena sudah pasti Utami akan meminta jatah.

"Tidak akan laku."

"Nanti aku yang bantu jualkan! Tahu sendiri relasiku banyak. Kita di sini juga sering kelaparan sebelum jam istirahat dan pulang tiba. Seperti Bu Laras, dia jualan donat sejak lima tahun lalu dan kudengar, dia berhasil membeli apartemen baru dari hasil berjualan itu."

Joanna tampak tertarik dengan saran Utami. Membuatnya berniat untuk berjualan risoles di kantor mulai besok pagi. Namun, dia agak takut karena Jeffrey pasti akan marah nanti.

4. 30 PM

Sepulang kerja, Joanna tidak langsung mandi. Namun langsung membuat adonan risoles yang akan digoreng besok pagi. Menggunkan bahan-bahan yang dibeli secara online sebelum pulang tadi.

Sehingga kini, Joanna hanya perlu mengolah tanpa harus membuang waktu lagi. Mengingat Jeffrey akan pulang satu jam lagi dan Joanna harus cepat-cepat menyelesaikan ini. Sebelum ketahuan dan dimarahi.

Setengah jam berlalu. Saat ini Joanna masih menguleni adonan di atas meja makan. Dia juga tidak mendengar ketika suara mobil Jeffrey datang. Karena dia sedang mendengarkan podcast horror menggunakan wireless earphone di telinga kiri dan kanan.

"Sayang, kenapa membuat adonan banyak? Mau ada acara apa?"

Tanya Jeffrey setelah mencabut salah satu earphone istrinya. Membuat Joanna langsung membulatkan mata ketika menatap suaminya. Sebab tidak menyangka jika Jeffrey akan pulang lebih cepat dari biasanya.

"Aku mau jualan risoles di kantor. Lumayan, jika sehari dapat profit 100 ribu, kita bisa melunasi---"

"TIDAK BOLEH! Kamu sudah seharian kerja dan sekarang mau jualan juga? Joanna, memiliki hutang bukan sebuah dosa asal kita membayar! Aku tahu keluargamu kaya dan kamu mungkin tidak terbiasa berhutang! Tapi, tidak bisakah kamu sedikit bersabar? Biarkan aku mengurusnya! Sejak awal kita juga sudah sepakat, kan? Bahwa aku yang akan menanggung kehidupan sehari-hari kita termasuk rumah! Tapi kenapa kamu melakukan ini sekarang!?"

Setelah berkata seperti itu, Jeffrey langsung pergi. Memasuki kamar dan meninggalkan Joanna yang mulai bersedih karena baru saja dimarahi seperti ini. Membuatnya hanya bisa menatap nanar adonan risoles yang mungkin akan terbuang sia-sia jika tidak dibuat nanti.

Di dalam kamar, Jeffrey tentu saja merasa bersalah pada istrinya. Membuatnya lekas mandi agar bisa cepat-cepat meminta maaf pada Joanna. Sebab dia telah membentak dan berbicara kasar sebelumnya.

BEST PART OF US [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang