H-3

165 16 0
                                    

Hoeekk!

Di kediamannya, Minjun memulai pagi suramnya dengan morning sickness. Sudah menjadi runitinitas, tiap kakinya baru turun dari kasur. Dia sudah harus dipaksa berjalan ke kamar mandi dan memuntahkan makan siangnya kemarin. Durasi morning sickness-nya dari jam 06.00-09.00 waktu Korea Selatan.
Sekitar pukul setengah sepuluh dia baru bisa melakukan aktivitas normal seperti memasak, sarapan dan  bersih-bersih dan lain sebagainya karena rasa mual dan muntahnya hanya berlangsung saat pagi saja.

"Ya ampun, kapan ini berakhir?"monolog Minjun.

Dia memijat pelipisnya yang terasa nyeri hebat, setiap pagi dia sangat tersiksa. Perutnya seperti di aduk-aduk, kepalanya pusing dan tubuhnya lemas plus sakit-sakit semua rasanya seperti habis dipukuli oleh sekawanan perampok. Jadi begini penderitaan ibunya saat hamil dirinya. Para ibu di dunia ini benar-benar hebat. Berbanding terbalik dengan dia yang baru begini saja dia sudah tidak sanggup. Ini baru trimester pertamanya kata dokter.

Dia tidak yakin akan bertahan, di awal saja dia sudah mau sekarat apalagi saat melahirkan nanti. Mungkin Minjun mati detik itu juga. Astaga pikirannya, konyol.

Dalam posisi berjongkok rasa mual kembali menyerangnya mau tak mau dia harus mengeluarkannya dalam kloset.

Tidak ada lagi sisa muntahan yang berupa bahan makanan. Kali ini hanya cairan kuning dengan rasa pahit yang Minjun keluarkan. Membuatnya sama sekali tidak nyaman.

Hoeekkk!

Minjun langsung memuntahkan cairan kuning itu setiap perutnya menggelegak.

"Aku tahan lagi akh ... hoeeek!"




Kamar Bosung Park.

"Ini baru dua hari, aku meragukanmu. Gentleman sedikit bung ...."

Bosung menghela napas, dia memijat pangkal hidung mencungnya. Satu tangan di pinggang, "Aku sudah mencarinya ke seluruh penjuru Gangnam."

"Kau ingin mengatakan aku yang salah?"

Bosung menjauhkan ponselnya, suara Mingsu nyaris menghancurkan gendang telinganya. "Aku tidak bilang begitu."

"Cari lebih teliti, aku yakin kau hanya mencari setengah dari distrik."

Bosung terpekur, perkataan Mingsu memang benar.

"Sepertinya tidak ada yang ingin kau bicarakan lagi, aku sibuk. Selamat mencari pemalas!"

Telepon antara Bosung dan Mingsu berakhir. dosa apa yang dia lakukan di masa lalu? sampai-sampai memiliki calon kakak ipar menyebalkan seperti Kim Mingsu.

Tidak berguna, sia-sia dia minta pada Mingsu. Ah lebih baik dia mandi.

*

*









*

Di depan jalan menuju gerbang, para gadis SMA Bintang Seoul telah berdiri dengan poster wajah idola seorang lelaki tampan, selain itu ada yang membawa satu buket bunga besar mawar merah. Bahkan sekotak cokelat. Mereka sedang menanti pujaan hati mereka, saat lelaki itu datang, suasana langsung ramai terdengar pekikan histeris dari para gadis. mereka langsung menyerbu pria itu, seperti biasa lelaki itu langsung memberikan senyum terbaiknya untuk menyapa para penggemarnya.

Penggemar Bosung terbagi menjadi dua, yaitu; mereka sosok yang terang-terangan menunjukkan perhatian dan memberi hadiah-hadiah pada Bosung, itu disebut kubu pemberani.  Laci meja Bosung senantiasa penuh dengan surat-surat cinta jika para kubu pengagum rahasia beraksi.

Gayright Marriage [ FULL ]  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang