Kelulusan: kejutan untuk Minjun.

139 3 0
                                    

Seseorang lelaki tampak memasuki sebuah gerbang sekolah, kakinya sudah lama tak menginjak di sini, dia memandangi bangunan sekolah tersebut.

Tidak ada yang berubah.

Semua masih sama saat dia meninggalkan sekolah ini.

Banyak pasang mata menatap ke arah bawaannya ke . Dia tersenyum lebar sembari berlari menjauhi kerumunan.

"Primadona telah kembali!"

"Minjun ai lop yu!"

"Aku selalu menunggumu dari sini."

"Mana mungkin Bosunglif kandas?"

Kritikan dari anak warga sekolah saat melihat Olife merangkul mesra Minjun.

Mengabaikan ucapan orang, manusia itu hanya punya rasa ingin tahu bukan rasa peduli yang tumbuh dalam hatinya.
Ia ingin segera memeluk dua cintanya. Dia mencari kelas 3-9,

Koridor kelas di penuhi oleh lautan manusia yang sedang di foto, ada yang dengan pacarnya, keluarga dan lain-lain. Flash kamera polaroid terus.

Bosung pun terlihat sedang bergaya dengan v-sign. Sedang Changmin jadi kameranya.

Pemilik sepasang mata madu itu mengulurkan buket bunga berukuran besar pada Bosung. "Selamat!"

Suara menggelegar Minjun menarik atensi semua orang.
Banyak bisikan heboh yang di lontarkan orang-orang.

"Bukankah Kim Company hanya  memiliki 2 putra?"

"Eh lihat mereka bertiga terlihat akrab!"

"Apakah perjodohan bisnis alasan Minjun keluar?"

"Wah Minsungku, kau juga datang di hari kelulusan ayah."Bosung mengangkat Minsung ke udara.

"Ung ... ung yah-yah!"balas Minsung dengan bicaranya yang belum terlalu jelas.

"Heh! Ayah?!"

"Aku harus ke dokter kandungan, sepertinya aku mempunyai gangguan pendengaran."

PLAKKK!

"Ke THT, bodoh!"

"Hei! Aku salah bicara karena terkejut!"

"Mungkinkah itu anak Bosunglif?"

"Sangat lucu, kyaaaa!"

Itulah beberapa bisikan setan dari berapa orang yang berada di sana. Sedang objek yang sedang dibicarakan justru cuek.

Minjun memutuskan, sudah waktunya dia keluar dari tempat persembunyiannya. sudah saatnya dia berhenti melarikan diri dari kenyataan.

Awalnya Mingsu melarang, ia tidak ingin kembalinya Minjun mengundang masalah di kehidupan adiknya. Bosung dan Olife pun demikian namun Minjun bersikeras.

Bosung, Minjun dan Olife tidak peduli pada opini publik, ini hidup mereka. Milik mereka.



























Teras rumah Olife.

"Changmin pergi ke NY, dia akan kuliah disana."ucap Bosung

"Benarkah?"balas Minjun.

Seseorang pria berbadan tegap dengan seragam hitam keluar dari kediaman megah Olife.

"Maaf mengganggu tuan Minjun di teras ada seseorang yang menunggu anda."

Park Olife, Bosung dan Minjun terbeliak begitu mendongak.

"Ayah ... Ibu?"Minjun dan Bosung saling berpandangan.

Minjun memberikan Minsung untuk di gendong oleh Olife, Olife tentu saja senang hati menerimanya. Sementara itu, Bosung dan Minjun langsung menghampiri dua orang itu.

Tatapan mereka bertemu.

"Apa yang ayah lakukan disini?!"pekik Minjun.

"Mengunjungi anak sampah yang kubuang berapa bulan lalu."balas Tuan Kim pedas.

Bosung menggegam tangan Minjun yang mengepal.

"Maksudnya, ada yang ingin dia katakan."

Minjun menoleh pada sang ibu, "Sungguh?"

"Minjun, bolehkah aku menggendong cucuku?"pinta Nyonya Kim penuh harap.

Minjun mengernyit, "Dari mana kau tahu? Jangan mengalihkan pembicaraan. Olife bawa Minsung masuk."perintah Minjun tanpa melihat lawan bicaranya.

Olife langsung pergi dari sana dengan Minsung tanpa protes.

Park Bosung mengelus lengan Minjun untuk menenangkannya.
"Sayang, kau harus sopan kepada mereka."nasihat Bosung.

Minjun memberi tatapan sinis pada Bosung, "Bersikap baik di depan orang yang sudah membuangku?"

Tuan Kim mendecih.

"Ayah ... ibu mari duduk."ujar Bosung mencairkan suasana yang tiba-tiba dingin dan mencekam.

Di tambah cuaca mendadak mendung, awan colomunimbus bertebaran di angkasa seakan menambah aura tegang.

Bosung, Minjun, tuan Kim serta ibu Minjun sudah duduk di kursi depan teras. Tak ada suara setelah terjadi sedikit perdebatan alot antara Minjun dan tuan Kim.

"Jujur, aku senang sekali saat ayah dan ibu mengunjungi kami."ucap Bosung basa-basi.

"Maafkan kami."dua orang tua itu membungkuk dalam.

Bosung melakukan hal serupa.

"Justru aku minta maaf sudah merusak kehidupan Minjun."

Minjun jengah, dua orang di depannya seolah sedang memainkan drama murahan.

Minjun bersedekap dengan pandangan datar. "Apa yang kau mau?"

"Jangan ganggu keluargaku ayah, kami sudah bahagia."tambahnya tegas.

Nyonya Kim menyenggol bahu tuan Kim. "Bicaralah."

"Apa kau menerima kotak saa-"

"Jadi itu dirimu!"

Pria itu mengangguk, "Kau perlu tahu, semoga ini bisa membantu."

"Kau ingat kata larangan milik ayah?"

""Jauhi laki-laki, bermain bersama perempuan saja."sela Minjun tanpa takut durhaka.

"Satu lagi, ayah adalah homophobic."ucapan Tuan Kim sontak membuat Minjun terkejut dua kali.

Jadi ini di balik semua itu.

Tuan Kim menatap serius Minjun

"Ya ampun."ujar Minjun.

"Anakmu suka dengan hadiahnya?"ucap tuan Kim dengan nada sinis.

Minjun terbeliak, "Kau dibalik semua ini!"

Omong-omong, sebenarnya saat hari kelahiran Minsung, Tuan Kim juga datang bahkan ia sempat memandang cucunya itu dari kejauhan, hari itu dia juga merasakan perasaan gemas membuncah dalam dadanya. ia mengintip melalui kaca bening pintu ruangan Minjun.

"Aku hanya kasihan."

Deg!

Minjun merasa ada rasa pedih di hatinya, seolah belati tajam telah menikamnya. Nyonya Kim memukul bahu suaminya. Walaupun terbiasa dengan tabiat ayahnya entah kenapa kini terasa menyakitkan.

"Maksudnya, dia sayang pada anakmu Minjun."

"Bisakah aku percaya?"tanya Minjun memastikan.

Nyonya Kim dan Tuan Kim saling lirik dan berkata bersamaan,
"Aku sudah merestui hubungan kalian."

































Kalo ada typo tell me and
jangan sungkan gimme a advise n critism for the story.







BIG THANKS.

Gayright Marriage [ FULL ]  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang