{ Season 1 is done already }
{ Season 2 is on going }
dia penculik ku, memaksa ku untuk hamil bulan ini juga. alasannya adalah agar dia tidak menikah dengan wanita pilihan orang tuanya.
.
.
.
.
Pembaca harap bijak, mungkin akan ada yang tidak te...
so this chap is the Last chap, but i'll make S2 on this book. ongeh? ongeh. jadi jangan lari kemana-mana yak!! nanti Val sedih kehilangan kamyuh.. aaakhhh gelek2.. udah ah!
Let's starteu!
. . . . . . . . . . . .
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sekarang Jongseong dan jungwon sudah sampai di pemakaman sunoo. Mereka berdua melihat sunghoon yang masih menangis disana sambil memeluk nisan mendiang istrinya.
" sunghoon-ah.. Kamu harus merelakan sunoo. Kalau tidak sunoo akan menangis juga diatas sana. " kata si jongseong sambil memegang kedua lengan sunghoon.
" iya hyung, relakan lah sunoo hyung, dia tidak ingin hyung menderita seperti ini. Hyung juga harus pulang, bukankah aegi hyung tengah menunggu kedatangan sosok ayahnya untuk menimangnya? " kata si jungwon yang membuat sunghoon menjadi sadar, anaknya. Dirinya belum menggendong anaknya, bahkan dirinya belum bertemu dengan anaknya.
" kau belum bertemu dengan anakmu kan? Mandilah dah temuilah dia. Dia pasti sangat ingin tau siapa ayahnya yang keren ini. " kata si jongseong dengan nada lembut namun berat. ia memberikan sedikit semangat pada sahabatnya, agar sunghoon mau meninggalkan makam istrinya dengan kata lain merelakan istrinya dan bertemu dengan anaknya. Ya bagaimanapun itu adalah anaknya, masak sunghoon tidak ingin bertemu dengan anaknya.
Sunghoon terdiam, didalam hatinya menyetujui apa yang di katakan oleh jongseong dan jungwon. Dia harus merelakan istrinya dan segera menemui anaknya. Dia sama sekali belum melihat bagaimana bentuk dan wajah anaknya, apalagi nama, dia belum memberikannya.
" sayang, oppa pergi duluan ya? Semoga kamu bahagia disana. I love you. " katanya dengan ciuman di nisan diakhir.
" aku.. Pergi dulu ya sayang. Aku pergi duluan ya jay, jungwon. " setelah menepuk pundak jongseong, dirinya meninggalkan mereka berdua dan juga makam istrinya.
Setelah melihat sunghoon semakin menjauh, jungwon menatap lekat makam Hyung tersayangnya. Perlahan air mata itu mulai keluar dari kedua mata jungwon. " hyung, jungwon tidak percaya bahwa hyung pergi secepat ini. maaf ya hyung karena kami tidak ada di sisi hyung di akhir-akhir. uwon harap hyung bahagia disana. kami berjanji akan ikut menjaga anak hyung dengan baik, jadi hyung tidak perlu khawatir akan hal itu. " dengan mulut sedikit tersenyum namun air matanya terus mengucur dengan deras.
Jongseong yang melihat istrinya menangis seperti itu menjadi tidak tega dan mengelus kedua lengan jungwon agar sedikit lebih tenang. Sebenarnya bohong jika dirinya tidak sedih, apalagi dirinya sudah mengenal sunoo dengan lama, bahkan lebih lama dari sunghoon. Matanya berair namun segan untuk turun, masih mencoba untuk menenangkan istrinya yang menangis dengan deras.
'' sunoo-ya, kamu sudah melakukan kerja yang bagus, terimakasih karena sudah melahirkan keponakan untukku. aku berharap kamu bisa bahagia disana. seperti yang dikatakan jungwon, kami akan menjaga anakmu sama seperti kami menjaga anak kami sendiri. kami akan terus mengenangmu uri aegi. " batin jongseong dengan tulus pada makam sunoo, dimana sunoo ini memang sudah dianggap adik sendiri oleh jongseong.