06. Kabar Untuk Raja

541 73 18
                                    

Sudah sebelas bulan [Y/n] berada di Helheim. Alih-alih merasa bosan, ia justru merasa hari-harinya lebih berwarna ketika ia berada di dunia bawah. Memang benar, saat tinggal di Midgard terasa menyenangkan, tetapi menurutnya Helheim lebih baik dari Midgard. Apalagi ia memiliki alasan untuk tak kesepian dan tinggal bersama selamanya dengan sang pujaan hati.

Saat ini [Y/n] melangkah penuh anggun. Tangannya membawa nampan yang di tengah permukaannya terdapat teko berisi teh khas Helheim, dua sendok teh berbalut tisu, dan dua buah cangkir. Teh tersebut adalah murni buatan [Y/n], ialah yang mengolahnya setelah tiga hari mencari bahan dan belajar bersama para koki istana. Bagi para koki, kemampuan sang ratu sangatlah luar biasa.

Dalam membuat teh khas Helheim, memerlukan bahan dan teknik khusus. Untuk bahan tehnya, mereka harus berjalan menuju sebuah gunung yang memiliki lubang berisi api hitam di bagian selatan Helheim. Api itu akan menyembur setiap lima menit sekali, jadi mereka yang ingin mengambilnya harus cepat dan sigap. Tenang saja, pohon-pohon teh tersebut takkan hangus karena memiliki ketahanan terhadap api hitam.

Bisa dibayangkan, bagaimana seorang ratu dan raja, mengambil daun-daun teh tersebut sambil berpacu dengan waktu.

Sementara untuk teknik pembuatan Helheim, mereka harus mencampur daun teh dan air dalam sebuah wadah cekung. Untuk mengeluarkan warna daun teh Helheim, membutuhkan waktu selama enam jam. Mereka harus menggunakan gerakan yang konsisten saat mengaduknya, tidak boleh tiba-tiba mengaduk dengan gerakan cepat ataupun sebaliknya. Dalam membuatnya juga tak boleh berhenti ataupun berganti tangan. Semakin konsisten mengaduknya, semakin enak pula cita rasa tehnya.

Kini beralih pada [Y/n] yang tengah berjalan menuju ruang kerja suaminya. Ia mengetuk pintu masuk, lalu membukanya hati-hati. Kehadirannya disambut oleh sang suami dan seorang pria yang tak lain adalah dewa lalat, Beelzebub. Saat ia mendekati kedua pria di sana, tampak tangan Beelzebub sedang menyerahkan surat yang terbalut amplop rumah sakit kepada sang Raja Helheim.

"Beel, hasilnya sudah keluar?" tanya [Y/n], tangan kanannya menaruh satu-persatu benda yang ada di nampan dengan hati-hati. Lantas ia menuangkan isi teko ke dua cangkir yang kosong. "Apakah kedatanganmu ingin menyampaikan kabar baik untuk kami?"

Beelzebub duduk di kursi yang tersedia di hadapan Hades. Ia menautkan tangannya, tangannya ia taruh di tengah sana. "Kedatanganku membawa kabar baik ... sekaligus buruk."

Dewa lalat itu meringis, menyisakan kebingungan pada Hades maupun [Y/n]. Pria yang baru saja menautkan tangannya, kini mengambil cangkir teh dan menyesapnya. Sementara Hades dengan cepat membuka isi amplop surat rumah sakit itu, lantas membacanya. Dan [Y/n], ia menatap wajah suaminya yang sedang menyunggingkan senyum.

"Apa kabar buruknya?" tanya Hades, melipat kembali surat yang sempat ia buka. Tatapannya kembali kepada Beelzebub.

"Kau pernah dengar dewa bernama Doppel? Kabarnya ia membuat ulah dengan membuat salinan dewa ke manusia," jawab Beelzebub. "Mungkin sebentar lagi para dewa tingkat tinggi akan menyebarkan undangan rapat untuk membahasnya."

"Doppel? Dia dewa apa ?" tanya [Y/n], matanya menatap Hades dan Beelzebub secara bergantian.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
✔ Is This Destiny? [ Hades X Reader] || Record of RagnarokTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang