04. Sang Ratu Helheim

664 84 9
                                    

Empat bulan setelah perginya [Y/n] ke Helheim, Tirta berjalan kian-kemari di kediaman raja para dewa. Ia menggigit kuku-kuku jarinya. Tangannya memegang buku kecil yang ia pegang, di mana terdapat banyak tulisan yang belum tercoret di sana. Semuanya membuat Tirta gelisah, meskipun ia hanyalah makhluk yang diciptakan Odin. Tetap saja ia memiliki perasaan meski sedikit. Ya, walau perasaan itu hanya muncul ketika berkaitan dengan tugas.

"Tirta, Kau kenapa?" Suara berat pria dari belakang tubuhnya, membuat ia tersentak. Cepat-cepat Tirta membalikkan badannya, berlutut di hadapan penciptanya.

"Mohon Maaf, Yang Mulia. Nona [Y/n] dibawa Raja Helheim menuju Helheim dan belum juga kembali," ujar Tirta, dengan nada bergetar. Pria tua yang bertanya itu pun mendengkus. "Saya sudah berusaha mengikutinya empat bulan yang lalu, tetapi ketika Tuan Hades hendak memasuki gerbang Midgard menuju Helheim, tiba-tiba saja saya terhempas dari sisi Nona. Saya sudah menunggu di Istana Nona selama empat bulan, tetapi Nona tidak kunjung kembali, maka dari itu saya hendak melaporkannya kepada Anda, Yang Mulia!"

"Sudah pasti Kau tidak diizinkan masuk oleh Hades," timpal singkat dari pria yang tak lain adalah Odin. "Untuk sementara, kutugaskan Kau untuk mengemban tugas [Y/n] sampai gadis seenaknya itu kembali. Jika selama setahun belum kembali, aku akan menjemputnya secara paksa."

Tirta mengangguk, ia menundukkan kepalanya. Membiarkan sang raja para dewa melaluinya. Dewa yang sejajar dengan Zeus pun duduk di singgasananya.

Nona [Y/n], kumohon kembalilah! Batin Tirta, di tengah penghormatannya kepada Odin.

***

[Y/n] yang tengah membaca buku di perpustakaan Istana Hades pun memejamkan matanya. Ia menghadap ke samping. Setelah itu, dirinya bersin. Ah, ia yakin, ada orang lain atau Tirta yang sedang membicarakannya.

Perilaku sang dewi tak luput dari tatapan pria suram di sisinya. Pria yang tak lain adalah Hades, mengambil lap dari saku celananya. Tangannya dengan lembut mengusap hidung dan mulut [Y/n]. Ia melakukannya dengan penuh perhatian.

"Terima kasih, Suamiku," ujar [Y/n] disertai senyuman yang merekah dengan begitu lembut. Pipinya merah merona, tatapannya lembut. Laksana wanita anggun yang Hades idamkan.

[Y/n] kembali membaca bukunya. Wanita itu bersandar di bahu Sang Raja Helheim. Dan membiarkan tangan sang raja mengelus-elus surainya.

Tempat mereka duduk adalah karangan bunga yang dibentuk oleh Hades dan bawahannya. Jika kalian berpikir karangan tersebut adalah karangan yang sama seperti hari pertama [Y/n] datang, maka jawabannya adalah salah. Dekorasi indah berbentuk lambang afeksi tersebut adalah karangan bunga yang baru, yang mana Hades buat khusus di perpustakaannya. Ia tahu betul wanita yang selama empat bulan bersamanya tersebut sangat menyukai buku. Makanya ia membuatnya di perpustakaan.

Duduknya mereka di dekorasi indah itu, membuat semerbaknya bunga-bunga menempel pada pakaian mereka. Namun itu tak masalah, memang itulah yang Hades inginkan. Ia tak ingin buatannya hanya dipandang hingga layu. Ditempati untuk menorehkan kisah romansa di antara mereka berdua, menurutnya lebih baik. Meskipun ia belum yakin dengan perasaannya kepada [Y/n], setidaknya ia merasa sangat nyaman di sisi sang dewi.

Rasa nyamannya, membuat Hades memantapkan dirinya sendiri untuk menikah dengan [Y/n]. Pernikahannya diselenggarakan pada dua bulan yang lalu di Helheim. Seluruh rakyat Heilheim pun tahu dan merayakan pernikahan mereka. Kehampaan pada diri rakyatnya, untuk sejenak menghilang saat merayakan pernikahan sang raja.

Beralih ke masa kini, di mana di antara asyiknya mereka berdua, jam dinding istana berdentang sebagai tanda tibanya makan malam. Hades bangkit dari duduknya, membiarkan kelopak-kelopak bunga anyelir tanggal dari tubuhnya. Ia mengulurkan tangan kanannya kepada dewi yang kini menjadi istrinya, sementara tangan kirinya ia taruh di punggungnya. Raja Helheim tersebut membantu sang dewi yang baru menutup bukunya, untuk bangkit.

✔ Is This Destiny? [ Hades X Reader] || Record of RagnarokTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang