Hitam legam bagaikan alam hampa. Tak lupa, berbagai makanan yang telah membusuk berjajar di hadapannya. Ah, [Y/n] sudah berada di ruangan hampa itu selama hampir dua bulan. Dan dua bulan itu juga lah ia tak makan, minum, dan tidur. Sebenarnya, dewa-dewi tak masalah hidup tanpa semua itu, tetapi mereka akan merasa frustrasi karena hidup mereka akan terasa terlalu monoton.
Di tengah diam dan hampanya sang dewi pembunuh, pintu tahanannya terbuka. Menampilkan dewi berambut putih, yang menggendong bayi berambut perak. Dewi itu menghampiri [Y/n], tatapannya sekilas tertuju pada makanan-makanan busuk yang baunya begitu menyengat di ruangan itu.
"Besok Kau akan bebas, selamat! Aku akan mengembalikan bayimu besok. Kau tahu, Hades sangat senang. Dia bilang bayi ini mirip dengannya dan—"
"Kau, kan?" tanya [Y/n], menatap tajam wanita di hadapannya. Persephone terkekeh canggung, ia mengangguk pelan.
"Meski aku ingin, tetapi aku tak ingin mengambil bayi ini darimu. Kau beruntung, Kau memiliki anak Hades. Dia pasti akan tumbuh menjadi lelaki yang kuat," ujar Persephone, lembut.
"Kau tinggal membuat anak bersamanya, wahai Persephone," [Y/n] menekankan suaranya di akhir kalimat. Wanita di hadapannya pun termangu. "Kau yang dipilih olehnya, untuk selamanya. Berbahagialah!"
Persephone menghembuskan napas panjang. Bibirnya meringis, dirinya duduk dengan keadaan lemas. "Kau tak mengerti, [Y/n]. Aku memang mencintai Hades, tetapi bukan begini cara--"
"Kalau bukan begini, lantas bagaimana, Persephone?" [Y/n] memotong ucapan wanita yang ia benci. Hatinya yang sempat terasa hampa, sekarang tersengat lagi. "Kalau bukan itu yang Kau inginkan, harusnya Kau menolak saat Hades mengajakmu ke Helheim."
"Maafkan aku yang egois ... waktu itu aku memang berpikir kalau saat itu adalah kesempatan keduaku," ujar Persephone, lirih. "Hades memang bilang mencintaiku. Berkali-kali ia bilang begitu. Namun, tatapannya seringkali hampa. Aku juga suka merasakan, kalau dirinya tak benar-benar bahagia denganku. Ditambah, aku tak kunjung memiliki anak. Ia pasti sangat kecewa kepadaku. Jika memiliki banyak anak membuatnya bahagia, aku ingin Kau saja yang menggantikanku bersamanya!"
[Y/n] menatap lamat-lamat wanita di hadapannya. Ditatapnya, tetesan air mata milik Persephone menyentuh tanah hitam lembab. Wanita itu terisak sambil menunduk, ia mengusap berkali-kali matanya. Isakannya seperti sebuah penyesalan dan kesedihan yang amat sangat.
"Persephone, memang Kau rela memberi Hades kepadaku?" tanya [Y/n], dingin.
Persephone mengangguk, lemah. "Dulu aku memang tak rela jika Hades bersamamu. Tetapi ketika merasakannya sekarang, aku mulai rela jika Hades bersamamu. Asalkan Hades bahagia."
"Baiklah kalau begitu, kembalilah ke Valhalla besok. Lepaskan gelarmu sebagai ratu dan istri Hades," titah [Y/n], melirik Persephone. Persephone mengangguk, ia tersenyum lembut.
***
Dua petugas istana, memasuki ruang tahanan [Y/n]. Salah satu dari mereka menghampiri dan membuka borgol yang mengunci sang dewi. Lantas memaksa [Y/n] bangkit, meninggalkan ruang tahanan.
Mereka menuntun jalan [Y/n] menuju istana utama. Dan tampaknya tak mengambil jalan yang sama oleh Beelzebub kemarin. Sebab, saat ini sang dewi melihat taman berukuran luas yang dipenuhi dengan ratusan tumbuhan bertunas baru dan ratusan bunga warna-warni bermekaran. Menyebarkan wangi yang menggelora. Ah, mereka sangat indah, ia ingat sekali, dahulu taman berukuran luas itu tak ada. Rupanya dibalik dewi yang selama ini [Y/n] anggap lemah, ternyata dewi tersebut memiliki sisi yang amat cinta tanaman. Tak heran jika seorang Hades mencintainya.
Tak terasa, di tengah terpukaunya ia. Dirinya kini berdiri di hadapan Hades yang tengah duduk di singgasananya. Para petugas menyuruh [Y/n] duduk, membiarkan Hades bangkit dan menghampiri sang dewi. Di tangan dewa itu, dewa yang ia cintai, terdapat bayinya yang mulai membesar. Pertumbuhan sang anak terlihat lebih jelas sekarang. Dengan senang hati, [Y/n] bangkit dan mengambil bayinya. Tangannya yang bersentuhan oleh telapak tangan Hades, membuat batinnya bergetar. Rasanya sudah lama sekali ia tak melakukan kontak fisik oleh pria itu. Namun, Hades cepat-cepat menjauhkan tangannya. Ia berdehem.
"Ke mana Persephone?" tanya [Y/n], entah mengapa nama dewi itu tiba-tiba terlintas di benaknya.
"Dia sedang siap-siap pulang ke Valhalla," jawab Hades, kelu.
Persephone serius mengatakannya. Batin [Y/n], lirih. Tubuhnya gemetar. Apa kurelakan saja Hades kepadanya? Namun, aku mencintainya! Apa yang harus kulakukan?
Manik matanya menatap Hades yang dingin. Dan tepat saat itu, Persephone menampakkan dirinya dengan dua buah tas besar. Dewi musim semi itu tersenyum, senyumannya merekah. Ah, itu membuat [Y/n] semakin bergetar.
"Aku senang Kau sudah keluar dari tahanan, dengan begitu aku bisa berpamitan denganmu. Wahai temanku," ujar Persephone, lembut. Tubuh dewi itu disambut oleh pelukan Hades yang enggan merelakannya pergi.
"Ah ... sakit sekali." [Y/n] mendongak, menatap langit-langit istana. Ia menggingit bibit bawahnya, matanya berkaca-kaca. Ia membiarkan anaknya menggapai pipinya. Lalu, dirinya pun menghembuskan napas panjang, tersenyum masam, menatap Persephone dan Hades yang enggan melepas pelukan. "Kau bilang apa Persephone? Seharusnya Kamu tak perlu repot-repot mengemas dua tas itu untukku."
[Y/n] melangkah. Ia menghampiri Persephone yang sudah melepas pelukannya. Lantas mengambil salah satu tas yang dewi itu pegang.
"Sepertinya aku hanya perlu membawa satu tas saja, kalau bawa dua sangat berat. Apalagi membawa anak. Terima kasih atas perhatianmu, Ratu Helheim." [Y/n] membungkuk, ia membalikkan badannya. Melangkah menjauhi singgasana istana.
"Apa maksudmu, [Y/n]? Harusnya aku yang pergi!" seru Persephone, mengejar [Y/n].
"Beel, tolong antar aku ke Midgard." Beelzebub yang berdiri di dekat singgasana, mengangguk. Ia mengikuti [Y/n]. "Tolong jaga Hades untukku, Persephone."
***
Sebuah kereta kuda melalui gerbang Helheim. Kuda-kuda itu meninggalkan gerbang yang seharusnya sulit ditembus tersebut, dengan mudah. Mereka membawa dua dewa-dewi yang tengah terdiam.
"Kau menyerah lagi?" Beelzebub memulai percakapan, tatapannya tertuju ke luar jendela kereta. [Y/n] mengangguk lemah. "Kenapa?"
Tak ada jawaban dari [Y/n]. Dewa lalat itu menoleh dan menatap wanita di hadapannya. Ia menghembuskan napas panjang, mengeluarkan sebuah lap dan memberinya kepada [Y/n]. Ia dapat melihat jelas kesedihan dan suara isakan wanita di hadapannya.
"Aku takkan melepas kutukan pada Hades demi kebahagiaan Persephone...," ujar [Y/n], mengusap air matanya dengan lap dari Beelzebub.
"Huh. Kau sangat kejam dengan dirimu sendiri, Ratu Helheimku."
-- bersambung --
First Published : Wed, Jun 15, 2022
Enak banget ngeguncang perasaan reader🤣Jangan lupa vote dan komennya ya semuaaa

KAMU SEDANG MEMBACA
✔ Is This Destiny? [ Hades X Reader] || Record of Ragnarok
Fanfiction[ Hades x Reader] [Y/n] adalah dewi yang sangat kuat. Ia berada di jajaran dewi tingkat tinggi. Kedudukannya pun sejajar dengan tiga dewa terkuat di Olimpus dan Odin. Ialah Dewi Pembunuh Midgard pertama. Para dewa sering menyebutnya sebagai dewi ya...