✔ Is This Destiny? [ Hades X Reader] || Record of Ragnarok

14. Laut Mediterania

Desiran angin Midgard, mengombang-ambing surai perak panjang milik dewi musim gugur. Wanita itu menatap suaminya yang cemas, ia menyunggingkan senyuman masamnya. Lantas mengelus lembut pipi prianya. Tatapan matanya mengisyaratkan bahwa dia akan baik-baik saja di Midgard.

"Kau yakin tidak diantar ke Valhalla?" tanya Hades, memastikan. Persephone mengangguk.

"Mama sedang berada di Midgard, aku ingin menginap di sini dalam beberapa hari sebelum ke Valhalla. Kau tahu, kan, aku sudah lama sekali tak bertemu mama? Kau tak perlu khawatirkan aku. Demeter adalah mama yang kuat, ia mampu melindungiku." Persephone mengecup bibir Hades.

Hades mendengkus. "Baiklah, aku akan kembali bersama Chloris untuk menengokmu ketika perkerjaanku sudah selesai. Di mana Demeter tinggal saat ini?"

"Sebaiknya Kamu pergi bersama Beel juga. Mama tinggal di pantai perbatasan. Di Laut ... Mediterania."

***

"Laut Mediterania." [Y/n] membuka matanya, meringis. Menatap ribuan kubu Romawi yang mulai menampakkan diri dari balik bukit pantai. Menampilkan jajaran pria berbaju zirah dengan berbagai senjata perang di tangannya.

Para kubu Yunani masih berdiri membentuk tameng. [Y/n] yang menjadi anggota baru mereka pun masih berada dalam barisan. Hingga beberapa bola besar yang berasal dari meriam kapal kubu Romawi melayang membentur pasir pantai dan menghancurkan sebagian pasukan kubu Yunani.

"Oh Dewi [Y/n] bantulah kami!" seru para kubu Yunani yang tersisa, kubu Romawi pun menyebutkan hal yang sama.

Mereka pun berlari dan mulai menyerang. Perang yang [Y/n] anggap kecil itu akhirnya pecah, dengan tujuan memperebutkan wilayah Laut Mediterania. Laut yang biasa disebut juga laut tengah. Yang terletak antara selatan Eropa--termasuk Romawi dan Yunani, utara Afrika, serta barat Asia.

Sebenarnya perang antar kedua wilayah itu seringkali terjadi. Namun, kali ini bisa dibilang hanya segelintir dari mereka yang mengikuti perang ini. Sebab, beberapa rakyat Romawi sudah tak tahan dengan kepemimpinan Romawi yang lambat dalam memutuskan untuk melanjutkan perebutan wilayah Laut Mediterania tersebut atau tidak. Ditambah, penduduk Yunani di sekitar Laut Mediterania semakin leluasa berbuat sesukanya, sukses membuat mereka geram. Alhasil, mereka membentuk sebuah kubu bernama Romawi dan berencana menyerang daratan Yunani.

Tanpa tahu jika ada mata-mata di antara mereka, yang melaporkan kepada orang-orang di sekitar pantai Yunani.

"Maafkan aku, pengikut Romawiku yang setia," ujar [Y/n], meloncat dari barisan dan mendaratkan kakinya di tengah kubu Romawi yang sedang berlari. Mereka terperangah kepada kehadiran sang dewi. Sampai-sampai tak sadar jika dewi yang akan membawanya kepada kematian itu telah mengeluarkan excalibur dari sarungnya.

[Y/n] mengibas pedangnya hingga membentuk lingkaran yang hampir sempurna. Berhasil menebas dan menghempas para petarung Romawi yang berada di jangkauan pedang sepanjang 110 sentimeter. Begitu mengerikan.

Dewi pembunuh itu bergumam melantunkan sebuah lagu balet berdurasi satu menit. Langkahnya mulai ke sana-ke mari dengan kaki yang berjinjit. Tak lupa ia terus mengibas pedang itu, setiap tangannya bergerak. Memutar, melompat, dan menghampiri. Serangannya laksana tarian balet di tengah medan peperangan. Membiarkan dirinya bermandikan hujan darah. Hingga ia berhenti ketika dirinya bergumam.

Dewi itu. Sepuluh kali lipat lebih kejam dari sebelum ia berpisah dengan sang pujaan hati. Serangan tariannya sering disebut desperate dance, tarian yang dulu ia pelajari di kediaman Odin ia gunakan sebagai salah satu cara untuk membunuh.

Membuat para pengikutnya tahu. Membuat kubu Romawi sadar, bahwa dialah dewi yang selama ini mereka sembah. Dewi Pembunuh Midgard, [Y/n].

"Hoi, kita takkan bisa melawan dia! Kami semua menyerah!" seru salah satu anggota kubu Romawi, menjatuhkan senjatanya dan mengangkat kedua tangan. Seluruh anggota kubu Romawi yang tersisa pun mengikutinya. Membiarkan kubu Yunani mengambil tali dari pinggangnya, sebagai pengikat tangan para kubu lawan yang mungkin saja melawan.