22. Pedang Excalibur

414 57 7
                                    

[Y/n] terdiam di antara sengitnya pertarungan. Ingatan yang sempat disembunyikan oleh Odin, telah kembali. Pedang excalibur yang beradu, sekarang melemah. Dewi itu, membiarkan wajahnya tersayat oleh pedang gram milik Mallory. Membiarkan perutnya ditendang, dan terjatuh.

Perut [Y/n] yang sakit, segera diduduki oleh dewi yang menyebut dirinya sebagai Dewi Pembunuh Midgard yang asli.

"Sejak saat aku tahu kalau Odin berharap lebih padamu, aku membencimu. Hanya Kau yang masih menganggapku saudari. Kau tampak menyedihkan," ujar Mallory memaksa [Y/n] untuk melepaskan genggaman pada pedang excalibur. Sementara tangan [Y/n] yang menganggur, ia injak sekuat-kuatnya hingga berbunyi suara retakan. "Kuberitahu kepadamu, kalau Lucius adalah ayah kandungmu. Melawan orang yang memiliki hubungan darah denganmu, pasti menyakitkan, kan?"

[Y/n] tersenyum, masam. "Ah ... takdir begitu kejam. Aku selalu tak pernah mendapat apapun yang kumau. Bahkan ayah yang kuinginkan kasih sayangnya, justru ingin membunuhku."

"Apanya yang sempurna?" tanya [Y/n], secara suka rela melepas genggaman pada pedang excalibur. Tangannya kini mengelus pipi Mallory dengan lembut. "Aku selalu dipaksa memilih dalam hidupku. Membunuh atau dibunuh. Baik oleh suami..., ibu yang membuangku..., ayah..., ataupun saudariku, Mallory. Kau benar, aku menyedihkan sekali. Kau pasti bahagia bisa bertemu Lucius dan berjuang bersama, demi melawanku. Dia pasti sangat mendukungmu menjadi dewi, aku senang. Aku akan mengundurkan diri menjadi Dewi Pem--"

"Apa yang Kau pikirkan, [Y/n]?" suara tegas sampai ke telinga Mallory dan [Y/n]. Kedua dewi itu menoleh ke kanan, menatap pria tua berjubah hitam penuh darah. Dengan dua gagak putih dan hitam di setiap pundaknya. Serta seperti biasa, langkah kaki dewa tua itu, tak terdengar.

Dewi yang dianggap sebagai tingkat tinggi saja tidak tahu, sejak kapan raja para dewa yang mereka segani, berdiri di sana. "Kau anakku. Aku yang membesarkanmu. Kau pantas menjadi dewi. Tunjukkan pedang yang Kau beri nama excalibur itu kepadanya."

[Y/n] terkesima, secercah harapan muncul dalam batinnya. Sosok Odin yang dingin mengakui dirinya sebagai anak? Ah, ia merasa sangat keren diakui oleh dewa mahakuat seperti Odin. Sampai-sampai ia terkekeh dan tangannya yang sempat mengelus pipi Mallory. Sekarang menutup kedua mata, haru.

Ia mengambil cepat pedang excalibur, tatapannya kini merendahkan sang kakak.

"Sepertinya Pak Tua berkata begitu karena ia tak ingin kalau hanya aku yang memasang wajah frustrasi sementara Kau tidak, Kak," gumam [Y/n]. Mallory menggertak gigi, pedang gramnya ia ayunkan. "Excalibur, bantu aku."

Suara nyaring akibat bentrokan pedang, begitu memekakkan telinga. Mallory melotot, menatap pedangnya yang kini terbelah dua. Di antara pedang yang terbelah dua itu, ia dapat melihat [Y/n] dengan hawa membunuh yang begitu dahsyat. Sampai-sampai ia, yang juga Dewi Pembunuh Midgard, tak percaya jika ada makhluk yang bisa mengeluarkan hawa kejam sekental itu.

Ada satu hal lagi yang membuat Mallory melotot dan semakin murka. Pedang excalibur yang [Y/n] pegang, melaju begitu tangkas hingga mampu menangkis ayunan Mallory yang pesat. Parahnya, ia tak merasakan ada energi [Y/n] yang tersalur pada pedang hitam dengan fuller merah milik [Y/n].

Dan ... sejak kapan, pedang excalibur [Y/n] menjadi hitam?

"Kebencian pada diri sendiri, rasa iba kepada diri sendiri, membuat [Y/n] lebih memahami dirinya sendiri. Ia hanya butuh sebuah dukungan, agar ia memiliki sebuah harapan. Dan saat harapan tersebut muncul, aura negatif pada dirinya berubah menjadi cambukan positif. Agar ia tak mengeluarkan aura negatif lagi, ia menjadikan kebencian dan dukungan sebagai sebuah pengetahuan. Dan pengetahuan itu pun tersalur pada pedang gram yang Kau ciptakan, " jelas Zeus, setelah meloncat ke atas atap. Ia menghampiri Odin yang menyeringai. Tangan kanannya menjambak imitasi Kronos yang perlahan berubah menjadi pasir.

✔ Is This Destiny? [ Hades X Reader] || Record of RagnarokTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang