[ Hades x Reader]
[Y/n] adalah dewi yang sangat kuat. Ia berada di jajaran dewi tingkat tinggi. Kedudukannya pun sejajar dengan tiga dewa terkuat di Olimpus dan Odin. Ialah Dewi Pembunuh Midgard pertama.
Para dewa sering menyebutnya sebagai dewi ya...
Di sebuah kediaman megah yang biasa disebut mansion. Terdapat remaja laki-laki yang berumur tujuh tahun lebih. Tengah berlari kian-kemari di aula yang luas, sembari memegang sebuah kapal pesiar mainan termahal pada masanya. Ia bermain bersama para bawahan wanita sang ibunda, yang memakai pakaian rapi berjas hitam.
Mansionnya adalah bukti kerja keras ibu anak tersebut. Sehingga mereka memiliki rumah megah yang bahkan manusia zaman itu pun tidak tahu bagaimana cara membuatnya. Pakaian, ornamen, dan gaya di kediaman [Y/n] berkali-kali lipat lebih furturistik dari zamannya. Ia adalah dewi yang suka perbedaan dan senang menyuruh bawahannya bekerja keras.
Jika diperjelas, anak itu memakai pakaian ala lolita. Di mana ia memakai kemeja putih pada bagian dalam, dengan celana pendek cokelat jumper motif kotak-kotak. Tak lupa, ia juga memakai dasi kupu-kupu dan suspender yang memiliki warna dan motif sama seperti celananya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(Kira-kira begini)
Anak laki-laki itu memiliki rambut putih dan mata seperti sang ibunda. Dirinya tumbuh menjadi anak yang tampan dan juga kuat. Ia juga lelaki yang mandiri.
"Damian, sudah ibu bilang, bukan? Untuk tidak berlari-lari di ruangan tertutup?" omel [Y/n], berdiri di tangga aula. Sepuluh bawahan wanitanya yang berada di aula, tersentak dan mengajak anak tersebut untuk beralih ke tempat lain. Anaknya yang tak lain bernama Damian mendengkus, ia beranjak menuju halaman mansionnya.
Tatapan [Y/n] mengikuti tubuh anak dan sepuluh bawahannya, sebelum akhirnya ia kembali menatap ke depan. Lantas melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda. Ia melangkah dengan anggun, suara sepatu haknya tak terdengar sama sekali. Ditambah, pakaian wanita tersebut memiliki transformasi yang sangat berbeda. Ia yang seringkali memakai pakaian tunica, kini memakai gaun mengembang ala bangsawan Eropa Kuno.
Sesampainya di aula, ia belok kanan dan memasuki sebuah ruangan yang ia gunakan sebagai ruang kerja. Wanita itu duduk di kursi emas dengan bantal merah, lantas memeriksa setiap lembar kertas yang berisi tugas-tugasnya sebagai dewi.
"Mengapa kertas semua tugasnya? Bukankah harusnya semua tugasku akan otomatis ada di catatanmu?" tanya [Y/n], Tirta pun muncul.
"Maaf, Nyonya. Selama ini mereka memuja Anda, tetapi ketika ingin meminta permohonan... mereka justru menulisnya di kertas. Maka dari itu, saya hanya mengambil seluruh kertas yang berisi permohonan mereka," jelas Tirta, penuh hormat.
"Begitu. Permintaan mereka hampir sama semua. Jangan-jangan para pengikut yang memintaku kali ini adalah mereka yang hendak perang, ya, Tirta?" tanya [Y/n], karismatik. "Lagipula, mengapa aku harus mengurus Bangsa Yunani dan Romawi? Bukankah mereka punya dewa sendiri?"
Tirta mengangguk. "Ya, perang antar kubu Yunani dan Romawi akan pecah. Sepertinya rencana penyerangan kubu Romawi telah bocor, oleh sebab itu kubu Yunani mempersiapkan diri. Lalu, mereka melakukan pemujaan kepada Nyonya untuk mendapatkan kemenangan. Saya pikir nama Anda sudah sangat terkenal, maka dari itu mereka memuja Anda dan mulai meninggalkan dewa mereka."