Chapter 3

1.1K 79 36
                                    

Berlin, Germany

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Berlin, Germany

Setelah seperti orang gila saat mendapati sosok Edward yang tidak sengaja dia jumpai di sebuah pusat perbelanjaan, Calysta menyuruh Taylor untuk pulang ke hotel terlebih dahulu. Dia meyakinkan managernya untuk pergi menemui teman dan kembali sebelum tengah malam.

Calysta menjejalkan ongkos taksi. Mengabaikan sang supir yang memanggilnya hendak memberi uang kembalian. Beberapa kali kakinya yang memakai heels tersandung akibat tak memperhatikan jalan. Fokusnya tengah berada pada seorang pria yang baru saja berjalan masuk ke dalam bar.

Dia berjalan tergopoh-gopoh merasakan nyeri di bagian kakinya yang lecet akibat heels yang dipakai. Menaiki tangga dengan was-was, mengikuti Edward yang dengan santai memasuki sebuah koridor, dimana di kanan kirinya terdapat beberapa pintu ruangan.

Calysta menarik nafas panjangnya. Bersiap untuk menghadapi apa saja di balik pintu ketiga yang dimasuki oleh Edward.

"Nona, Anda tidak bisa masuk sembarangan kemari." kata seorang penjaga pintu ruangan yang menahan lengan Calysta ketika dia hendak masuk ke dalam ruangan tersebut.

"Singkirkan tanganmu itu!" Calysta berkata ketus, mengusap-usap lengannya yang baru saja terkena sentuhan oleh orang asing. Dia bergidik ngeri akan banyaknya kuman yang menempel di kulit dari tangan asing itu.

Buru-buru Calysta mengambil nafas sebanyak mungkin karena mendadak penyakit sialannya kambuh. Dia berusaha memfokuskan diri akan tujuannya kemari. Memikirkan hal menyenangkan seperti mandi dengan air hangat bercampur antiseptik yang dapat mematikan kuman-kuman bersarang pada tubuhnya.

Berhasil. Nafasnya sudah stabil dan dia menegapkan kembali tubuh dengan dagu terangkat.

"Kau tidak tahu siapa aku?" katanya mendelik pada kedua penjaga yang berdiri di depan ruangan itu.

"Ini sudah peraturan Nona, Anda tidak dapat masuk karena klien kami di dalam menyewa tempat ini beserta keamanannya."

Calysta mendengkus, dan di detik itu juga entah kegilaan apa yang merasukinya. Dia menerobos masuk namun tubuhnya terhuyung kebelakang saat penjaga mendorongnya.

Sebuah tangan berhasil menangkap tubuh Calysta. Dan anehnya aroma maskulin yang menguar terasa tidak asing. Rasanya tidak mungkin, sudah bertahun-tahun lamanya. Dia mendongak dan melebarkan mata ketika seseorang yang sudah berusaha di lupakan berada tepat di depannya. Cars.

"Kau tidak apa-apa?"

Calysta merasa tidak nyaman ketika Cars memperhatikan setiap jengkal tubuhnya dan terhenti pada kedua kaki yang telanjang dengan heels yang di jinjing.

"Aku ingin masuk ke dalam sana!" mengabaikan tatapan Cars yang sulit dia mengerti, Calysta berusaha kembali pada keadaan. Mengumpulkan berbagai macam isi pikiran yang terbagi antara Edward dan Cars. Memungutnya kembali satu persatu dan memutuskan untuk mengesampingkan perasaan tidak nyaman pada pria di sampingnya

Calysta FinnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang