Gerbang di depan sana menjulang tinggi. Mobil yang Calysta tumpangi berhenti. Seseorang penjaga keluar menghampiri. Taylor bergegas menurunkan kaca jendelanya.
"Selamat malam Mrs, ada keperluan apa anda kemari?"
"Aku mengantar Nona Calysta untuk memenuhi undangan Mrs Sanchez. Kau bisa mengonfirmasinya terlebih dahulu."
Penjaga tersebut melirik Calysta yang duduk anggun di kursi penumpang belakang mobil. Setelah melakukan panggilan melalui handy talkie, gerbang tinggi itu terbuka lantas si penjaga memberikan jalan bagi mobil mereka untuk jalan.
"Wah.. Sepertinya kawasan rumah ini akan terlihat sangat asri di pagi hari." Ucap Taylor memulai obrolan.
"Aku tidak mengerti mengapa mereka memilih rumah dengan konsep perhutanan seperti ini alih-alih apartemen mewah atau penthouse."
Saat melewati jalanan aspal satu arah menuju rumah peristirahatan keluarga Sanchez, Calysta mengingat bagaimana hari-harinya di rumah kayu bersama Cars. Jalanan yang sama persis di kelilingi pohon-pohon tinggi menuju rumah utama melempar ingatannya kembali. Suasana juga suara hewan-hewan malam terdengar samar membuatnya tiba-tiba saja merindukan hari-hari itu.
"Namanya juga konsep rumah peristirahatan, Callie. Mereka pasti akan memilih yang ternyaman. Apalagi dari yang aku baca, Augusto Sanchez sangat menyukai alam. Dia bahkan menyumbang banyak uang untuk pelestarian lingkungan. Baru-baru ini mereka mengikuti gerakan menanam pohon bersama. Tidak heran jika konsep rumah peristirahatan mereka seperti ini."
Rumah di depan sana sudah terlihat seiring laju mobil yang semakin mendekat. Terlihat indah dengan gemerlap lampu taman juga warna-warni bunga yang tumbuh melingkari bangunan. Sepertinya tukang kebun mereka mempunyai tugas yang berat dalam menjaga keindahan taman.
"Aku akan menjemputmu pukul sebelas nanti." Kata Taylor begitu mobil sudah berhenti tepat di depan rumah keluarga Sanchez.
"Apa aroma antiseptiku tercium?" Calysta bertanya dan Taylor sengaja membalikan badan untuk mengendus wangi parfum yang bercampur dengan antiseptik.
"Tidak terlalu kentara. Ini jauh lebih baik," jawab Taylor.
Seperti tidak puas akan jawaban managernya tersebut, Calysta membuka clutch miliknya lalu meraih botol parfum. Menyemprotkan cairan itu ke beberapa titik tubuhnya seperti pergelangan tangan juga area belakang leher.
Augusto dan Buena terlihat berdiri di depan pintu menunggu kedatangannya. Calysta turun dari mobil setelah merapikan sedikit penampilan dan melambai pada Taylor yang menurunkan kaca jendela untuk berpamitan.
"Aku sudah menunggumu, Callie." Buena memberikan kecupan di pipi Calysta.
"Selamat datang, Callie. Istriku sangat antusias membicarakanmu."
"Terimakasih Augusto. Aku sangat tersanjung karena kalian mau mengundangku."
"Ayo masuk. Kita sudah menyiapkan hidangan untukmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Calysta Finn
RomanceKata orang cinta pertama itu tidak akan dapat terwujud dan Callie merasakan hal itu. Bertahun-tahun ia mengejar Cars, putra dari temam dekat orang tuanya serta sahabat sang kakak. Hingga pada akhirnya Callie menarik kembali seluruh perasaannya dan m...