Chapter 20

439 24 7
                                    

Himpitan lengannya pada leher pria itu semakin mengetat kala tidak adanya kepatuhan dari cara menjawab semua perkataannya sedari tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Himpitan lengannya pada leher pria itu semakin mengetat kala tidak adanya kepatuhan dari cara menjawab semua perkataannya sedari tadi. Hunter sangat tahu mereka berdua hanyalah kacung tetapi orang bodoh di depannya ini selalu merusak rencananya.

Setelah tujuh menit berlalu selesai sambungan video bersama Tuan mereka, keduanya beradu argumen sengit. Tidak ada dari mereka yang berhasil menjalankan tugas. Hunter gagal menghabisi Calysta dan berakhir dengan gadis itu yang sekarang di jaga ketat oleh kemanan kapal. Sementara pria bernama Sam tidak berhasil membawa lukisan milik Tuan mereka.

Yang membuat Hunter sangat ingin membunuh Sam saat ini, karena pria itu benar-benar licik seperti ular. Sam berulang kali mengambil langkah gegabah untuk mencelakai Calysta padahal mereka berdua tahu jika gadis itu tidak pernah lepas dari pengawalnya. Semua Sam lakukan untuk menebus kesalahannya yang tak dapat membawa pulang lukisan bernilai fantastis itu. Tahu jika nyawanya akan berada di ujung tanduk, dia ingin mengambil alih pekerjaan Hunter.

Sam pikir akan lebih mudah mencelakai seorang target yang sudah pasti terindentifikasi daripada harus mengambil kembali barang milik Tuannya yang entah berada di tangan siapa. Tapi bukan berarti dia bisa lepas tangan begitu saja. Minimal jika Sam berhasil membunuh Calysta, Tuan tidak akan begitu marah padanya.

"Aku bilang---" Hunter menekan kata-katanya dengan gigi bergemelatuk, "Jangan pernah masuk ke wilayahku untuk apapun hal itu bodoh!" Jelasnya jengkel.

Tenggorokan Sam tercekat, dia mulai batuk-batuk begitu lengan Hunter semakin menekan lehernya hingga tercekik. Tangannya memukul-mukul udara karena tak sampai mengenai tubuh Hunter, dia meronta untuk dilepaskan.

"Jika tingkah gegabahmu itu membuat identitas kita terbongkar, aku bersumpah akan melempar tubuhmu ke dalam mulut hiu di bawah lautan sana!" Kata-kata itu sangat berlebihan, tentu saja Hunter tahu. Tapi untuk menakuti pria yang sering kali bertingkah seperti wanita ini memanglah harus menggunakan kalimat hiperbola. Otaknya sedikit berbeda dengan pemikiran manusia normal. Daripada mengancam menembak kepalanya, Hunter lebih memilih mengancam Sam masuk ke mulut hewan besar seperti hiu agar imanjinasinya menjadi semakin liar mengerikan.

Lihat bagaimana wajah Sam yang semula tak kenal takut sekarang nyalinya menjadi ciut. Saat itu juga Hunter melepaskannya. Sontak Sam terbatuk-batuk dan mengumpat.

Sam menatap Hunter dengan tajam, "aku hanya ingin membantu karena di sini kita partner. Tapi lihat betapa brengseknya kau?"

"Aku tidak butuh bantuan gegabahmu seperti saat sarapan pagi tadi. Kau hampir saja membuat kita celaka!"
seru Hunter.

Jika membunuh dapat semudah yang Sam pikirkan, mungkin Hunter tidak akan repot-repot belajar seni bela diri. Tidak akan repot-repot belajar menggunakan senjata tajam tanpa perlu memikirkan rencana yang matang.

Seperti hal gila yang Sam lakukan pagi tadi, pria itu dengan entengnya bilang akan mengambil alih tugas Hunter untuk menyingkirkan Calysta. Pria itu dengan entengnya bicara akan meracuni makanan Calysta dan membuatnya mati dalam sekejap. Untung saja tindakan konyol yang tak terstruktur itu dapat Hunter cegah begitu piring salad yang akan disajikan pelayan diperiksa. Hunter terpaksa berpura-pura tidak sengaja menyenggol dan membuat makanan itu dibuat ulang.

Calysta FinnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang